Articles
DOI: 10.21070/icecrs2020383

Application of Problem Solving in Indonesian Language Subjects at Muhammadiyah 2 Middle School in Taman


Penerapan Problem Solving pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di SMP Muhammadiyah 2 Taman

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Methods Problem Solving Critical Thinking

Abstract

Methods of problem solving is problem-based learning. Can be referred to a learning approach that uses problem as context for the student to learn how to think critically to solve problems, and to acquire the knowledge and the concept of the material being taught.This study aims to apply learning with problem solving method on subjects Indonesian and enhance students' skills in understanding and mastering the material being taught. This study used a qualitative approach that is both a description of the meaning of the subject of a study involving 34 students in one class. Data were collected by observation, interview, and documentation. The results showed that an increase in students in solving problems until the appropriate retrieval solutions.

PENDAHULUAN

Pendidikan berkaitan dengan pengembangan pengetahuan, perilaku, dan sikap peserta didik di sekolah. Pendidikan memiliki peran yang penting bagi setiap manusia. Definisi pendidikan pada dasarnya sebagai upaya futuristik dalam rangka mengembangkan potensi individu agar mampu berdiri sendiri. Oleh karena itu individu perlu diberikan kemampuan dalam pengembangan berbagai hal seperti: prinsip, konsep, kreativitas, keterampilan, dan tanggungjawab di suatu lembaga pendidikan. Pendidikan pada dasarnya upaya mengembangkan kualitas pribadi manusia dan membangun karakter suatu bangsa yang dilandasi nilai agama, sosial budaya, psikologi, filsafat, dan IPTEK yang bermuara pada pembentukan pribadi manusia yang beradab, bermoral, dan berbudi luhur. Adapun tujuan dari pendidikan pada perkembangannya mengalami perluasan makna keilmuan yang beragam. Dalam sebuah lembaga pendidikan, hampir seluruhnya bersifat sosial, dan mempelajari interaksi dengan manusia lainnya. Hampir segala sesuatu yang kita pelajari merupakan hasil hubungan kita dengan orang lain di rumah, sekolah, tempat kerja, dan sebagainya. Bahkan pelajaran atau isi pendidikan ditentukan oleh kelompok atau masyarakat tempat peserta didik melaksanakan pendidikan .

Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan, ada beberapa upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah Indonesia. Salah satu upaya yang berdampak pada dunia pendidikan adalah perubahan kurikulum di satuan pendidikan yang sering terjadi pergantian. Bisa kita lihat bahwa dampak dari pergantian kurikulum tersebut masih jauh dari harapan yang diinginkan. Dengan begitu sistem kurikulum menuntut diterapkannya pembelajaran yang inovatif. Pembelajaran inovatif merupakan pembelajaran yang bersifat pada student centered dengan arti lain bahwa siswa diberikan peluang untuk menggali kemampuan secara mandiri. Pembelajaran inovatif menekankan pada karakter dan menggunakan paradigma mengajar menjadi belajar yang ditandai dengan 7 pilar sebagai berikut: inkuiri (inquiry), bertanya (questioning), permodelan (modelling), masyarakat belajar (learning community), konstruktivisme (constructivism), asesmen autentik (authentic assesment), dan refleksi (reflection). Ada beberapa alasan perlunya pembelajaran inovatif untuk diterapkan, diantaranya: 1) memasuki era globalisasi dan informasi tidak memungkinkan guru untuk memberikan semua materi dan diperlukan keterampilan kepada siswa secara mandiri, 2) tidak semua aspek materi dapat diajarkan dengan cara yang sesuai mata pelajaran yag diajarkan, 3) penguasaan materi dalam setiap kompetensi untuk memecahkan persoalan yang ada.

Pembelajaran bahasa Indonesia di setiap sekolah adalah salah satu mata pelajaran yang diujikan untuk memenuhi syarat kelulusan baik di jenjang SD, SMP, dan SMA. Yulisma memaparkan bahwa pembelajaran bahasa Indonesia tidak menarik dikarenakan faktor yang mempengaruhinya, bahwa bahasa Indonesia adalah mata pelajaran yang dianggap mudah padahal kenyataannya sulit untuk dipahami. Ada beberapa kondisi dimana menurut peneliti budaya membaca pada siswa kelas VIII di SMP Muhammadiyah sangat kurang, sehingga guru perlu berinovasi dengan cara memilih metode pembelajaran yang tepat untuk memudahkan siswa dapat dengan mudah menerima materi yang diajarkan. Hal tersebut menunjukkan adanya indikator masalah dalam pembelajaran, sehingga perlu dilakukan penelitian secara mendalam. Berkenaan dengan hal tersebut, maka peneliti memilih pembahasan mengenai penerapan problem solving pada mata pelajaran bahasa Indonesia di SMP Muhammadiyah 2 Taman

METODE

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Metode penelitian kualitatif ialah metode yang digunakan untuk meneliti kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti sebagai instrumen kunci. Dengan kata lain metode yang digunakan untuk meneliti kondisi objek yang alamiah (sebagai lawan dari eksperimen). Teknik pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Dalam penelitian ini analisis datanya bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih bersifat deskripsi makna . Sebagai penelitian kualitatif maka penelitian ini menggunakan landasan teori fenomenologi yakni suatu pendekatan penelitian yang didasarkan pada fenomena dan fakta yang ada di lokasi penelitian.

Teknik observasi merupakan kegiatan pengumpulan data melalui pengamatan atas segala fenomena, dan fakta yang terkait dengan masalah penelitian. Dalam kegiatan observasi peneliti bisa membawa check list , rating scale , atau catatan berkala sebagai instrumen. Berikutnya teknik wawancara yaitu salah satu media pengumpulan data dalam bentuk komunikasi langsung yang dilakukan dengan mengajukan beberapa pertanyaan mengenai persoalan yang sedang diteliti kepada responden. Teknik wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur dengan sumber data. Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini yaitu wawancara mendalam yang berarti proses memperoleh keterangan yang dilakukan secara menyeluruh dan mendalam dengan menggunakan format wawancara tidak terstruktur. Teknik terakhir yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi atau catatan peristiwa yang sudah terjadi baik dalam bentuk gambar, tulisan, atau karya dari seseorang. Teknik dokumentasi merupakan teknik pelengkap dari penggunaan teknik observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara dan catatan lapang yang kemudian dipahami temuannya sehingga dapat diinformasikan pada orang lain. Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkannya, menyusun ke dalam pola, memilah mana yang perlu dianalisis kemudian dipelajari dan membuat kesimpulan yang dapat ditulis atau dideskipsikan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Definisi Metode Pembelajaran Problem Solving

Dalam melaksanakan proses belajar mengajar dibutuhkan suatu keterampilan oleh guru untuk menyampaikan materi pelajaran yang sesuai dengan target yang ditentukan dan mencapai tujuan. Oleh karenanya perlu penggunaan metode pembelajaran dalam menyampaikan materi yang hendak disampaikan kepada siswa. Metode pembelajaran merupakan suatu ilmu yang di dalamnya mempelajari tata cara atau langkah-langkah yang harus diterapkan guru dalam kegiatan pembelajaran. Metode yang diambil dan diterapkan hendaknya disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan.

Pendekatan problem solving menurut Setiawan adalah suatu cara menyajikan materi pelajaran dengan mendorong siswa untuk mencari atau memecahkan suatu persoalan dalam rangka pencapaian tujuan pengajaran. Pendekatan problem solving merupakan pendekatan pembelajaran yang memungkinkan siswa memperoleh pengalaman dari pengetahuan dan keterampilan yang sudah dimilikinya untuk diterapkan pada pemecahan masalah tersebut. Ada beberapa langkah pendekatan dalam memecahkan masalah, tergantung pada tingkat kesulitannya. Problem solving bukan hanya sekadar metode mengajar tapi juga merupakan suatu metode berpikir, sebab dalam problem solving dapat menggunakan metode lain yang bisa dimulai dari mencari data sampai pada tahap menarik kesimpulan.

Metode problem solving yaitu tata cara mengajar yang memberikan kesempatan pada semua siswa untuk menganalisis struktur atau situasi dimana terdapat massalah atas inisiatif sendiri. Sedang menurut Suharsimi metode pemecahan masalah (problem solving) merupakan suatu metode dalam pendidikan dan pengajaran yang sejalan guna melatih siswa menghadapi masalah dari yang sederhana sampai yang paling rumit. Adapun tujuan penggunaan metode problem solving dalam kegiatan pembelajaran yaitu:

  1. Pemecahan masalah secara efektif, efisien, menarik, terintegrasi dan fleksibel membuat siswa antusias dalam proses pembelajaran.
  2. Kemampuan belajar mandiri dan menjadi hal biasa dalam kehidupan sehari-hari.
  3. Mampu berkolaborasi secara baik dalam sebuah kerja tim (kelompok).
  4. Mengembangkan kemampuan berpikir, terutama dalam mencari penyebab serta akibat dari suatu permasalahan
  5. Menjamin penyampaian informasi yang tidak hanya sekadar transfer pengetahuan (transfer of knowledge) saja, tetapi menjadikan siswa mampu menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam setiap situasi.

Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa metode problem solving atau pembelajaran yang berbasis masalah merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah sebagai konteks siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dalam memecahkan masalah, dan untuk memperoleh pengetahuan dan konsep dari materi yang diajarkan.

Karakteristik Metode Pembelajaran Problem Solving

Menurut Kumaravadivelu ada empat karakteristik guru dalam pembelajaran khususnya mata pelajaran bahasa Indonesia, (1) guru membuat siswa beraktivitas supaya pembelajaran menjadi bermakna. Contohnya dengan pembelajaran berdasarkan pemecahan masalah (problem solving), (2) guru menyediakan materi ajar yang dapat dipahami siswa, (3) guru menggabungkan keterampilan berbahasa diantaranya meliputi berbicara, menulis, membaca, dan mendengarkan (4) guru melakukan penilaian. Dalam memberikan penilaian, guru harus menilai sesuai porsi kesalahan

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa guru perlu melakukan inovasi untuk mengembangkan materi ajar khususnya mata pelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan metode pembelajaran problem solving dan menggabungkan empat keterampilan berbahasa dan memberikan penilaian sesuai dengan kesalahan yang dilakukan siswa. Dengan demikian diharapkan dapat membentuk siswa yang mampu berpikir kritis dan mandiri dalam menjalani proses pembelajaran.

Tahap-tahap Metode Pembelajaran Problem Solving

Sebagaimana pemaparan di atas, bahwa pembelajaran problem solving menuntut siswa untuk mempelajari apa yang mereka ketahui begitu juga sebaliknya (jika ada yang belum diketahui). Dengan situasi tersebut memberi peluang kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan, melakukan penelitian, serta menentukan tindakan apa yang akan diambil nantinya. Langkah atau tahap-tahap berikut merupakan salah satu model pemecahan masalah sebagai berikut:

Pada tahap ini siswa merekam semua daftar masalah (gagasan, ide) yang akan dipecahkan, kemudian siswa diajak untuk melakukan penelaahan terhadap ide yang dikemukakan apa sudah relevan dengan kurikulum.

Pada tahap ini siswa diarahkan mendata sejumlah fakta pendukung sesuai dengan masalah yang dipecahkan. Tahap ini dapat membantu mengklarifikasi permasalahan dan mungkin bisa mencakup pengetahuan yang dimiliki oleh siswa seperti, pelanggaran kode etik, teknik pemecahan konflik, dan lainnya.

Pada tahap ini siswa diarahkan untuk menjawab pertanyaan, setelah melakukan diskusi dan penelitian untuk mengumpulkan informasi. Siswa perlu memilah kembali ide atau gagasan mana yang tepat untuk dijadikan dasar penyelesaian masalah. Tidak jarang pada saat siswa menyampaikan ide tersebut, justru siswa menemukan cara atau ide baru untuk memecahkan masalah. Dengan begitu, hal tersebut dapat menjadi sebuah tindakan untuk mendapatkan ide atau gagasan baru yang digunakan dalam memecahkan masalah.

Pada tahap ini siswa diajak mengembangkan rencana tindakan yang didasarkan atas hasil temuan siswa. Rencana yang dikembangkan berupa ide atau gagasan untuk memecahkan masalah.

  1. Tahap 1 : Penyampaian Ide
  2. Tahap 2 : Penyajian fakta yang diketahui (Known Facts)
  3. Tahap 3 : Mempelajari Masalah (Learning Issues)
  4. Tahap 4 : Menyusun rencana tindakan (Action Plan)
  5. Tahap 5 : Evaluasi

Pada tahap evaluasi ini terdiri atas tiga hal yaitu:

  1. Bagaimana siswa dan guru menilai hasil akhir dari tugas yang dikerjakan
  2. Bagaimana siswa menerapkan tahapan metode problem solving
  3. Bagaimana siswa menyampaikan hasil dari pemecahan masalah sebagai bentuk pertanggung jawaban.

Dengan adanya tahapan-tahapan di atas diharapkan siswa mampu menyampaikan hasil atau proses pengerjaan tugas dalam bentuklaporan tertulis, maupun lisan yang nantinya kemudian diserahkan pada guru.

Metode problem solving diartikan sebagai rangkaian kegiatan pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah sebagai kunci dari proses pembelajaran dan pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan berpikir secara ilmiah, artinya metode problem solving dapat diterapkan apabila:

  1. Guru menginginkan agar siswa tidak hanya mengingat materi saja, tetapi dapat menguasai dan memahaminya secara utuh.
  2. Guru bermaksud untuk mengembangkan keterampilan berpikir rasional siswa yakni dengan menerapkan pengetahuan yang mereka miliki dalam situasi baru, mengetahui adanya perbedaan antara fakta dengan pendapat serta mengembangkannya.
  3. Guru menginginkan kemampuan siswa untuk memecahkan masalah dan membuat tantangan intelektual.
  4. Guru memotivasi siswa untuk lebih bertanggung jawab.

Berdasarkan pemaparan di atas maka peneliti perlu menerapkan metode problem solving pada mata pelajaran Indonesia yang diharapkan siswa mampu tidak hanya sekadar mengingat materi yang diajarkan saja oleh guru, tetapi perlu adanya memahami materi terlebih dahulu sehingga untuk langkah berikutnya diharapkan siswa dapat menguasainya dengan memperoleh hasil yang memuaskan.

Sebagaimana uraian yang sudah dipaparkan di atas bahwa problem solving ialah suatu cara menyajikan materi pelajaran dengan mendorong siswa untuk mencari atau memecahkan suatu persoalan dalam rangka pencapaian tujuan pengajaran. Pendekatan problem solving merupakan pendekatan pembelajaran yang memungkinkan siswa memperoleh pengalaman dari pengetahuan dan keterampilan yang sudah dimilikinya untuk diterapkan pada pemecahan masalah tersebut.

Peneliti mengambil subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 2 Taman, teknik pengambilan sampel yaitu menggunakan sampel total siswa dalam satu kelas. Hal ini dilakukan karena hanya ada satu kelas yang dapat dijadikan subjek penelitian. Penelitian ini melibatkan 34 siswa. Dari penerapan problem solving yang dilakukan maka hasil penelitian yang didapatkan yaitu

Hasil Penelitian Keterangan
Penerapan problem solving pada mata pelajaran bahasa Indonesia Memberikan ruang gerak untuk siswa belajar secara mendiri baik itu individu ataupun secara kelompokMemberikan kesempatan siswa untuk menemukan masalahSiswa mampu menyampaikan gagasan dan pertanyaan dari masalah yang ditemukanMeningkatkan kemampuan siswa dalam keterampilan berpikir kritis (critical thingking skills)Melatih siswa untuk mengidentifikasi serta melakukan penyelidikan terhadap suatu masalahMelatih siswa agar memiliki rasa percaya diriSiswa mampu menganalisis suatu permasalahan dari berbagai aspekSiswa mampu mencari berbagai solusi dari suatu masalah yang dihadapiSiswa mampu mempertimbangkan keputusan dari solusi masalah yang dihadapiSiswa mampu membuat keputusan yang tepat Memberikan kesempatan pada siswa untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata
Kesimpulan hasil penelitian: dari hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa penerapan problem solving pada mata pelajaran bahasa Indonesia ditemukan beberapa peningkatan untuk siswa SMP Muhammadiyah 2 Taman diantaranya yang sudah dipaparkan di atas. Dengan hasil ini semoga ke depannya bisa memberikan motivasi pada guru dan siswa untuk berinovasi dalam pembelajaran dengan menggunakan metode-metode pembelajaran lain yang sesuai dengan mata pelajaran dan tujuan yang dicapai.
Table 1.Penerapan Problem Solving

KESIMPULAN

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa metode problem solving atau pembelajaran yang berbasis masalah merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah sebagai konteks siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dalam memecahkan masalah, dan untuk memperoleh pengetahuan dan konsep dari materi yang diajarkan khususnya mata pelajaran bahasa Indonesia yang berorientasi pada teks. Problem solving diartikan sebagai strategi pembelajaran yang memanfaatkan masalah aktual sesuai dengan bidang keilmuan yang terintegrasi melalui kecerdasan siswa meliputi IQ, EQ ataupun SQ untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif.

Pembelajaran dengan menggunakan metode problem solving dapat meningkatkan: a ) kemampuan siswa dalam menguasai materi bahasa Indonesia, b ) hasil dari menguasai materi dalam memahami metode problem solving untuk pembelajaran bahasa Indonesia. S elain itu ada emapat karakteristik guru dalam pembelajaran khususnya mata pelajaran bahasa Indonesia, (1) guru membuat siswa beraktivitas supaya pembelajaran menjadi bermakna. C ontohnya dengan pembelajaran berdasarkan pemecahan masalah ( problem solving ), (2) guru menyediakan materi ajar yang dapat dipahami siswa, (3) guru menggabungkan keterampilan berbahasa diantaranya meliputi berbicara, menulis, membaca, dan mendengarkan (4) guru melakukan penilaian. Metode problem solving untuk pembelajaran bahasa Indonesia dilakukan dengan 5 tahap, yaitu: (1) penyampaian ide, (2) penyampaian fakta, (3) mempelajari masalah (4) menyusun rencana tindakan, dan (5) evaluasi.

References

  1. Arikunto, Suharsimi. (2006). Metode Penelitian: Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
  2. Dr. Muhammad Thoyib M.Pd. 2012. Manajemen Mutu Pendidikan Islam Kontemporer. Jakarta: Kementrian AgamaRI
  3. Dr. H.M. Musfiqon, M.Pd, 2012 Panduan Lengkap Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya.
  4. Kumaradivelu, B. 2006. Understanding Language Teaching. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates.
  5. Lepinski. 2005. Problem-Based Learning: A new Approach To Teaching, Training & Developing Employees. Cokie Lepinski, Assistant Communications Manager of Marin Contry Sheriff’s Office [Online]. Available:http://www.sacpd.org/RCPI/
  6. Sanjaya, Winna. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:Kencana Prenada Media Group
  7. S. Nasution, Sosiologi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara
  8. Setiawan. 2008. Prinsip-prinsip Penilaian Pembelajaran Matematika SMA. Yogyakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kerja Kependidikan Matematika.
  9. Suharno 2006. Mengenal pendidikan SD. Jakarta : DepDikNas
  10. Yulisma. 2005. Upaya Memperbaiki dan Meningkatkan Kompetensi Guru dalam Mengelola Pembelajaran: Bidang Studi Bahasa dan Sastra Indonesia. Jurnal Mimbar Pendidikan, 24, 42