Abstract

Every educational institution which is engaged in services and society, must be entitled to the goals in accordance with the institutions that can achieve progress and success of other educational institutions. Therefore educational institutions must be able to create schools that are innovative, innovative and of high quality. This is done competing with other educational institutions, and creating quality schools. This research tries to. Through this research, it is expected to be a reference for schools. "Because school is a place for human resources to become superior human beings in the future and in the future. Quality in education in the form of services which require help and expectations of parties related to students. The type of research used in research is library research or research libraries. What is discussed with library research (Library Research) At this stage, researchers conduct what is called literature study, namely reference book research.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pendidikan”merupakan hal yang sangat urgen dalam kehidupan manusia. Bahkan bagi ummat Islam, pendidikan adalah hal yang pertama diajarkan Allah kepada Nabi Muhammad melalui surat Al-’alaq ayat 1-5 yang pertama kali diturunkan kepada Rasulullah SAW. Saat ini, manusia berlomba-lomba meninggikan jenjang pendidikan untuk beberapa alasan. Semakin tinggi dan bermutu jenjang pendidikan seseorang, bagi golongan sekuler, diangap mampu menjamin masa depan seseorang dengan baik. Mampu mendapat pekerjaan dengan mudah, mendapat pengakuan dari orang lain, dll. Selanjutnya bagi orang agamis, semakin tinggi dan bermutu jenjang pendidikan dapat menaikkan derajat seseorang dimata Tuhan dan manusia, bahkan secara tidak langsung dapat menjamin kehidupan seseorang dimsa”depan.

“Setiap lembaga pendidikan yang bergerak dalam bidang jasa dan pelayanan masyarakat, pastilah mempunyai kesamaan dalam tujuan yaitu berharap lembaga tepat bernaung dapat mencapai kemajuan dan kesuksesan dibanding lembaga pendidikan yang lain. Oleh sebab itu lembaga pendidikan harus mampu menciptakan sekolah yang kreatif, inovatif dan berkualitas. Hal ini dilakukan supaya dapat bersaing dengan lembaga pendidikan yang lain, dan menciptakan sekolah yang bermutu. Lembaga pendidikan tidak hanya bertanggung jawab dan berusaha sendiri dalam upaya peningkatan mutu pendidikan melainkan dapat dibantu wali murid dan masyarakat sekitar, untuk memproduksi mutu pendidikan.”\

“Pentingnya mutu dapat dilihat dari dua perspektif yaitu manajemen operasional dan pemasaran. Dalam perspektif manajemen operasioanl mutu produk berfungsi dalam meningktkan daya saing suatu produk yang dapat meberikan kepuasan kepada pelanggan. Bagi lembaga pendidikan mutu lulusan menjadi suatu hal yang snagat penting karena memunginkan pelanggan memperoleh kepuasan. Kepuasan pelanggan memungkinkan setia menggunakan lembaga pendidikan tersebut. Jika pelanggan dan pengguna semakin setia menggunakanlulusan atau produk, maka suatu lembaga pendidikan akan menjadi kompetiti dan komparatif dalam bersaing dengan lembaga pendidikan yang lain.

Setiap lembaga pendidikan yang sudah berkomitmen untuk menerapkan mutu di sekolah harus memenuhi komponen-komponen penting.”Yaitu selalu ada keinginan untuk berubah dari pihak yayasan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan.karena sejatinya pengertian mutu adalah berpikir untuk perubahan terhadap kualitas seklah yang lebih baik.”

“Lembaga pendidikan yang bermutu tidak hanya dilihat dari kualitas lulusannya sumber daya manusia (SDM) tetapi juga mencakup bagimana sekolah mampu memenuhi kebutuhan pelanggan sesuai dengan standar mutu yang berlaku. Pelanggan dalam hal ini adalah pelanggan internal (pendidik dan tenaga kependidikan) serta pelanggan eksternal (peserta didik, orang tua masyarakat dan lulusan)”

“Hal ini sesuai dengan pandangan Juran tentang mutu merefleksikan pendekatan refleksioal yang berdasarkan fakta terhadap organisasi bisnis dan amat menekankan pentingnya proses perencanan dan kontrol mutu. Titik fokus filosofi manajemen mutu nya adalah keyakinan organisasi terhadap produktivitas individual. Mutu dapat dijamin dengan cara memastikan bahwa setiap individu memiliki bidang yang diperlukannya untuk menjalankan pekerjaan yang tepat. Dengan perangkat yang tepat para pekerja akan membuat produk dan jasa yang secara konsisten sesuai dengan harapan kostumer.”

Pendapat Juran dapat direfleksikan pada manajemen mutu yang digunakan lembaga pendidikan di Indonesia. Bahwa rata-rata lembaga pendidikan di Indonesia menggunakan manajemen mutu bertujuan untuk memuaskan para pelanggan, yaitu para wali murid, peserta didik, masyarakat dan lulusan. Manajemen ini dilakukan secara konsisten, secara terus menerus sampai msyarakat menganggap bahwa suatu lembaga pendidikan memiliki nilai mutu yang baik.

“Pendapat Deming cenderung menempatkan mutu dalam artian yang manusiawi. Ketika pekerja sebuah perusahaan berkomitmen pada pekerjaan untuk dilaksanakan dengan baik dan memiliki proses manajerial yang kuat untuk bertindak, maka mutu pun akan mengalir dengan sendirinya. Definisi yang praktis menurut Dr. Deming adalah sebuah derajat variasi yang terduga standar yang digunakan dan emmiliki kebergantungan pada biaya yang rendah. Intinya menggunakan teknik statistik sederhana pada output program perbaikan yang berkelanjutan.

“Sedangkan menurut Menurut Crosby (1979:58) mutu ialah conformance to requirement, yaitu sesuai dengan yang disyaratkan atau distandarkan. Suatu produk memiliki mutu apabila sesuai dengan standar atau kriteria mutu yang telah ditentukan, standar mutu tersebut meliputi bahan baku, proses produksi, dan produk jadi. Dua ide Philip Crosby yang sangat menarik dan kuat dalam mutu. Yang pertama adalah bahwa mutu adalah gratis. Terlalu banyak pemborosan dalam sistem saat mengupayakan mutu. Yang kedua adalah ide bahwa kesalahan, kegagalan, pemborosan, dan penundaan waktu serta semua hal yang tidak bermutu lainnya bisa dihilangkan jika institusi memiliki kemauan itu. Ini adalah gagasan tanpa cacat yang kontroversial. Kedua ide tersebut sangat menarik jika diterapkan dalam dunia pendidikan. Gagasan bahwa peningkatan mutu dapat membantu organisasi menghilangkan kegagalan, khususnya kegagalan pelajar yang seringkali diabaikan oleh sebagian besar”institusi.

Berbeda dengan pandangan yang lain Dr. Kaoru Ishikawa memandang mutu dengan sebutan TQM, yang merupakan singkatan dari Total Quality Management merupakan filosofi layanan yang berpaku kepada kepuasan pengguna dan perbaikan layanan yang berkesinambungan (Wheelan, Hunger 318 in Wallach, Darren 1). Dalam bahasa Indonesia, TQM dapat juga disebut sebagai Pengelolaan Mutu Total atau PMT. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, fokus dari PMT adalah klien, konsumen, pembeli. Apapun itu namanya, merupakan bagian terpenting dari organisasi, terutama yang bergerak dalam bidang pelayanan/jasa.

“Menurut Dr. Kaoru Ishikawa, semua bidang yang bergerak dalam jasa harus memeperhatikan mutu supaya terfokus dalam kepuasan para pelanggan dan konsumen. Sehingga menggunakan jasa pada waktu yang berkesinambungan. Oleh sebab itu dibutuhkan beberapa komponen yaitu,Variabel kualitas yang lebih baik, Memberikan tanggapan yang cepat, Fleksibilitas dalam menghadapi pengguna danBiaya yang minim untuk peningkatan”kualitas.

“Menurut Feigenbaum mutu adalah produk komposit total dan layanan karakteristik pemasaran, teknik manufaktur, dan pemeliharaan di mana produk dan jasa yang digunakan akan memenuhi harapan pelanggan. Poin penting Feigenbaum ini adalah bahwa (1) kualitas harus didefinisikan dalam hal kepuasan pelanggan, (2) kualitas adalah multidimensi dan harus didefinisikan secara komprehensif, dan (3) karena terjadi perubahan kebutuhan dan harapan pelanggan, maka mutu adalah”dinamis.

Dari pendapat Feingenbaum menjelaskan bahwa Mutu produk dan jasa adalah seluruh gabungan sifat-sifat produk atau jasa pelayanan dari pemasaran, engineering, manufaktur, dan pemeliharaan di mana produk atau jasa pelayanan dalam penggunaannya akan bertemu dengan harapan pelanggan. Pelanggan adalah bagian utama dalam pengembangan produk, sebuah produk akan memiliki tingkat mutu kualitas yang baik apabila pelanggan memiliki kepuasan dari produk yang mereka”gunakan.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli, dapat dikatakan memiliki kemiripan karakteristik. Bahwa mutu sesuatu yang harus dilakukan terus menerus untuk memperbaiki produk bagi penyedia jasa. Dilakukan untuk menarik para konsumen. Apabila dikaitkan dengan lembaga pendidikan, mutu dilakukan untuk meperbaiki program-program sekolah secara bereksinambungan, Supaya para pengguna jasa atau walimurid puasa akan mutu sekolah. Selain itu supaya lembaga pendidikan dapat bersaing dengan lembaga sekolah lain dan memiliki integritas yang tinggi.

Melalui penelitian ini, diharapkan menjadi rujukan bagi sekolah.”Karena sekolah merupakan sebuah institusi tempat dibentuknya sumber daya manusia untuk menjadi manusia-manusia yang berkpribadian unggul di masasekarang dan di masa yang akan datang. Mutu dalam pendidikan diartikan dalam bentuk pelayanan yang mana pelayanan tersebut mampu memenuhi kebutuhan dan harapan pihak-pihak yang terkait dengan fokus utama tertentu pada peserta didik. Mutu pendidikan terus mengalami perkembangan seiring tuntutan hasil belajar. Begitu juga dengan lembaga pendidikan harus mengikuti perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan oleh sebab itu sekolah untuk mengembangkan kualitas lembaga pendidikan supaya memiliki daya saing tinggi.”

Berdasarkan pemaparan di atas dapat disusun sebuah judul “Implementasi Manajemen Mutu sekolah di Indonesia”. Memfokuskan masalah terhadap impelemtasi manajemen mutu sekolah di Indoensia. Mempunyai tujuan ingin mengatahui bagaimana implementasi manajemen mutu yang diterapkan sekolah di Indonesia.

METODE

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah penelitian kepustakaan atau library researhc. Yang dimaksud dengan penelitian kepustakaan (Library Research) Pada tahapan ini peneliti melakukan apa yang disebut dengan kajian pustaka, yaitu mempelajari buku buku referensi dan hasil penelitian sejenis sebelumnya yang pernah dilakukan oleh orang lain. Tujuannya ialah untuk mendapatkan landasan teori mengenai masalah yang”diteliti.

“Ada empat ciri utama penelitian kepustakaan yang perlu diperhatikan. Ciri pertamabahwa penelitian berhadapan langsung dengan teks bukan dengan pengetahuan langsung dari lapangan atau bisa dikatakan metode kritik sumber. Ciri kedua data pustaka bersifat siap pakai artinya peneliti tidak pergi kemana-mana kecuali hanya beradapan langsung dengan bahan sumber yangsudah tersedia di perpustakaan, ciri ketiga bahwa pustaka umumnya dalah sumber sekunder dalam arti bahwa peneliti memeproleh bahan dari tangan kedua dan bukan data orisinil dari tangan pertama. ciri keempat, kondisi data pustaka tidak dibatasi oleh ruang dan waktu, peneliti berhadapan dengan data tersebut tidak akan pernah berubah karena sudah merupakan data “mati” yang tersimpan dalam”rekaman tertulis.

Penelitian ini termasuk penelitian yang menggunakan Metode kualitatif, metode kualitatif adalah”penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah. Dimana peneliti sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data deilakukan secara Triangulasi. Analisis data bersifat induktif dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna. Kriteria data dalam penelitian kualitatif adalah data yang pasti. Data yang pasti adalah data yang sebenarnya terjadi sebagaimana adanya, bukan data yang sekedar terlihat, terucap tetapi data yang mengandung makna di balik data”tersebut.

“Penelitian dengan pendekatan kualitatif lebih menekankan analisisnya pada proses penyimpulan deduktif dan induktif serta pada analisis terhadap dinamika hubungan antar fenomena yang diamati, dengan menggunakan logika ilmiah. Hal ini bukan berarti bahwa pendekatan kualitatif sama sekali tidak menggunakan dukungan data kuantitatif akan tetapi penekanannya tidak pada

“Menurut Kaelan, dalam penelitian kepustakaan kadang memiliki deskriptif dan juga memiliki ciri historis. Dikatakan historis karena banyak penelitian semacam ini memiliki dimensi sejarah, termasuk di dalamyna penelitian agama, misalnya tentang karya tokoh pemikir keagamaan masa lalu seperti imam alGhozali dan lain sebagainya. Penelitian karya-karya tokoh agama tersebut termasuk penelitian kepustakaan. Penelitian kepustakaan ini bisa meliputi kritik pemikiran, penelitian sejarah agama, dan dapat pula penelitian tentang karya tertentu atau naskah tertentu. Oleh karenanya penelitian kepustakaan akan menghadapi sumber data berupa buku-buku yang jumlahnya sangat banyak sehingga memerlukan motode yang memadai. Untuk itu dalam penelitian kepustakaan, mengumpulkan buku harus secara bertahap, sebab akan kesulitan apabila tidak”demikian.

Sumber Data

  1. Buku karangan Jerome S. Arcaro membahas masalah Pendididikan Berbasis Mutu, prinsip-prinsip perumusan mutu dan tata langkah penerapan. Terdapat penerapan konsep mutu menurut para ahli
  2. Buku karangan Muhammad Fatuhurrohman,M.Pd.I. membahas teori TQM dan kiat meningkatkan mutu lembaga Pendidikan Islam
  3. Buku karangan Edward Sallis membahas masalah TQM in Education atau manajemen mutu pendidikan.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini”penulis akan melakukan identifikasi wacana dari buku-buku, makalah atau artikel, majalah, jurnal, web (internet), ataupun informasi lainnya yang berhubungan dengan judul penulisan untuk mencari hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah dan sebagainya yang berkaitan dengan kajian tentang manajemen mutu”pendidikan.

“Langkah pertama dilakukan dalam pengumpulan data adalah menentukan lokasi pencarian sumber data, seperti perpustakaan dan pusat-pusat penelitian. Setelah menentukan lokasinya, mulai mencari data yang diperlukan dalam penelitian. Data yang kemudian didapatkan dilokasi akan dibaca oleh seorang peneliti, karena tugas utama peneliti adalah mampu menangkap makna yang terkandung dalam sumber kepustakaan tersebut. Oleh karena itu ada dua tahap dalam membaca data yang telah”diperoleh.

  1. Membaca”pada tingkat simbolik. Seorang peneliti tidak mungkin akan membaca seluruh sumber yang didapatkan dari pertama hingga akhir. Jika itu dilakukan, maka akan menyita waktu dan akan mengurangi efisiensi waktu penelitian. Tahap ini ialah dengan tidak membaca secara keseluruhan melainkan dengan menangkap sinopsis dari buku, bab, subbab sampai pada bagian terkecil dari buku, hal ini sangat penting dilakukan untuk mengetahui peta penelitian, hasilnya akan dicatat dalam kartu data dan”diberikan kode sesuai dengan peta dan kategori penelitian yang dilakukan.
  2. Membaca”pada tingkat semantik. Membaca data yang telah dikumpulkan dengan lebih terperinci, terurai dan menangkap esensi dari data tersebut. Hal ini membutuhkan ketekunan dan waktu yang cukup lama.”Tiap poin yang dibaca dilakukan analisis dalam data tersebut.

Setelah membaca secara semantik, peneliti melakukan pencatatan pada kartu data. Berikut langkah-langkah yang digunakan:

  1. Mencatat”kutipan langsung tanpa merubah sedikitpun redaksi sumber data atau dari penulis karya tersebut, biasanya untuk mencatat terminologi-terminologi kunci untuk mengembangkan interpretasi yang lebih”luas.
  2. menangkap”intisari dari data dengan redaksi kata yang disusun oleh peneliti sendiri. Proses ini bisa dilakukan dengan analisis verstehen untuk menagkap intisari dari data yang berupa uraian panjang lebar, lalu diambil intisari pemahaman dari uraian panjang tersebut menjadi kalimat singkat dan padat agar dengan mudah terekam pada kartu”data.
  3. Mencatat”model ini lebih pada ringkasan, artinya setelah membaca bagian atau sub bagian data kategori tertentu, kemudian peneliti membuat ringkasan atau sinopsis yang harus benarbenar persis sama secara logis dari data yang”dibaca
  4. Pengkodean,Tahap”ini adalah tahap yang paling teknis dalam sebuah penelitian, tujuannya mensistematiskan agar data yang tidak teratur atau yang bertumpuk. Melalui kartu data, data dipilih sesuai dengan kategori data”masing-masing

Analisis Data

Aktifitas”analisis data model ini antara lain, reduksi data (data reduction), display data dan gambaran konklusi atau verifikasi”(conclusion drawing /verification).

  1. Reduksi data (data reduction), pada tahap awal ini melakukan pemilihan, pemfokusan,” penyederhanaan, abstraksi dan pentransformasian data mentah dalam catatan-catatan tertulis. Tujuannya adalah untuk melakukan temuan-temuan yang kemudian menjadi fokus dalam penelitian”tersebut.
  2. Display”data, tahap ini data yang sudah direduksi kemudian didisplay hingga memberikan pemahaman terhadap data tersebut agar bisa menentukan langkah selanjutnya yang akan dilakukan oleh seorang peneliti dalam”proses penelitiannya.
  3. Gambaran”kesimpulan, setelah reduksi data terlaksana, maka dilakukan konklusi atau penarikan kesimpulan dari data yang telah diteliti, dari kesimpulan tersebut dipaparkan penemuan baru dari penelitian yang dilakukan. Namun hasil ini masih bisa diteliti kembali dan kembali”dilakukan reduksi, display data dan kembali akan menghasilkan konklusi, begitu seterusnya agar mendapatkan hasil yang maksimal.

HASIL DAN PEMBAHASAN

“Landasan teori dan praktik manajemen berbasik mutu di sekolah membahas masalah prinsip-prinsip teori tentang mutu, teori mutu yang dikembangkan oleh Dr. W. Edward Deming, Dr. Joseph M. Juran, Philips B. Crosby, Prof. Dr. Kouru Ishikawa.”Dalam proses mengkaji teori mutu terdapat beberapa kendala yakni literatur yang diperlukan sulit ditemukan, sumber kajian yang digunakan menggunakan bahasa yang tersirat sehingga pembahasan kurang mendalam. Sehingga muncul sebuah solusi, dalam pembahasan kajin dalam sub bab yang ada baik yang bersifat tersurat maupun”tersirat.

Kajian mengenai konsep Dr. W. Edward Deming menjelaskan pengertian secara manusiawi. Ketika seseorang sudah bekerja pada sebuah perusahaan harus mempunyai komitmen pada pekerjaanya supaya dilakukan sengan baik. Selian itu harus memiliki proses manajerial yang kuat untuk bertindak. Setelah hal atau tindakan itu dilaksanakan imbalan bagi pekerjaan yang dilakukan adalah mutu yang semakin baik. Pengertian mutu berdasarkan pemikiran Dr. W. Edward Deming adalah“menggunakan teknik statistik sederhana pada output program perbaikan yang berkelanjutan. Hanya melalui verifikasi statistik manajer dapat mengertahui bahwa dia menghadapi masalah dan mencari”akar permasalahan.

Apabila prinsip Dr. W. Edward Deming diterapkan dalam bidang pendidikan adalah a).”Anggota dewan sekolah dan administrasi harus menerapkan tujuan mutu yang akandicapai, b).”menekankan pada upaya pencegahan kegagalan pada siswa, bukannya mendeteksi kegagaglan setelah”peristiwanya terjadi, c).”Asal diterapkan dengan ketat, penggunaan metode kontrol statistik dapat membantu memperbaiki outcomes siswa dan”administratif.

Kajian mutu menurut Dr. Joseph M. Juran, mutu dipandang dengan cara bagaimana merefleksikan pendekatan rasional atau fakta terhadap organisasi bisnis dan menekankan pentingnya proses perencanaan dan kontrol mutu. Titik fokus filosofi mutu menurut Dr. Joseph M. Juran adalah produktivitas individu dalam meyakinkan organisasi yang menaunginya.” Mutu dapat dijamin dengan cara memastikan bahwa setiap individu memiliki bidang yang diperlukan untuk menjalankan pekerjaan yang tepat. Dengan perangkat yang tepat para pekerja akan membuat produk dan jasa yang secara konsisten sesuai dengan”harapan kostumer.

Prinsip Dr. Joseph M. Juran apabila diterapkan dalam pendidikan adalah: a).” Meraih mutu meupakan proses yang tidak mengenal akhir, b). Perbaikan mutu merupakan proses berkesinambungan, bukan program sekali jalan, c). Mutu memerlukan kepemimpinan dari anggota dewan kepala sekolah dan administrator, d). Melakukan pelatihan terhadap para guru dan karyawan, e). Setiap orang di sekolah mesti mendapatkan”pelatihan.

“ adalah penulis peningkatan mutu yang berpengaruh di Amerika dan Eropa. Dia berfokus pada manajer senior dengan alasan peningkatan mutu dan keuntungan tergantung pada manajer senior yang telah banyak pengalaman. Mutu menurut Crosby adalah kesesuaian terhadap persyaratan atau keunggulan yang dipublikasikannya, seperti jam tahan air, sepatu yang awet, atau dokter yang ahli. Pendekatannya adalah top-down.Manajemen mutu menurut Crosby mengandung: definisi, sistem, standar, dan ukuran. Definisi: mutu adalah terpenuhi kepuasan pelanggan. Sistem: bersifat pencegahan. Standar: tidak boleh ada kesalahan atau kesalahan nol (zero defect). Ukuran: harga.

“Crosby mengemukakan langkah-langkah dalam mengelola mutu: a). Menciptakan komitmen yang tinggi terhadap program mutu; b). Atur tim mutu untuk melaksanakan program; c). Sosialisasikan prosedur pengukuran mutu; d) Tetapkan dan terpakan prinsip mutu biaya; e). Bentuk lembaga penjamin mutu; f) Sosialisasikan prosedur pemeriksaan aksi; g) Rencanakan pelaksanaan tanpa kesalahan; h) Laksanakan pelatihan dan pengawasan; i) Umumkan hari tanpa kesalahan dalam melakukan proses; j) Atur tujuan-tujuan yang menghasilkan tindakan; k) Atur sistem komunikasi manajemen pekerja; l) Beri penghargaan kepada mereka yang berpartisipasi aktif; m) Atur Lembaga Penjaminan Mutu untuk menjamin mutuke berlanjutan; (n) Lakukan segala sesuatu yang”terbaik.

Kajian menurut Prof. Dr. Kouru Ishikawa” kualitas untuk memperbaiki kinerja organisasi dengan cause and effect diagram yang digunakan untuk mendiagnosis quality”problem. mutu dipandangnya sebagai “Something that contains a meaning of degree from superiority of the product, as well as goods or services.”Dalam konteks pendidikan, menurut penulis, mutu yang diorientasikan pada barang dan jasa pendidikan itu bermakna kepuasan yang dapat dilihat dan tidak dapat dilihat, tetapi dapat dirasakan. Artinya, ada ukuran tertentu dimana dimensi mutu tersebut dapat dilihat maupun tidak dapat dilihat tetapi secara tidak langsung memberikan rasa kepuasan terhadap para pengguna jasa pendidikan tersebut, termasuk mutu”pembelajarannya.

SIMPULAN

Berdasarkan pemaparan di atas dapat disusun beberapa simpulan sebagai berikut:

  1. Teori tentang mutu berdasarkan kajian Dr. W. Edward Deming, Dr. Joseph M. Juran, Philips B. Crosby dan Prof. Dr. Kouru Ishikawa, dapat diterapkan di sekolah-sekolah Indonesia karena mutu di sekolah merupakan program yang berkesinambungan bukan program yang sekali jalan.
  2. Meskipun saat tercetusnya sebuah kajian para ahli tidak menerapkan langsung terhadap lembaga pendidikan, namun bisa diterapkan di sekolah atau lembaga pendidikan.
  3. Mutu”dalam pendidikan diartikan dalam bentuk pelayanan yang mana pelayanan tersebut mampu memenuhi kebutuhan dan harapan pihak-pihak yang terkait dengan fokus utama tertentu pada peserta didik. Mutu pendidikan terus mengalami perkembangan seiring tuntutan hasil belajar. Begitu juga dengan lembaga pendidikan harus mengikuti perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan oleh sebab itu sekolah untuk mengembangkan kualitas lembaga pendidikan supaya memiliki daya”saing tinggi.

References

  1. Arcaro, J. S. (2015). Pendidikan Berbasis Mutu. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
  2. Kaelan. (2010). Metode Penelitian Agama Kualitatif Interdisipliner. Yogyakarta: Paradigma.
  3. Prof. Dr. H. Abdul Hadis, M. P. (2010). Manajemen Mutu Pendidikan . Bandung: AlfaBeta.
  4. Sarwono, J. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif&Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.
  5. Sista, T. R. (2017). Implementasi Manajemen Kurikulum dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan (Studi Kasus di SMK MIGAS cepu) . Jurnal Education Universitas Darussalamgontor , 26.
  6. Sugiyono, P. D. (2013). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
  7. Thoyib, M. (2014). MODEL MANAJEMEN MUTU PEMBELAJARAN. Kodifikasia , 169.
  8. Usman, H. (2015). Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: Proyek pembuatan buku ajar UNY.
  9. wajosumidjo. (2010). Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: PT Raja grafindo.
  10. Zed, M. (2018). Metode Pnelitian Kepustakaan. Yogyakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.