Articles
DOI: 10.21070/icecrs2020376

Quality Management of Islamic Education in Hasan Langgulung's Perspective


Manajemen Mutu Pendidikan Islam dalam Perspektif Hasan Langgulung

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Quality Management Islamic Education Perspective Hasan Langgulung

Abstract

This Study examines the lack of quality of Islamic education in a variety of education issues in general. Then this researcher will review how quality management of Islamic education in the perspective of Hasan Langgenger. The process of data collection is done by Naturally that the source of This research will be focused on the primary data that is the work of a Hasan Langgulung. Analysis results bring up the 3 themes discussed here: The quality of teacher education, the quality of Islamic education system, the role of parents on the quality of Islamic education. The study of the three themes is very useful to improve the quality management of Islamic education.

PENDAHULUAN

Dalam Pendidikan merupakan alat yang terbaik guna membina pribadi maupun kelompok untuk mencapai kebutuhan, mengangkat derajat, dan kecakapannya. Dengan kata lain, pendidikan merupakan suatu proses untuk mempersiapkan generasi mudanya untuk menjalankan kehidupan secara efektif dan efisien. Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan, khususnya pendidikan dasar dan menengah. Berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional, misalnya pengembangan kurikulum nasional dan lokal, peningkatan kompetensi guru melalui pelatihan, pengadaan buku dan alat pelajaran, pengadaan dan perbaikan sarana dan prasarana pendidikan, dan peningkatan mutu manajemen sekolah. Namun demikian, berbagai indikator mutu pendidikan belum menunjukkan peningkatan yang berarti. Sebagian sekolah dan madrasah, terutama di kota-kota, menunjukkan peningkatan mutu pendidikan yang cukup menggembirakan, namun sebagian lainnya masih memprihatinkan.

Permasalahan pendidikan di Indonesia secara umum, diidentifikasi dalam empat krisis pokok, yaitu menyangkut masalah: kualitas, relevansi, elitisme, dan manajemen. Berbagai indicator kuantitatif dikemukakan berkenaan dengan keempat masalah di atas, antara lain analisis komparatif yang membandingkan situasi pendidikan antara negara di kawasan Asia. Keempat masalah tersebut merupakan masalah besar, mendasar, dan multidimensional, Permasalahan ini terjadi pada pendidikan secara umum di Indonesia, termasuk pendidikan Islam yang dinilai justru lebih besar problematikanya. Oleh karena itu sangat penting bagi pembangunan nasional untuk memfokuskan peningkatan mutu pendidikan. Pendidikan yang bermutu akan diperoleh pada madrasah atau sekolah yang bermutu, dan madrasah atau sekolah yang bermutu akan menghasilkan SDM yang bermutu pula.

Tentu saja untuk menciptakan sebuah lembaga pendidikan yang bermutu sebagaimana yang diharapkan banyak orang atau masyarakat bukan hanya menjadi tanggung jawab sekolah, tetapi merupakan tanggung jawab semua pihak. Mutu produk pendidikan akan dipengaruhi oleh sejauh mana lembaga mampu mengelola seluruh potensi secara optimal mulai dari tenaga kependidikan, peserta didik, proses pembelajaran, sarana pendidikan, tenaga kependidikan, keuangan dan termasuk hubungan dengan masyarakat.

Meningkatkan mutu lembaga pendidikan demi tercapainya tujuan dan keberhasilan pendidikan nasional tentu bukanlah perkara yang mudah. Upaya ini harus benar-benar mendapatkan dukungan sepenuhnya dari berbagai pihak, agar dalam proses pelaksanaannya tidak tersendat-sendat dan keberhasilan dapat dicapai dengan mudah. Berbagai partisipasi dari seluruh elemen terkait pun sangat diperlukan, dalam hal ini ialah pemerintah, warga sekolah, orang tua siswa, tokoh agama dan seluruh tokoh masyarakat lah yang harus berperan aktif dalam meningkatkan mutu lembaga pendidikan melalui kerja sama yang solid. Partisipasi mereka sangat dibutuhkan dan menentukan, serta mendukung upaya peningkatan mutu lembaga pendidikan di negara ini.

Tujuan Penelitian

Berangkat dari formulasi perumusan masalah di atas, maka ada beberapa hal mendasar yang menjadi tujuan dari penelitian ini. Tujuan penelitian merupakan sesuatu yang sangat fundamentil dalam penulisan ini, sebab dari tujuan itu akan menentukan corak dan isi penelitian. Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk: 1). Untuk mengetahui secara jelas bagaimana Konsep Manajemen Mutu Pendidikan Islam Dalam Perspektif Hasan Langgulung. 2). Untuk Mendiskripsikan konsep Pemikiran Hasan Langgulung, 3). Untuk mengetahui secara jelas sejauh manakah implikasi pemikiran Hasan Langgulung

METODE

Jenis penelitian yang penulis lakukan merupakan penelitian kategori penelitian kepustakaan (library research). Untuk sampai pada inti permasalahan yang dibahas, penulis memakai penelitian dengan acuan yang menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu penelitian yang digunakan untuk meneliti pada obyek yang alamiah. Pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan secara alamiah, apa adanya dalam situasi normal yang dimanipulasi keadaan dan kondisinya.

  1. Jenis Penelitian dan Analisa Data
  2. Sumber Data

Sumber penelitian ini akan difokuskan pada data-data primer yang merupakan karya Hasan Langgulung meliputi antara lain: Asas-asas Pendidikan Islam, Pendidikan Islam dalam Abad ke 21, Beberapa Pemikiran Tentang Pendidikan Islam, Pendidikan dan Peradaban Islam<, dan Manusia dan Pendidikan.

Sedangkan data-data sekunder yang akan menjadi data pendukung adalah buku-buku, tulisan-tulisan lain yang ada relevansinya dengan masalah yang diteliti dalam penelitian ini.

PEMBAHASAN

Konsep Manajemen Mutu Pendidikan Islam

Pentingnya manajemen dalam penyelenggaraan sebuah organisasi merupakan hal yang mutlak diperlukan, Berbagai penelitian menunjukkan bahwa manajemen mutu berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Berdasarkan penelitian, dapat dipahami bahwa ada hubungan antara dimensi mutu dan kinerja organisasi. Suatu penelitian juga membuktikan bahwa praktik manajemen mutu memiliki pengaruh terhadap kinerja dan keunggulan kompetitif perusahaan.

Demikian halnya dalam sebuah lembaga pendidikan, manajemen mempunyai tempat yang penting. Apalagi menyangkut pengembangan mutu pendidikan Islam yang ada di sebuah lembaga pendidikan islam, maka memerlukan partisipasi aktif dan dinamis dari orang tua, siswa, guru dan staf lainnya termasuk institusi yang mempunyai kepedulian terhadap pendidikan Islam, oleh karna itu lembaga pendidikan Islam harus mampu merubah paradigma baru pendidikan yang berorientasi pada mutu semua aktifitas yang berinteraksi di dalamnya, seluruhnya mengarah pencapaian pada mutu. Suryadi Poerwanegara menyampaikan ada enam ungsur dasar yang mempengarui suatu produk : 1) Manusia 2) Metode 3) Mesin 4) Bahan 5) Ukuran 6) Evaluasi Berkelanjutan.,

Berdasarkan pengertian di atas bahwa Manajemen Mutu Pendidikan memiliki prinsip : 1). Meningkatkan Mutu Pendidikan hanya dilaksanakan oleh Guru yang baik, 2). Meningkatkan Mutu Pendidikan hanya dilaksanakan oleh lembaga dengan system yang baik, 3). Meningkatkan Mutu Pendidikan hanya dilaksanakan oleh peran orang tua

Mutu Pendidikan Guru

Menurut Hasan Langgulung, untuk meningkatkan Mutu Pendidikan Islam adalah meningkat mutu pendidikan Guru, berkenaan dengan program pendidikan guru, ada bukti-bukti yang jelas bahwa kesan-kesan latihan dalam pemikiran kreatif berpindah kepada aktifitas-aktifitas lain yang perlu pemikirkan kreatif, dalam rancangan pendidikan guru kita : 1). Perubahan obyektif-obyektif kursus agar supaya mengandung pengembangan kemahiran pemikiran kreatif tentang kandungan kursus, 2). Perubahan kurikulum di mana penuntut-penuntut mempelajari banyak hal dengan cara kreatif yang sekarang ini diajar dengan cara terpimpin dan memperoleh pengalaman dalam menterapkan maklumat saintifik secara kreatif, 3). Pengembangan metode dan alat-alat yang akan mendorong pertumbuhan kreatif dan mengasa murid-murid belajar secara kreatif, 4). Pengembangan alat-alat untuk menilai pencapaian dalam kursus-kursu yang melibatkan pemikiran kreatif, 5). Pengembangan hubungan guru-murid dan prinsip-prinsip untuk menilai pemikiran kreatif,

Guru merupakan ujung tombak dalam pendidikan (proses pembelajaran), karena guru orang yang berhadapan langsung dengan peserta didik. Untuk itu guru harus mampu bekerja dengan baik sehingga peserta didik yang dihasilkan akan memilki kompetensi yang sesuai dengan harapan. “Undang-Undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 4 menegaskan bahwa guru sebagai agen pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional. Untuk dapat melaksanakan fungsinya dengan baik, guru wajib untuk memiliki syarat tertentu, salah satu di antaranya adalah kompetensi”.

Tentang guru-guru muslim yang ideal ada beberapa kajian yang telah dibuat diperbagai negeri Islam seperti mesir, Arab Saudi, Turkey, Malaysia, Pakistan, dan lain-lain. Sayang sekali bahwa hasil-hasil kajian itu tidak disampaikan ke negeri-negeri islam yang lain. Dengan kata lain, tidak ada komunikasi dikalangan negara-negara Islam untuk menyampaikan hasil-hasil kajiannya melalui penerbitan-penerbitan professional. Aktivitas-aktivitas seperti ini seharusnya dilaksanakan dan mendapat bantuan dari Pusat Pendidikan Islam Sedunia (WCIE). Disini sudah tampak pentingnya peranan yang dipegang oleh Pusat Pendidikan Islam Sedunia (WCIE) untuk mengkordinasikan program-program latihan guru di dunia Islam.

Mutu system pendidikan Islam

Menurut Hasan Langgulung, Untuk meningkatkan Mutu Pendidikan berikutnya adalah sistem lembaga pendidikan karna lembaga pendidikan islam itu bukanlah pendidikan lembaga beku, tetapi fleksibel, berkembang dan menurut kehendak waktu dan tempat, system islam dalam pendidikan islam lahir bersamaan dengan kebangkitan islam, dan dilanjutkan dan dikembangkan oleh ulam-ulama dan ahli-ahli muslim dalam bidang masing-masing, Dalam pengertian seperti ini lembaga pendidikan Islam mengalami perkembangan dari waktu ke waktu sesuai dengan perkembangan kaum muslimin itu sendiri, dalam perspektif historis, lembaga pendidikan Islam berkembang sedemikian rupa; dari sejak rumah sebuah keluarga tepatnya dari Al-Arqam bin Abi AlArqam sampai kepada madrasah (sekolah). Dan inilah perkembangan terakhir dari lembaga pendidikan Islam, dalam arti tidak ada lagi perkembangan sistem yang lebih dari sistem madrasah tersebut. Dengan demikian lembaga pendidikan Islam dalam perkembangannya memasuki periode yang terakhir., Oleh karna itu dengan sistem perbaikan mutu berkelanjutan (continous quality improvement system) sehingga penjaminan mutu dapat sekaligus memperbaiki mutu sekolah atau program studi, Sedangkan dalam filsafat mutu menganut prinsip bahwa tiap proses perlu diperbaiki dan tidak ada proses yang sempurna perlu selalu diperbaiki dan disempurnakan.

Menjamin terselenggaranya pendidikan yang berkualitas, diperlukan penilaian secara terus menerus dan berkesinambungan terhadap kelayakandan kinerja untuk pebaikan dan peningkatan mutu lembaga pendidikan. Penilaian terhadap kelayakan dan kinerja secara berkesinambungan tesebut tidak dapat dilepaskan kaitannya dengan manajemen, khususnya manajemen mutu lembaga pendidikan yang terpadu dan menyeluruh, yang mempunyai tujuan utama mencegah dan mengurangi resiko terjadinya kesalahan dalam proses produksi. Kalau system itu tidak dirombak, maka penilaian itupun tidak lebih dari penilaian tambal sulam

Peranan Orang Tua Terhadap Mutu Pendidikan Islam

Menurut Hasan Langgulung, Semua agama dan ahli-ahli fikir yang pernah dikenal oleh sejarah menunjukkan pentingnya kelurga dalam pembinaan suatu masyarakat, setiap agama dan aliran fikiran itu telah membuat peraturan-peraturan untuk mengatur, melaksanakan dan memelihara kelanjutan hidup keluarga tersebut

Oleh sebab itu menurut pandangan Islam, peranan orang tua yang sangat di butuhkan terlebih pendidikan moral adalah penting bagi setiap individu yang harus dipunyai setiap kanak-kanak dari permulaan perkembangnya untuk dapat berfungsi sebagai manusia dan warga negara yang baik. sehingga anak tersebut mampu membimbing diri sendiri. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Al-Quran surat An-Nahl ayat 78 yang berbunyi :

“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur”

Walaupun pendidikan akal telah dikelola oleh institusi-institusi yang khusus semenjak dari dahulu, tetapi keluarga masih tetap memegang peranan penting dan tidak dapat dibebaskan dari tanggung jawab ini, bahkan ia memegang tanggung jawab besar sebelum anak-anaknya memasuki sekolah, sebagaimana hadist Nabi menyebutkan dalam shoheh bukhori

“Telah menceritakan kepada kami (adam) telah menceritakan kepada kami (Ibnu Abu Dza’bi) dari (Az Zuhry) dari (Abu Salamah bin ‘Abdurrahman) dari (Abu Hurairah) radliallahu ‘anhu) berkata; Nabi Shallahu’alaihiwassalam bersabda: “Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah. Kemudia kedua orang tunyalah yang akan menjadikan anak itu menjadi yahudi, Nasrani atau Majusi sebagaimana binatang ternak yang melahirkan binatang ternak dengan sempurna. Apakah kalian melihat ada cacat padanya?”

Proses sosialisasi berlaku semenjak kanak-kanak masih bayi, dalam masa itu agen sosialisasi satu-satunya adalah ibu dan bapak, apa yang dikatakan, dibuat, atau dilarang oleh orang tua diturut si anak dengan segala senang hati tetapi kalua si anak memperhatikan ada pertentangan antara tingkah laku orang tuanya, maka si anak menjadi bingung yang menjadi sebab si anak membantah dan mendurhakai orang tuanya,

Sesudah anak-anak masuk sekolah tanggung jawab keluarga dalam pendidikan intelektual bertambah luas. Sekarang menjadi kewajiban keluarga dalam bidang ini adalah menyiapkan suasana yang sesuai dan menggalakkan untuk belajar, mengulangi pelajaran, mengerjakan tugas, mengikuti kemajuan sekolah, bekejasama dengan sekolah untuk menyelesaikan masalah pelajaran yang dihadapinya, menggalakkan mereka untuk mengulangi pelajaran dan membimbing mereka cara yang paling sesuai untuk belajar jika mereka faham akan hal tersebut, begitu juga denganmemberi peluang untuk memilih jurusan pada pelajaran yang disukainya, menghormati ilmu pengetahuan dan orang-orang berilmu, dan lain sebagainya

KESIMPULAN

Manajemen pendidikan islam mempunyai tempat yang penting. Apalagi menyangkut pengembangan mutu pendidikan Islam yang ada di sebuah lembaga pendidikan islam. Maka dari itu untuk meningkatkan mutu pendidikan islam ada tiga pokok dasar: 1) Peran Guru yang baik karena guru yang berhadapan langsung dengan peserta didik, maka dari itu guru harus mempunyai kualitas yang baik karna adanya murid menjadi baik karna guru yang baik begitu pula sebaliknya. 2) Sistem Pendidikan yang baik karna system Lembaga pendidikan yang berkualitas itu menunjang adanya mutu pendidikan yang berkualitas pula sehingga bisa mengantarkan anak-anak didik menjadi apa yang mereka mau 3) Peran orang tua yang baik karna peranan orang tua sangat penting mulai dar bayi sampai anak-anak itu mulai masuk sekolah dengan kata lain orang tua harus memperhatikan penuh baik kegiatan diluar kelas maupun di dalam kelas

UCAPAN TERIMA KASIH

Alhamdulillah wa syukrulillah, atas segala limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya. Sholawat serta salam semoga senantiasa terlimpah kepada Nabi agung Muhammad SAW dan para sahabat dan penegak sunnah-Nya sampai akhir zaman.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Bapak Dr. Nurdyansyah, S.Pd, M.Pd selaku Dosen Pembimbing, di sela-sela rutinitasnya namun tetap meluangkan waktunya untuk memberikan petunjuk, dorongan, saran dan arahan sejak rencana penelitian hingga selesainya penulisan artikel ini

Artikel ini lebih jauh dari kesempurnaan baik dari isi maupun tulisan maka diperlukan kritik dan saran untuk memperbaiki Artikel ini. Atas kritik dan saran diucapkan terimakasih

Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada

  1. Bapak Dr. Hidayatullah, M.S.i Selaku Rektor UMSIDA
  2. Ibu Dr. Istiqomah, M.Ag Selaku Dekan
  3. Seluruh Staf Pengajar (Dosen) Fakultas MPDI
  4. Seluruh Sahabat Kelas MADIN

Kepada keluarga besar tercinta dengan penuh kasih saying dan kesabaran yang telah mendukung dan berdoa atas kesuksesan menyelesaikan artikel ini

Akhirnya kepada Allah SWT senantiasa penulis berharap semoga ilmu yang di dapat bisa bermanfaat baik untuk orang lain terutama untuk diri sendiri. Amin Ya Robbal ‘alamin

References

  1. Azyumardi Azra, (1998) Esei-Esei Intelektual Muslim dan Pendidikan Islam. Jakarta: Logos Wacana Ilmu
  2. Rubini, (2003). Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan Islam, jurnal Komunikasi dan Pendidikan Islam, 6, 2, 12.
  3. Hujair A. H. Sanaky, (2008), Permasalahan dan Penataan Pendidikan Islam Menuju Pendidikan yang Bermutu, Jurnal Tarbawi, 1, I.
  4. Faisal Mubarok, Faktor dan Indikator Mutu Pendidikan Islam, Jurnal Management of Education, 1.
  5. Mulyadi, (2010) Kepemimpinan Kepala Madrasah Dalam Mengembangkan Mutu Madrasah (Study Multi Kasus Di Madrasah Terpadu MAN 3 Malang, MAN Malang I dan MA Hidayatul Mubtadi’in Kota Malang) : Badan Litbang dan Diklat Kementrian RI.
  6. Sugiyono, (2007) Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D : Bandung: Alfabeta,
  7. Lexi J. Moleong, (2007) Metodologi Penelitian Kualitatif :Bandung: Rosda Karya,
  8. Anselm Strauss dan Juliet Cobin, (1998) Basics of Qualitative Research: Techniques and Procedures for Developing Grounded Theory : California: Sage Publication Inc.
  9. Suharsimi Arikunto, (2006) Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik: Jakarta: Rineka Cipta.
  10. Muhammad Fadhli, (2017) Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan Islam, TADBIR : Jurnal Studi Manajemen Pendidikan, 1, 02.
  11. Abdul Haris dan Nurhayati, (2012), Manajemen Mutu Pendidikan: Bandung: Alfabeta,
  12. Suryadi Poerwanegara, (2002) Filosofi Baru Tentang Manajemen Mutu Terpadu: Jakarta, PT.Bumi Aksara.
  13. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2015 Tentang Guru dan Dosen
  14. Hanief Saha Ghafur, (2008) Manajemen Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi di Indonesia: Suatu Analisis Kebijakani: Jakarta: Bumi Aksara.
  15. Nana Syaodih Sukmadinata dkk, (2006) Pengendalian Mutu Pendidikan Sekolah Menengah: Konsep, Prinsip, dan Instrumen: Bandung: Refika Aditama.
  16. Mohammad Ali, (2007) Penjaminan Mutu Pendidikan” dalam Mohammad Ali, Ibrahim, R. , Sukmadinata, N. S. , Sudjana, D. , dan Rasjidin, W. (Penyunting), Ilmu dan Aplikasi Pendidikan: Bandung:Pedagogiana Press.
  17. Al-Qur’an Al Karim
  18. Shoheh Bukhori 1296
  19. Hasan Langgulung, (1985) Pendidikan dan peradaban Islam: Jakarta, Pustaka Al Husna.
  20. Hasan Langgulung, (1986) Manusia dan Pendidikan: Jakarta, Pustaka Al Husna.
  21. Hasan Langgulung,(1980) Beberapa Pemikiran Tentang Pendidikan Islam: Bandung, PT Al Ma’rif.
  22. Hasan Langgulung, (2003) Pendidikan Islam dalam abad ke 21: Jakarta, Al Husna Baru.
  23. Hasan Langgulung, (2000) Asas-asas Pendidikan Islam: Jakarta, Al Husna Zikra.