Abstract

Quality human resources will affect the quality of an Islamic educational institution. One of the influential human resources in the development of Islamic educational institutions is the teacher. The principal as the leader of an educational institution is tasked with conducting an assessment of teacher performance. This article aims to explain the importance of teacher performance supervision activities in Islamic education institutions and how the results of teacher performance supervision in developing Islamic education institutions. This research is included in the research with a qualitative approach. It was concluded that the results of supervision of teacher performance are very important in an Islamic educational institution, and the results of supervision of teacher performance can develop the quality of Islamic education institutions.

PENDAHULUAN

Kualitas merupakan tingkatan atau mutu dari suatu prodek atau jasa yang dihasilkan dan dapat memuaskan kebutuhan pelanggan. Kulitas bersifat dinamis, tergantung dari kepuasan yang dirasakan oleh pelanggan.

Kulaitas Sumber daya manusia yang baik akan mempengaruhi perkembangan kualitas suatu lembaga pendidikan islam. Salah satu sumber daya manusia yang berpenagaruh dalam perkembangan lembaga pendidikan Islam adalah guru.Hal ini karena yang menentukan berkualitas atau tidaknya output yang berupa lulusan peserta didik dari sebuah lembaga pendidikan islam adalah peran seorang guru, peran bagaiman guru mengelolah kelas, peran guru dalam memahami perkembangan peserta didik, dan sebagainya.

Guru adalah tenaga pendidik profesional yang tugas utamanya adalah mengajar,mendidik, membimbing, memberi arahan, memberi pelatihan, memberi penilaian, dan mengadakan evaluasi kepada peserta didik.

Saat ini sumber daya manusia yang dapat berfikir kritis, efisiensi, efektif dan produktif sangat dibutuhkan oleh Negara Indonesia, untuk mewujudkan hal ini maka semua lembaga pendidikan di Indonesia harus memiliki tenaga profesional yang memiliki tingkat kinerja yang sangat baik agar dapat mencetak generasi yang berkemajuan dibidang tegnologi dan informasi serta berakhlakul karimah.

Tingkatan keberhasilan guru dalam menjalankan tugas sesuai dengan tanggung jawab dan wewenangnya berdasarkan standar kinerja yang telah ditetapkan dalam kurun waktu tertentu agar tercapai tujuan pendidikan , kinerja guru yang kualitas dapat dilihat dan diukur dengan standar kinerja guru dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik dll.

Guru yang memiliki kualitas yang baik akan melaksanakan pembelajaran yang berkualitas, dan dalam pembelajaran yang berkualitas akan terbentuk lulusan yang memliki kualitas yang baik pula, begitu juga sebaliknya. Lulusan yang berkualitas akan mampu menghadapi persaingan yang semakin ketat.

Berdasarkan pengertian penilaian kinerja guru maka, dalam dunia pendidikan bentuk penilaian kinerja guru dapat dilakukan kegiatan supervisi guru oleh supervisor dan melalui koresponden siswa yang dididik oleh guru tersebut. Dengan tujuan untuk mengetahui seberapa tingkat capaian kompetensi masing-masing guru dalam memberikan pembelajaran untuk masing-masing mata pelajaran di kelas, serta untuk mendapatkan gambaran nyata mengenai kegiatan pembelajaran yang telah guru lakukan selama proses belajar mengajar (PBM) ,karena hal tersebut sangat memperngaruhi kualitas proses belajar mengajar yang berpengaruh terhadap kualitas peserta didik.

Supervisi adalah segala usaha yang dilakukan oleh pemimpin lembaga pendidikan islam dalam memimpin guru dan tenaga kependidikan lainnya dalam memperbaiki proses pembelajaran. Termasuk didalamnya adalah menstimulasi, menyeleksi pertumbuhan dan perkembangan jabatan guru, menyeleksi dan merevisi tujuan pendidikan,bahan pembelajaran, metode mengajar serta mengevaluasi pembelajaran.. Kegiatan supervisi guru ini diharapkan mampu memotivasi guru untuk menjadi guru yang lebih profesional.

Seorang guru yang memiliki kriteria minimal empat kompetensi yaitu pedagogik, sosial, kepribadian, dan profesional dengan baik, maka akan disebut sebagai guru yang profesional.

Peningkatan profesionalistas guru melalui supervisi guru, akan berdampak pada kualitas sebuah lembaga pendidikan, dimana sebuah lembaga pendidikan akan dikatakan berkualitas apabila SDM terutama guru memiliki kualitas yang baik. Kualitas adalah keseluruhan ciri dan karakteristik produk atau jasa yang mendukung kemampuan untuk memuaskan kebutuhan (Kotler,2009).

Berdasarkan uraian diatas dapat disampaikan bahwa rumusan masalah dalam artikel ini adalah: bagaimana pentingnya supervisi kinerja guru dalam lembaga pendidikan? Dan bagaimana hasil supervisi kinerja guru dalam meningkatkan kualitas lembaga pendidikan? Berdasarkan rumusan masalah yang diuraikan tersebut, tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui pentingnya supervisi guru di dalam lembaga pendidikan dan hasil supervisi guru dalam mengembangkan kualitas lembaga pendidikan islam.

METODE

Suatu tindakan penelitian memerlukan metode dalam memecahkan masalah yang diungkapkan, agar proses dan hasil penelitian dapat dipertanggung jawabkan. Dijelaskan bahwa penelitian merupakan prose atau langkah -langkah yang terencana dan sistematis untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan – pertanyaan tertentu. Sutau cara ilmiah untuk mendapatkan data penelitian dengan tujuan dan kegunaan tertentu disebut dengan metode penelitian (Sugiyono ,2013). penelitian ini bertujuan ingin mengetahui pentingnya supervisi kinerja guru dalam lembaga pendidikan islam dan mengetahui hasil supervisi kinerja guru dalam mengembangkan lembaga pendidikan islam. Sesuai dengan kajian yang diungkapkan, maka pebelitian ini akan menggunakan pendekatan analisis kualitatif yaitu menggambarkan suatu data dengan barisan kalimat, penelitian kualitatif bertujuan untuk memahami suatu situasi sosial, peran, peristiwa, interaksi dan kelompok. Atau dpat dikatkan bahwa pendekatan kulitatif itu adalah proses investigasi dari suatu masalah sosial.

Pendekatan analisis kualitatif digunakan untuk memecahkan masalah dalam penelitian dengan cara memberikan gambaran yang sesuai dengan fakta – fakta yang tampak saat melakukan penelitian. Alasan peneliti menggunakan metode ini karena peneliti akan menggambarkan secara real tentang analisis hasil supervisi guru dalam pembelajaran untuk mengembangkan kualitas lembaga pendidikan islam di SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo.

Dalam penelitian peneliti menggunkan pendekatan kualitatif dan dengan metode deskriptif yaitu metode yang digunakan untuk memmecahkan masalah dalam penelitian dengan cara memberikan gambaran yang sesuai dengan fakta – fakta yang tampak saat melakukan penelitian. Alasan peneliti menggunakan metode ini karena peneliti akan menggambarkan secra real tentang analisis hasil supervise guru dalam pembelajaran dalam mengembangkan kualitas lembaga pendidikan. Bentuk pokok dari metode ini ada tiga yaitu survey, survey hubungn, dan studi perkembangan (SUbhan,2011)

Peneliti menggunakan metode penelitian yang pertama yaitu survey (survey studies), karena di dalam penelitian ini peneliti ingin menjelaskan secara gamblang tentang hasil supervisi kinerja guru dalam melakukan pembelajaran di kelas. Metode Survey studies bersifat global kemudian akan dilanjutkan secara khusus dalam aspek tertentu apabila diperlukan studi yang lebih mendalam (Nawawi,2007) “.

Populasi adalah seluruh objek penelitian yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, nilai tes, peritiwa atau gejala – gejala yang digunakan sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu. dalam suatu penelitian (Nawawi,2007). Data primer dalam penelitian ini hasil supervisi kepala SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo terhadap kinerja guru dalam melakukan pembelajaran dikelas, sedangkan data sekundernya berupa pemberian angket kepada perwakilan siswa kelas X, XI, dan XII dengan diambil sampel 5 orang siswa dalam tiap kelas.

Dalam mengumpulkan data penelitian, akan dibutuhkan tekhnik dan alat mengumpulkan data yang sesuai dengan tujuan penelitian., ada enam tekhnik pengumpulan data yaitu: tekhnik tidak langsung, tekhnik langsung, tekhnik dokumneter, tekhnik komunikasi langsung dan tekhnk komunikasi tidak langsung.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik komunikasi langsung yaitu dengan mewawancarai kepala sekolah yang bertindak sebagai supervisor, dan teknik komunikasi tidak langsung yaitu penyebaran kuesioner yang berupa pernyataan tentang beberapa kriteria kompetensi guru yang diberikan kepada responden untuk dijawab.penelitian ini menggunakan data primer berupa wawancara kepala SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo dan kuesioner kepada responden (siswa)

Aspek supervis kinerja guru dalam penelitian ini terdapat 24 aspek ,aspek tersebut menggambarkan dari masing-masing dimensi, untuk dimensi pedagogik terdapat 11 aspek, untuk dimensi kompetensi kepribadian teradapat 5 aspek, untuk kompetensi sosial terdapat 4 aspek dan kompetensi professional terdalat 5 aspek.

Tabel 1 merupakan dimensi dan indikator yang digunakan dalam pengukuran kinerja guru dalam penyebaran kuesioner untuk mengukur kinerja guru pada semester ganjil tahun pelajaran 2019-2020.

NO Indikator Kompetensi
A KOMPETENSI PEDAGOGIK
1 Penguasaan karakteristik peserta didik oleh guru
2 Penguasaan teori – teori belajar dan prinsip –prinsip belajar
3 pengembangkan kurikulum terhadap maple yang diampuh
4 penyelenggarakan pembelajaran yang mendidik
5 Pemanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran
6 Pemanfaatkan media pembelajran
7 Memfasilitasi pengembangan potensi siswa
8 Dapat berkomunikasi secara efektif
9 Guru melakukan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar secara obyektif
10 Melakukan pembinaan
11 Melakukan tindakan reflektif terhadap proses pembelakaran
B KOMPETENSI KEPRIBADIAN
12 Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia.
13 Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat.
14 Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa
15 Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri.
16 Menjunjung tinggi kode etik profesi guru.
C KOMPETENSI SOSIAL
17 Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi
18 Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat.
19 Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki keragaman sosial budaya
20 Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain.
D KOMPETENSI PROFESIONAL
21 Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu sesuai jenjang pendidikan.
22 Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang pengembangan yang diampu
23 Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif
24 Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif.
25 Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri
Table 1.Dimensi dan atribut yang digunakan dalam pengukuran kinerja dosen

Setiap indikator kompetensi akan diberi skala antara 1 sampai 4, dengan skor 1 menggambarkan sangat tidak kompeten, skor 2 menggambarkan kurang kompeten, skor 3 menggambarkan kompeten, dan skor 4 menggambarkan sangat kompeten. kemudian hasil dari pemberian skor akan dituangkan dalam bentuk tabel dan grafik disetiap kompetensi secara menyeluruh, kemudian akan diinterpretasikan dalam bentuk diskripsi .

HASIL DAN PEMBAHASAN

Seperangkat usaha dalam bentuk layanan profesional yang dilakukan oleh kepala sekolah atau pengawas dalam meningkatkan proses dan hasil belajar disebut dengan supervisi pembelajaran. Menurut Glikman “semua kegiatan supervise yang diarahkan untuk meningkatkan proses belajar – mengajar dengan variasi pendekatan sedemikian rupa sehingga dapat memperbaiki dan mengembangkan kualitas profesional para guru disebut dengan supervise pembelajaran ”.

Hasil wawancara peneliti dengan kepala sekolah, tentang kompetensi pedagogik pendidik di SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo, dinyatakan bahwa pendidik di sekolah ini pendidik memiliki jenjang pendidikan minimal S1, tetapi sekolah mengharapkan jenjang pendidikan pendidik naik menjadi minimal S2. Di setiap hari sabtu semaksimal mungkin diadakan pelatihan untuk pendidik dengan tujuan meningkatkan sumber daya manusia lembaga pendidikan islam Muhammadiyah. Setiap tahun diadakan sinergi building guna mempersatuakan visi dan misi lembaga pendidikan Muhammadiyah.

Hasil penelitian terhadap supervisi kinerja guru yang telah dilakukan, disajikan pada tabel 2 berikut:

No KOMPETENSI Nilai Rata-Rata
Kelas X Kelas XI Kelas XII
1 Kompetensi Pedagogik 3.17 3.34 3.48
2 kompetensi kepribadian 3.71 3.55 3.64
3 kompetensi sosial 3.57 3.45 3.58
4 kompetensi profesional 3.20 3.41 3.56
Table 2.supervisi kinerja guru

Kompetensi Pedagogik

Kemampuan guru dalam memahami peserta didik dan mengelolah pembelajaran mulai dari merencanakan, melaksanakan sampai dengan mengevaluasi disebut dengan kompetensi pedagogic.

Berdasarkan grafik dan data yang diperoleh bahwa kompetensi pedagogik yang dimiliki oleh guru SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo, pada skala tertinggi adalah guru kelas XII yaitu sebesar 3,48, kemudian untuk guru kelas XI sebesar 3,34 dan guru kelas X sebesar 3,17. Dengan skala kompetensi pedagogik yang dicapai dapat kita interpretasikan bahwa kompetensi pedagogik guru – guru SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo dalam kategori berkompeten dalam memahami peserta dan mengelolah pembelajaran di kelas.

Kompetensi Sosial

Kemampuan pendidik dalam berkomunikasi dan bergaul dengan peserta diid, sesama pendidik dan tenaga kependidikan, wali siswa serta masyarakat umum, disebut sebagai kompetensi pendidik dalam bidang sosial. Kompetensi ini sangat penting untuk dimiliki oleh pendidik dalam berinteraksi dengan orang lain karena profesi pendidik menuntut hal itu.

Berdasarkan grafik dan data yang diperoleh, guru –guru SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo memiliki kompetensi sosial rata – rata dengan predikat berkompeten. Hal ini ditunjukkan dengan bagaimana siswa dengan guru begitu akrab dalam berinteraksi, guru begitu akrab berinteraksi dengan wali siswa, tujuan guru SMA Muhammadiyah memiliki kompetensi sosial lebih tinggi adalah untuk selalu memotivasi peserta didik dalam merencanakan studi lanjutnya dll. Untuk rata – rata guru kelas XII sebesar 3.58, guru kelas XI sebesar 3.45 dan guru kelas X sebesar 3.57

Kompetensi Kepribadian

Pendidik yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhak mulia disebut sebagai pendidik yang memiliki kompetensi kepribadian yang baik.

Berdasarkan grafik dan data guru – guru SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo memiliki kompetensi kepribadian rata – rata sebesar 3.71 untuk guru kelas X, 3.55 untuk guru kelas XI, dan 3.56 untuk guru kelas XII. Dari nilai rata – rata ini menunjukkan bahwa kompetensi kepribadian guru di SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo memiliki kriteria berkompeten sesuai dengan indkator yang telah di sebutkan.

Kompetensi Profesional

Kemampuan yang berkenaan dengan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang mencakup penguasaan substansi isi materi pembelajaran, dan substansi keilmuan yang menaungi materi dalam kurikulum, serta menambah wawasan keilmuan disebut dengan kompetensi Profesional

Berdasarkan grafik dan data yang diperoleh nilai rata – rata sebesar 3.2 untuk guru kelas X, 3,41 untuk guru kelas XI dan untuk nilai 3.56 untuk guru kelas XII, nilai ini menunjukkan bahwa guru – guru di SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo memiliki kriteria berkompeten dalam penguasaan materi. Sebagian besar dari pendiidk SMA Muhammadiyah yang menjadi guru berprestasi serta dapat mengantarkan peserta diidk untuk menjadi juara dalam ajang olimpiade atau kompetisi baik Nasional maupun Internasional

Prosentase kinerja guru

Data hasil kompetensi guru yang diperoleh kemudian diolah untuk diketahui predikat dan prosentase yang diperoleh dalam kegiatan supervise kinerja guru seperti yang ditunjukkan pada tabel 3 berikut:

No Interval Kualifikasi Jumlah Guru Prosentase (%)
1 3.50 - 4.00 A 32 32.3
2 3.00 - 3.49 AB 46 36.5
3 2.50 - 2.99 B 16 26.1
4 2.00 - 2.49 BC 5 3.1
5 1.50 – 1.99 C 0 0
6 1.00 – 1.49 D 0 0
Jumlah 99 100
Table 3.Prosentasi capaian kinerja guru

Dari hasil penilaian setiap kompetensi guru, dilakukan analisis secara menyeluruh diperoleh kualifikasi guru yang mendapatkan predikat A sebesar 32,3% dengan jumlah guru sebnayak 32 guru, berpredikat AB sebesar 36,5% dengan jumlah guru sebnyal 46 guru, berpredikat B sebesar 26.1% dengan jumlah guru sebnayk 16 guru, berpredikat BC sebesar 3.1% sebanya 5 guru, berpredikat C dan D sebesar 0% sebnayak 0 guru.

Dengan adanya pengklasifikasian ini akan mempermudah pimpinan sekolah untuk melakukan pembinaan dan monitoring untuk para guru yang masih memiliki predikat yang rendah. Sedangkan untuk guru yang memiliki predikat A atau AB pimpinan akan memberikan penghargaan dan motivasi agar kemampuannya selalu ditingkatkan. Dari data ini pula kita dapat mengetahui bagaimana kinerja guru dalam proses pembelajran dikelas.

Supervisi kinerja guru dalam proses pembelajaran sangat diperlukan dalam suatu lembaga pendidikan islam, karena proses pembelajaran merupakan jantung dalam dunia pendidikan, maka kegiatan supervisi wajib untuk dilakukan agar lembaga pendidikan islam tidak akan terhenti akibat proses pembelajaran yang sakit atau kurang baik. Supervisi dalam proses pembelajaran memiliki tujuan untuk mengamati atau mengawasi, membimbing dan memberikan stimulus kepada guru dalam proses pembelajaran agar terciptanya perbaikan kinerja guru dalam proses pembelajaran.

Kegiatan supervisi kinerja guru dipandang sebagai salah satu langkah untuk memperbaiki proses pembelajaran, serta dapat memberikan pelayanan yang terbaik kepada peserta didik, sehingga ilmu atau materi yang disampaikan dapat diterima oleh peserta didik. Peserta didik yang merasa puas terhadap proses pembelajaran di dalam suatu lembaga pendidikan islam akan berdampak kepada perkembangan kualitas lembaga pendidikan islam yang lebih baik. Akibat dari penilaian yang baik dari peserta didik (costumer) terhadap kualitas proses pembelajaran akan berdampak pada perkembangan kualitas lembaga pendidikan islam di mata masyarakat umum, sehingga akan menimbulkan daya tarik dan kepercayaan masyarakat terhadap lembaga pendidikan islam tersebut.

KESIMPULAN

Kegiatan supervisi kinerja guru meliputi kegiatan pengawasan, pengkoordinasian, perbaikan terhadap kegiatan pembeljaran yang dilakukan oleh guru di kelas. Supervisi kinerja guru di dalam lembaga pendidikan islam sangat penting agar tercipta kegiatan pembelajaran yang menyenangkan dan terarah. Secara tidak langsung dengan adanya hasil supervisi kinerja guru yang menilai kompetensi – kompetensi yang harus dimiliki seorang guru akan berdampak terhadap kepuasan pelanggan dan juga akan berdampak pada perkembangan kualitas lembaga pendidikan islam di mata masyarakat.

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terima kasih penulis atas bimbingan yang telah diberikan oleh beberapa pembimbing diantaranya : Dr. Istikomah, M.Ag, Ibu Dr. Reni Oktafia, M.E. Bpk. Dr. Kuswadi, M.Pd , Prof. Dr. Yatim Riyanto, M.Pd, dan Dr. Isa Anshori, M.Si, Dr. Ahmad Zuhdi DH, M.Fil. I dan Dr. Abdul Madjid M.Pd., M.M. Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo sebagai lembaga tempat saya melakukan penelitian dan semua personal didalamnya yang membantu hingga penulisan artikel ini selesai. Bunda R3 yangs selalu memotivasi di segala aspek penulis dalam menyelesaikanSerta tidak lupa teman teman seangkatan program Pasca Sarjana yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.

References

  1. Arifin, B. d. (2012). Kineja Guru Profesional. Jakarta: Ar-Ruzz Media.
  2. Imron, A. (2011). Supervisi Pembelajaran Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
  3. kemenristekdikti. (2018). Modul 1. Jakarta.
  4. Kependidikan, D. T. (2008). Penilaian Kinerja Guru. Jakarta: Direktorat Tenaga Kependidikan, Ditjen PMPTK, Depdiknas.
  5. Masaong, A. K. (2010). Supervisi pendidikan. Bandung: MQS.
  6. Maslachah, S. d. (2018). Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan Islam. Malang: Madani.
  7. Menristekdikti. (2005). Undang - Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
  8. Mulyadi, A. S. (2018). Supervisi Akademik(konsep,teori, model perencanaan dan implikasi). Malang: Madani.
  9. Sahertian, P. A. (2010). Konsep dasar & Tekhnik Supervisi Pendidikan. Jakarta: Rineka CIpta.
  10. Sudarmi, S. (2016). PENGARUH SUPERVISI PENGAWAS, MOTIVASI KERJA DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA GURU SD SE-GUGUS I SUMBERAGUNG. 2.
  11. Sumadi, S. (1995). Metodologi penenlitian. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada Press.