Abstract
The implementation of the home visit program at SD Muhammadiyah 1 Pucanganom Sidoarjo is use a qualitative study. The implementation of a home visit at SD Muhammadiyah 1 Pucanganom Sidoarjo consists of: 1) Planning / preparation, at this stage the teacher must know in advance the purpose of carrying out a home visit / home visit. 2) Implementation, so that the implementation of home visit remains focused on the objectives, the teacher must be able to pay attention to the time available and be able to make good communication to build parent's trust before digging student data. 3) Evaluation, so that the implementation of a home visit is beneficial for parents, teachers and students, the teacher must conduct an evaluation of the completeness and usefulness and commitment of parents in handling student learning problems both at home and at school. 4) Follow-up, After the teacher visits the student's home and knows the student's learning problem both at home and at school, then to deal with the problem the teacher must follow up. 5) Prepare a report on the results of the home visit, After getting the results of the home visit activity the teacher makes a report accompanied by photos and complete documentation and the results are conveyed to the principal. In home visit activities there are several supporting and inhibiting factors that are very influential including: family, school, and community environment. While the inhibiting factors include: Limited supervision of the school, awareness of students, the influence of television shows and gadgets. In implementing the home visit at SD Muhida there were also several obstacles so that the home visit encountered obstacles including: 1) the lack of follow-up in home visit activities. 2) The teacher does not support the home visit activities. 3) lack of support from parents. 4) less able to adjust the time.
PENDAHULUAN
Tri pusat dalam pendidikan yang meliputi: rumah, sekolah dan masyarakat (lingkungan) harus terpenuhi secara seimbang supaya tujuan dari pendidikan dapat tercapai. Apabila salah satu dari tiga komponen tersebut tidak terpenuhi maka target atau tujuan pendidikan akan menghadapi kekurangan. Untuk menyeimbangkan ketiganya, maka anak tidak hanya di didik di sekolah saja tapi juga di didik di rumah, dan semua orang yang ada dirumah harus bertanggung jawab dalam mendidik anak. Karena tidak ada jaminan bahwa pendidikan anak disekolah baik, pendidikan di keluarga dan lingkungannya juga baik. Maka dalam mendidik anak baik disekolah maupun dirumah perlu kerjasama yang baik antara guru dan wali siswa.
Pada dasarnya tujuan pendidikan adalah mendidik, membimbing, mengarahkan, membina serta memimpin anak sehingga harapannya mereka mempunyai kebahagiaan hidup yang seluas- luasnya itu merupakan tujuan yang sama antara guru dan orangtua.
Peran penting yang dilakukan orang tua terhadap siswa adalah mengontrol tentang prilaku, seperti: bagaimana anak bersikap dengan orangtua, bagaimana bersikap dengan saudara, dengan temannya, dengan keluarga dekatnya, atau dengan tetangganya. Ibadah, seperti: bagaimana sholatnya, bagaimana mengajinya, serta motivasi belajar siswa dirumah. Untuk itu pelaksanaan kegiatan home visitini merupakanupaya yang bisa dilakukan seorang guru dengan harapan mengetahui kondisi belajar siswa secara langsung.
Berkunjung kerumah siswa merupakan kegiatan penting dimana terdapat kompleksitas peran guru terhadap peserta didik di lembaga pendidikan. Guru kelas diminta mengajar semua mata pelajaran yang terintegrasi menjadi pembelajaran tematik sesuai tuntutan kurikulum 2013.
Karena mengajarkan semua mata pelajaran, maka setiap pendidik hanya mengejar tujuan kurikulum. Dengan demikian hal- hal yang teknis dalam praktek pendidikan bisa terlupakan. Misalnya apresiasi terhadap siswa yang memiliki hasil belajar yang baik, berkunjung ke rumah siswa yang sakit atau kerabat siswa yang berduka, siswa yang ada masalah belajar, atau minimnya pertemuan guru dan orang tua.
Hal ini dikarenakan banyaknya guru terutama tingkat Sekolah Dasar yang terkekang oleh tujuan kurikulum. Ini memang terlihat sepele, namun sering kali terlewatkan oleh guru atau pihak sekolah. Padahal tingkat keberhasilan pendidikan sangat menentukan.
Untuk memecahkan solusi dari setiap masalah yang ada pada peserta didik dalam proses belajar, maka keberadaan home visit semakin dibutuhkan dalam dunia pendidikan. Karena dapat memberikan dampak baik secara langsung maupun tidak langsung.
Home visit ini adalah salah satu upaya penting untuk membantu dan membimbing perkembangan sikap anak dan kesulitan yang dihadapi terhadap proses belajar yang berpengaruh terhadap psikologi dan kejiwaan anak sesuai dengan tingkat dan situasi termasuk dalam hal motivasi.
Dalam proses belajar motivasi sangat diperlukan sehingga dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Karena seseorang tidak akan mungkin mempunyai keinginan dan melakukan kegiatan belajar kalau tidak mempunyai motivasi dalam belajar
Home visit bisa dimulai dari hal- hal yang sederhana seperti bagaimana kebiasaan belajarnya, bagaimana sholatnya, bagaimana bersikap terhadap orang tua, kebiasaan makan dan minumnya, itu semua harus dikomunikasikan kepada orang tua supaya mereka tahu kebiasaan yang ada disekolah dengan harapan orang tua bisa membantu mengingatkan ananda saat dirumah.
Kurangnya hubungan antara pendidik dan wali siswa merupakan salah satu problem dalam perubahan anak lebih-lebih pada problem belajar. Untuk itu diperlukan komunikasi yang baik antara keduanya sehingga hubungan guru dengan orang tua bisa harmonis. Salah satu sarana yang bisa menjembatani yaitu home visit. apakah home visit itu?
Dalam rangka memperoleh dan melengkapi data atau informasi mengenai siswa, maka home visit atau berkunjung ke rumah siswa adalah salah satu bentuk layanan bimbingan yang mendukung yang di lakukan guru, dengan home visit maka guru dapat membantu menyelesaikan problem yang ada pada siswa.
Dalam kegiatan home visit ini guru berperan sebagai pembimbing, agar semua siswa termotivasi dalam belajar sehingga bisa mendapatkan prestasi yag lebih baik, maka berkunjung ke rumah atau home visit yang di lakukan oleh guru tidak hanya siswa yang mempunyai masalah saja akan tetapi semua siswa nantinya kan dikunjungi.
Hubungan yang baik antara pendidik dan wali siswa akan lebih mudah untuk memecahkan masalah yang dihadapi anak. Orang tua juga harus memahami apa yang guru tanamkan kepada anak didiknya, sehingga harapan guru dan orang tua yang menginginkan anak mempunyai pribadi yang baik akan terwujud. Maka sangat ironis jika orang tua hanya menyerahkan anaknya sepenuhnya kepada orang tua karena kesibukannya.
Untuk melengkapai pengalaman dalam membimbing siswa, Guru harus mengetahui kondisi keluarga dimana siswa itu tinggal dan melakukan aktifitas apa saja setelah siswa pulang dari sekolah. Mengingat masalah anak- anak sekarang semakin kompleks, waktu anak berada disekolah hanya sebagian kecil selebihnya berada dirumah.
Dengan kunjungan rumah guru dapat mengetahui perkembangan siswa baik kognitifnya, afektifnya maupun psikomotorik demikian pula dengan orang tua siswa. kegiatan home visit ini sangat penting di lakukan di sekolah karena banyak sekali masalah yang muncul di sekolah berawal dari lingkungan keluarga. Maka perlu adanya kerjasama yang baik antara guru dan orang tua dan juga masyarakat. Kunjungan rumah atau Home visit adalah salah satu program yang diadakan oleh Sekolah. Dengan program home visit inidiharapkan tujuan pembelajaran yang terkait dengan aspek-aspek ibadah, akhlak, serta pengetahuan umum dapat tercapai dengan baik.
Dari sinilah maka, SD Muhammadiyah 1 Pucanganom Sidoarjo yang lebih dikenal masyarakat dengan SD MUHIDA tidak henti – hentinya memberi warna yang baik dilingkungan sekitar serta di sekolah - sekolah lain yang ada di Sidoarjo. Salah satunya dengan mengadakan Program home visit, kali ini Program home visit yang diadakan SD MUHIDA tidak hanya untuk Siswa yang bermasalah atau yang sakit saja, akan tetapi untuk seluruh Siswa yang ada di kelas, semua Siswa nantinya akan merasakan bagaimana dikunjungi oleh Gurunya. Home visit ini dilakukan untuk semua guru mulai dari guru kelas satu sampai dengan guru kelas enam.
Kegiatan ini diharapkan mampu memberikan pelayanan terbaik untuk Siswa dan orang tua dengan tujuan menjalin silaturrahim dan keakraban antara guru dan orang tua sehingga dapat mengatasi masalah yang sedang dihadapi siswa terutama problem belajar baik disekolah maupun dirumah. begitu juga dengan komitmen orang tua atau anggota keuarga lainnya untuk bekerjasama dalam menyelesaikan masalah. Serta diperolehnya data yang lebih komplet dan lebih teliti yang berkaitan dengan problem yang dihadapi siswa. Sehingga hubungan antara Sekolah dengan keluarga dan masyarakat bisa terbangun dengan baik.
Karena home visit ini tidak boleh dilakukan pada jam kerja dan semua Siswa harus pernah dikunjungi dalam waktu satu tahun, sedangkan Sekolah kami full day maka, saya harus bisa membagi waktu antara Sekolah dan keluarga. Untuk itu saya mengagendakan setiap hari Sabtu sesudah KKG atau sesudah kegiatan yang ada disekolah selesai untuk home visit.
Alhamdulillah dengan home visit ini saya bisa menggali informasi yang cukup banyak dari orang tua secara langsung baik tentang cara belajarnya, cara makannya, sholatnya, ketika bermain dengan temannya yang ada dirumah, hubungan Siswa dengan orang tua serta anggota keluarga lainnya. Selain kami tahu rumahnya, kami juga jadi kenal dan akrab dengan orang tua dan anggota keluarga lainnya yang ikut tinggal bersama Siswa.
Suka duka dalam perjalananpun saya lalui, Kadang saya mengalami kesulitan dalam mencari alamat karena tidak terdeteksi di google map karena tidak semua siswa kita rumahnya di perumahan yang lebih mudah mencarinya, tapi kalau di kampung agak sulit. Bahkan saya pernah di jemput di tengah perjalanan karena kesulitan mencari alamatnya. Tapi itu semua saya lakukan dengan senang hati, semangat dan dengan niat lillahi taala. Niat karena Allah semata dan tentunya karena Sekolah kita tercinta SD MUHIDA.
METODE
Dalam penelitian ini metode atau pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Dalam pendekatan ini penulis mengumpulkan data dengan menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kata-kata dan tindakan wali murid yang kemudian dicatat sebagai dokumentasi. Data yang sudah didapat dari informan dan responden direduksi dan diklasifikasikan menurut kategori. Untuk mengetahui keakuratan data digunakan perpanjangan penelitian, ketekunan, dan pengamatan. Selanjutnya dilakukan analisis data yang dilanjutkan dengan pencaian makna untuk dismpulkan setelah pengumpulan data dengan pereduksian atau penataan data secara sistematis.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Layanan Kunjungan Rumah ( Home Visit )
Secara bahasa kata home berasal dari kata benda yaitu rumah (tempat tinggal siswa dengan orang tua atau wali siswa). Sedangkan visit berasal dari kata benda yakni kunjungan, mengunjungi, berkunjung, datang bertamu. Secara istilah, home visit atau kunjungan rumah adalah usaha dalam pelayanan bimbingan atau konselor yang dilakukan pembimbing atau konselor untuk mengetahui keadaan keluarga dalam kaitannya dengan probelem peserta didik.
Menurut Sudrajat (2011) Kunjungan rumah atau home visit adalah berkunjung kerumah siswa untuk membantu menyelesaikan problem yang dialami oleh siswa, dalam rangkah mencari dan melengkapi data atau informasi siswa.
Home visit adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui data berupa komitmen dalam rangka menyelesaikan problem siswa berupa keadaan siswa ketika dirumah, hubungan siswa dengan keluarga, kebiasaan siswa, fasilitas yag ada dirumah, serta komitmen orangtua dalam perkembangan anaknya.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa kunjungan rumah atau home visit adalah kegiatan berkunjung kerumah siswa dalam mendukung layanan bimbingan konseling yang bertujuan untuk silaturrahim dan memperoleh data dan informasi yang akurat dalam rangka membantu problem belajar siswa baik di sekolah maupun di rumah, dan juga mengeratkan hubungan antara guru dan orangtua harapannya supaya siswa dan orang tua lebih terbuka dan haronis begitupun sebaliknya. Dengan begitu siswa bisa belajar lebih giat karena sudah termotivasi dengan kedatangan guru kerumah.
Pengertian Belajar
Belajar menunjukkan aktivitas yang dilakukan oleh seseorang yang disadari atau disengaja. Aktivitas ini menunjuk pada keaktifan seseorang dalam melakukan aspek mental yang memungkinkan terjadinya perubahan pada dirinya. Jadi dapat di pahami bahwa semakin tinggi intensitas jasmani maupun mental seseorang maka kegiatan belajar semakin baik. Sebaliknya keaktifan jasmani dan mentalnya rendah maka dia belum sepenuhnya memahami bahwa dirinya melakukan kegiatan belajar.
Interaksi seseorang dengan lingkungannya juga dimaknai sebagai kegiatan belajar. Pengalaman atau pengetahuan baru maupun sesuatu yang pernah diperoleh atau ditemukan sebelumnya tetapi menimbulkan perhatian kembali bagi seseorang sehingga bisa terjadi hubungan atau obyek-obyek lain yang memungkinkan seseorang memperoleh pengalaman atau pengetahuan maka hal ini disebut sebagai lingkungan belajar.
Pola Komunikasi Pembelajaran yang Efektif
Hubungan yang erat antara sekolah dan masyarakat dalam mencapai tujuan sekolah atau pendidikan yang efektif dan efesien maka hubungan yang harmonis antara sekolah dan masyarakat harus dibina. .
Hubungan yang baik antara sekolah dan masyarakat sangat berarti bagi masyarakat yang mengetahui dan memahami pendidikan bagi anak-anaknya. Namun bagi masyarakat yang kurang mengetahui dan memahami tentang pendidikan maka hubungan yang harmonis tidak perlu di bina. Oleh karena itu untuk menciptakan hubungan yang lebih baik, sekolah dituntut lebih efektif dan kreatif bagi masyarakat yang kurang menyadari akan pentingnya pendidikan.
Tiga jenis hubungan kerjasama sekolah dan masyarakat antara lain: (1) hubungan pendidikan, (2) hubungan budaya, dan (3) hubungan lembaga. Untuk menjadikan siswa yang mempunyai keahlian akademik dan kebiasaan yang baik, maka hubungan edukasi antara guru dan wali murid merupakan kerjasama yang baik. Anak sering mengalami kebingungan dengan adanya pola pendidikan yang berbeda antara di rumah dan di sekolah, maka hubungan edukatif bertujuan untuk mewujudkan persamaan prinsip dalam mendidik anak sehingga anak tidak mengalami kebingungan.
Cara yang bisa dilakukan supaya hubungan tetap terjalin dengan baik antara guru dan wali siswa dapat diterapkan dalam berbagai cara antara lain bisa melalui wa, telepon, face to face dikelas, melalui pertemuan wali murid, dan home visit. Sehingga guru dan orang tua dapat memahami kemajuan anak dan terbebas dari kesalahpahaman. Home visit / kunjungan ke rumah siswa adalah salah satu bentuk komunikasi secara langsung dan terbuka dengan orang tua siswa. Hal ini dilakukan guru untuk mengetahui lingkungan belajar siswa dirumah secara pasti.
Pelaksanaan program home visit di SD Muhammadiyah 1 Sidoarjo diperlukan sebagai solusi untuk membantu mengatasi problem siswa untuk dibimbing dan diarahkan, serta diberikan motivasi sehingga anak semangat dalam belajar.
Dukungan keluarga dan guru yang mampu berkomunikasi langsung secara efektif dapat meningkatkan belajar siswa merupakan keberhasilan dalam pelaksanaan program home visit. sebagaimana teori yang kemukakan oleh Hamalik (2008) dalam pelaksanaan program home visit, hasil belajar dapat dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri siswa (minat, motivasi, bakat, kecerdasan dan kemampuan kognitif).
Hubungan sekolah dan rumah tangga merupakan salah satu aspek yang dapat meningkatkan perkembagan afektif siswa. Maka dukungan kerjasama yang baik antara orangtua dan guru sangat diperlukan untuk meningkatkan pembelajaran siswa.
Tujuan dilaksanakan kegiatan home visit adalah sebagai berikut:
- Memperoleh data baru atau memeriksa kembali keabsahan data yang telah diterima tentang latar belakang kehidupan siswa dan keluarganya.
- Mengetahui kebiasaan belajar perserta didik yang berhubungan dengan jadwal belajar, kemandirian, dengan siapa siswa belajar, dan motivasi belajar siswa, fasilitas belajar, serta gangguan belajar yang ada dirumah.
- Mendiskusikan harapan orangtua terhadap perkembangan serta problem anaknya yang berhubungan dengan kondisi keluarga, prilaku wali siswa terhadap sekolah dan teman bergaul anaknya.
- Membangun kerjasama antara sekolah, keluarga dan masyarakat.
Komunikasi yang baik antara sekolah, keluarga dan masyarakat merupakan hubungan yang dapat menciptakan harapan masyarakat melalui pandangan yang baik dalam membimbing putra-putrinya.
Manfaat kegiatan home visit terutama bagi pihak sekolah antara lain:
- Terbentuknya kesamaan visi orangtua siswa terhadap sekolah.
- Adanya bantuan walimurid terhadap program sekolah. Seperti aspek dalam pemberian layanan serta aspek dalam kegiatan manajemen.
- Adanya hubungan antara guru dengan walimurid dalam memecahkan problem siswa di sekolah
- bertambahnya partisipasi orangtua siswa terhadap sekolah
- Adanya keikutsertaan dalam keberhasilan kegiatan pendidikan
- Membantu mensukseskan kegiatan-kegiatan sekolah baik masa kini maupun kegiatan mendatang
- Dapat mengetahui dengan baik lingkungan tempat tinggal siswa
Implementasi program home visit dalam mengatasi problem belajar siswa di SD Muhammadiyah 1 Pucanganom Sidoarjo bisa dikomunikasikan dengan santai tapi tetap memperhatikan pada tujuan yakni menjalin keakraban antara guru dan orangtua siswa dan mencari informasi akurat serta mengetahui problem belajar siswa sehingga harapannya mampu menyelesaikan problem belajar yang ada baik disekolah maupun dirumah beberapa langkah dalam pelaksanaan home visit yang bisa dijalankan oleh guru di SD Muhammadiyah 1 Pucanganom Sidoarjo sebagai berikut:
Pada langkah persiapan pelaksanaan home visit, guru harus lebih dulu mengetahui tujuan dari implementasi home visit/kunjungan rumah. Salah satu tujuan home visit yaitu untuk mengetahui latar belakang kondisi belajar siswa di rumah. Untuk memudahkan pemetaan rumah siswa yang akan dikunjungi dan juga agar kegiatan home visit lebih efektif dan efisien, sehingga dalam satu kali home visit guru bisa berkunjung ke sebagian rumah siswa jika rumah siswa ada di satu lokasi yang sama. Maka guru perlu menghimpun data tentang siswa diantaranya alamat, pekerjaan orangtua, dan data-data terkait kondisi keluarga siswa yang mendukung. Agar dapat bertemu langsung dengan orang tua siswa maka, Sebelum berkunjung guru harus membuat janji terlebih dahulu supaya guru bisa menyampaikan langsung tentang perkembangan anaknya
Disamping itu tujuan home visit dalam tahap persiapan ini,guru harus bisa menentukan jadwal yang tepat untuk melakukan home visit.
Karena kunjungan rumah ini tidak boleh dilakukan pada jam kerja dan semua Siswa harus pernah dikunjungi dalam waktu satu tahun, sedangkan Sekolah kami full day maka, saya harus bisa membagi waktu antara Sekolah dan keluarga. Untuk itu saya mengagendakan setiap hari Sabtu sesudah KKG atau sesudah kegiatan yang ada disekolah selesai untuk home visit. Karena kebanyakan orang tua di sekolah kami bekerja maka, guru harus bisa menyesuaikan jadwal yang tepat dan sesuai supaya guru bisa bertemu langsung dengan orang tua siswa. Untuk menghindari kesalahpahaman antara orang tua dan guru kegiatan home visit harus tepat sasaran tidak boleh diwakilkan oleh pembantu rumah tangga.
Setiap hari sabtu tiba, saya sudah siap berkunjung ke rumah Siswa. Tentu sebelumnya saya komunikasikan dulu bersama orang tua Siswa yang akan saya kunjungi. Biasanya saya memberi informasi kalau mau berkunjung ke rumah pada hari Sabtu sekitar pukul 11.00. Karena saya juga menyesuaikan jadwal kegiatan yang ada di Sekolah. Kalau orang tua bisa, maka segera saya catat dan jadwalkan minggu ini berkunjung kerumahnya. saya targetkan sehari minimal dua Siswa yang akan saya kunjungi.
Caranya dengan mencari alamat Siswa yang satu arah atau satu lokasi terlebih dahulu kemudian saya catat. Langkah selanjutnya saya lihat di google map untuk memudahkan saya mencari alamat tersebut. setelah saya tahu lokasi alamat yang dimaksud maka saya segera berangkat.
Pada tahap pelaksanaan implementasi home visit di SD Muhammadiyah 1 Pucanganom Sidoarjo ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh guru. Agar orang tua siswa tidak salah paham, maka maksud dan tujuan kunjungan rumah harus disampaikan oleh guru. Untuk membangun kepercayaan oran tua, maka guru harus mampu melakukan komunikasi yang baik sebelum menggali data tentang siswa.
Agar pelaksanaan home visit tetap fokus pada tujuan, maka guru harus bisa memperhatikan waktu yang ada. Menyampaikan program- program sekolah sekaligus meminta orangtua siswa memberikan masukan supaya kemajuan sekolah yang akan datang dapat terwujud merupakan hal yang sangat penting yang harus di lakukan guru ketika berkunjung ke rumah siswa selain menyampaikan informasi tentang perkembangan anak baik si sekolah maupun dirumah. Harapannya sekolah menjadi lebih baik di masa mendatang dengan adanya saran atau masukan yang diberikan oleh orang tua siswa.
Agar pelaksanaan home visit bermanfaat bagi wali murid, guru dan siswa, maka guru harus melakukan evaluasi mengenai kelengkapan dan kemanfaatan serta komitmen orangtua siswa dalam menangani problem belajar siswa baik dirumah maupun disekolah. Oleh karena itu guru harus bisa memberikan solusi mengenai kelebihan dan kekurangan dari masing-masing siswa tentang keefektifan penilaian tentang layanan dalam proses evaluasi yang diberikan guru.
Salah satu masalah yang kurang efektif dalam implementasi home visit adalah mencari letak rumah. Suka duka dalam perjalanan home visit saya lalui, kadang saya mengalami kesulitan dalam mencari alamat karena tidak terdeteksi di google map karena tidak semua siswa kami rumahnya di perumahan yang lebih mudah mencarinya, tapi kalau di kampung agak sulit. Bahkan saya pernah di jemput di tengah perjalanan karena saya kesulitan mencari alamatnya. Tapi itu semua saya lakukan dengan senang hati, semangat dan dengan niat lillahi taala. Niat karena Allah semata dan tentunya karena Sekolah kami tercinta SD Muhmmadiyah 1 Pucanganom Sidoarjo yang kami sebut dengan SD MUHIDA.
Selain letak rumah masalah waktu serta beberapa orangtua yang kurang terbuka dalam memberikan informasi yang lengkap mengenai anaknya terkait dengan belajarnya, kebiasaanya, dan juga informasi lain yang dibutuhkan guru saat berkunjung ke rumah.
Setelah guru berkunjung kerumah siswa dan mengetahui problem belajar siswa baik dirumah maupun disekolah, maka untuk menangani problem tersebut guru harus melakukan tindak lanjut. Hasil dari kunjungan tersebut disamping untuk membantu memecahkan masalah juga bisa digunakan sebagai alat untuk memotivasi peserta didik.
Tindak lanjut ialah hal yang penting yang harus dilakukan oleh guru setelah melakukan kunjungan ke rumah siswa, karena tindak lanjut tersebut sebagai bahan pertimbangan untuk guru selanjutnya dalam megatasi problem yang ada pada siswa tersebut. harapannya kedepan siswa dapat mempraktekkan nilai- nilai yang luhur baik dirumah maupun disekolah.
Dari banyaknya siswa yang ada di SD Muhammadiyah 1 Pucanganom Sidoarjo yang lebih dikenal dengan SD MUHIDA, tentunya memiliki kondisi lingkungan yang bermacam- macam. Kebanyakan siswa tinggal di perumahan yang tentunya lebih kondusif dan lebih aman karena anak-anak diperumahan jarang sekali keluar. Tapi itupun belum menjamin bahwa anak-anak perumahan yang tidak pernah keluar, dan tidak pernah main sama temannya bisa belajar sesuai harapan orangtua. Karena Kebanyakan orangtua disekolah Muhida itu ayah dan ibunya bekerja, jadi banyak dari mereka yang memang jarang sekali ditunggui orangtuanya saat belajar. Setelah saya berkujung ke beberapa wali siswa memang mereka mengakui bahwa anak- anaknya jarang sekali keluar rumah bahkan ada yang tidak punya teman karena memang tidak pernah main diluar rumah. Tapi mereka lebih asyik main hp sendiri atau lihat tv dikamar.
Begitu juga siswa yang tinggal di kampung yang sebenarnya lingkungannya kurang mendukung juga karena anak-anak dikampung lebih sering main bersama sepulang sekolah dan juga main game online dari pada belajar atau mengerjakan tugas sekolah. Dari kendala inilah maka setelah berkunjung ke rumah siswa guru dan orangtua harus memberikan tindak lanjut. Oleh karena itu, orang tua harus memberikan bimbingan, perhatian khusus dan pengawasan penuh terhadap anak-anak meskipun orangtua bekerja diluar rumah. Cara pemberian perhatian kepada anak-anak bisa melalui telepon, wa atau pesan singkat yang membuat anak-anak merasa diperhatikan dan di bimbing walau tidak didekatnya.
Disamping perhatian dan pengawasan, memberikan tugas sehari-hari seperti belajar, shalat, mengaji, dan membantu orangtua itu merupakan salah satu hal yang dapat melatih tanggung jawab anak-anak. Dan juga bisa mengurangi anak-anak kecanduan main hp atau main game dan bermain terus sama temannya sehingga lupa belajarnya. Dengan perhatian dan kasih sayang yang tulus insya Allah anak-anak akan lebih bisa di kendalikan cara belajarnya baik disekolah maupun diruma
- Langkah Persiapan/Perencanaan Pelaksanaan Program Home Visit dalam Mengatasi Problem Belajar Siswa di SD Muhammadiyah 1 Pucanganom Sidoarjo
- Tahap Pelaksanaan Implementasi Program Home Visit dalam Mengatasi Problem Belajar Siswa di SD Muhammadiyah 1 Pucanganom Sidoarjo.
- Tahap Evaluasi Implementasi Program Home Visit dalam Mengatasi Problem Belajar Siswa di SD Muhammadiyah 1 Pucanganom Sidoarjo.
- Follow up dari Implementasi Program Home Visit dalam Mengatasi Problem Belajar Siswa di SD Muhammadiyah 1 Pucanganom Sidoarjo.
- Menyusun Laporan Home Visit di SD Muhammadiyah 1 Pucanganom Sidoarjo.
Setelah mendapatkan hasil dari kegiatan home visit guru membuat laporan yang disertai dengan foto dan dokumentasi yang lengkap kemudian hasilnya disampaikan kepada kepala sekolah. Dari hasil laporan tersebut dapat digunakan oleh guru selanjutnya untuk mengetahui masalah, atau kekurangan yang dihadapi siswa sehingga guru dapat memberikan bantuan pemecahan problem dan keinginan yang harus diraih. Hasil laporan ini juga dapat memudahkan guru dalam mengetahui karakter siswa yang dialami dirumah sebagai tahap awal mengenali keadaan belajar dan kebiasaan siswa.
Analisis Faktor Pendukung dan Penghambat Implementasi Home visit
Ada beberapa faktor pendukung dan penghambat dalam implementasi home visit yang sangat mempengaruhi baik dari lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:
1. Faktor Pendukung
Keluarga merupakan faktor pendukung yang sangat penting terhadap perkembangan belajar dan kesejahteraan anak. Karena keluarga adalah madrasah pertama dalam mendidik anak, maka orangtua mempunyai peranan penting terhadap proses belajar anaknya, pengaruh lingkungan keluarga seperti bagaimana orang tua membimbing, mengarahkan, hubungan sesesama keluarga, keadaan rumah tangga, dan kondisi ekonomi adalah hal yang dapat mempengaruhi belajar siswa.
Orangtua harus memberikan cara yang terbaik dalam membimbing anaknya dengan memberikan perhatian penuh supaya anak merasa senang sehingga anak juga bisa belajar dengan nyaman. Bebas dari lingkungan yang kurang baik, memberi keyakinan percaya diri yang cukup yakni dengan memberikan fasilitas yang memadai. Memanjakan atau terlalu keras merupakan cara yang kurang baik dalam mendidik anak.
Fasilitas yang memadai seperti buku pembelajaran, meja belajar, ruangan yang bersih dan terang, serta hubungan yang harmonis antara anggota keluarga maka akan menciptakan suasana belajar yang kondusif dan menyenangkan sehingga keberhasilan belajar akan tercapai.
Agar lingkungan keluarga dan masyarakat ideal, maka orangtua juga harus menjaga baik dalam bentuk pribadi, santun maupun dalam hal beribadah kepada Allah swt. Disamping itu evaluasi serta memberikan masukan yang baik untuk mendukung program serta kemajuan sekolah sangat diharapkan dengan tetap memberikan bantuan secara materi sesuai kemampuan.
Dukungan dan kerjasama yang baik antara guru dan orangtua merupakan faktor yang penting untuk terlaksananya program-program yang ada disekolah. Beberapa faktor sekolah yang mempengaruhi belajar siswa meliputi metode mengajar, metode belajar, kurikulum, pelajaran dan waktu sekolah, disiplin sekolah, standar pelajaran, tugas rumah, keadaan gedung, hubungan guru dengan siswa dan juga hubungan siswa dengan siswa. Untuk itu agar pogram yang ada disekolah berjalan dengan baik maka peran orangtua dalam mendukung program tersebut sangat diharapkan.
- Lingkungan Keluarga
- Lingkungan Sekolah
- Lingkungan Masyarakat
Lingkungan yang memilki pengaruh besar terhadap perkembangan anak adalah lingkungan masyarakat. Karena anak akan meniru kebiasaan orang-orang disekitarnya, lingkungan yang kondusif akan memberikan dampak yang baik, sebaliknya lingkungan yang kurang kondusif akan memberikan dampak yang tidak baik juga. Untuk menjaga agar lingkungan tetap kondusif dan nyaman serta ideal maka peran masyarakat sangat diperlukan baik dalam bersikap, berprilaku, beragama sesuai dengan nila-nilai agama dan budaya bangsa indonesia.
2. Faktor Penghambat
Terbatasnya sekolah atau guru dalam memantau atau mengawasi prilaku siswa diluar sekolah. kurang mengetahui baik dan buruknya kondisi tempat tinggal siswa, terutama orangtua siswa atau keluarga yang sangat penting dalam memegang peran dalam pembinaan akhlakul karimah.
Oleh karena itu kerjasama antara guru dan keluarga sangat penting untuk mengetahui kondisi belajar siswa dengan baik supaya bisa mengetahui keterangan terkait dengan kemajuan dan perubahan siswa dirumah. Orangtua siswa juga dihimbau untuk selalu mengawasi putra putrinya supaya prilaku mereka tetap terjaga dan terbebas dari dari dampak lingkungan yang kurang kondusif.
Kurangnya minat belajar dan membaca siswa baik disekolah maupun dirumah karena sebagian dari mereka belum mengetahui pentingnya belajar dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu untuk melatih membiasakan anak belajar sendiri tanpa harus di ingatkan, komunikasi antara orangtua dan guru mengenai strategi yang mampu membuat anak tertarik dalam belajar perlu dilakukan. Supaya siswa secara suka rela mau dan senang belajar
- Pihak sekolah kurang dalam pengawasan
- Kurangnya kesadaran Siswa
- Pengaruh Tayangan Televisi dan Gadget
Anak-anak cenderung meniru apa yang mereka lihat baik melalui televisi atau handphone akhirnya mereka melakukan dan meniru prilaku yang terdapat dalam tayangan televisi dan handphone yang mana sebagian besar tayangan tersebut seharusnya belum waktunya mereka lihat. Hal ini bisa berpengaruh terhadap kurangnya motivasi belajar siswa. Tidak menyalahkan televisi di rumah pada jam belajar anak merupakan cara yang efektif untuk mengurangi anak melihat televisi.
Upaya yang dapat dilakukan guru dalam mengatasi prolem belajar siswa antara laian:
- Pengajaran individual (face to face) berupa dialog antara siswa dan guru. Apabila ada pelajaran yang kurang dipahami anak dapat bertanya langsung kepada guru.
- Kunjungan rumah, observasi, dan meneliti tugas anak merupakan cara komunikasi langsung yang dapat mengetahui perkembangan anak secara langsung. Untuk tercapainya keberhasilan belajar pada anak maka kerjasama dengan orangtua sangat diperlukan.
- Menciptakan kondisi belajar yang menyenangkan
Dalam implementasi home visit di SD Muhida juga terdapat beberapa kendala sehingga kunjungan rumah atau home visit mengalami hambatan antara lain:
Lingkungan sekitar sangat berpengaruh terhadap kebiasaan dalam membentuk prilaku. Proses belajar anak dirumah sangat mendukung tergantung dari lingkungannya, jika ingkungannya baik maka proses belajar dirumah bisa berjalan dengan baik, namun jika lingkungannya kurang baik maka bisa jadi proses belajar anak juga kurang mendukung. Salah satu hal yang sangat mengganggu dalam proses belajar anak adalah pergaulan dengan teman sebaya yang suka main diluar rumah.
Maka orang tua harus melaksanakan kewajibannya dengan bisa membuat anak merasa lebih nyaman saat belajar dirumah. Seperi memberikan tugas sehari-hari, memberikan apresiasi apabila mereka selesai melakukan tugasnya dan lain-lain. Menciptakan pembiasaan yang baik merupakan cara yang baik dalam pelaksanaan home visit. Agar terjadi perubahan yang berkala pada diri anak maka tindak lanjut dalam kegiatan home visit merupakan hal yang sangat penting.
Tanggung jawab yang melekat pada guru tidaklah sedikit. Mulai dari tanggung jawabnya sebagai pengajar yang tidak hanya memgajar tapi juga mendidik dan membimbing agar mendapi anak yang punya kepribadian yang baik, membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), mengisi administrasi kelas, melakukan penilaian dan evaluasi, melakukan remidi serta memberikan motivasi lebih giat lagi supaya siswa termotivasi untuk belajar yang pada akhirnya siswa tersebut dapat berprestasi.
Kegiatan home visit merupakan salah satu tantangan bagi guru untuk mengembangkan kemampuan sosialnya. Namun hal ini juga tidak mudah bagi guru mengingat banyaknya tugas-tugas lain yang harus diselesaikan oleh guru. Kegiatan home visit ini dapat menjadi hal yang agak berat dilakukan jika seorang guru tidak memiliki kemauan yang keras untuk mencapai hasil yang memuaskan dalam kegiatan home visit ini.
Orang tua harus mengetahui perkembangan anak melalui pendampingan belajar saat anak berada dirumah, menanyakan perkembangan anak di sekolah, dan mendukung setiap kegiatan positif yang dilakukan oleh anak. Orang tua yang hanya mempercayakan tanggung jawab belajarnya pada sekolah karena kesibukannya maka ini menjadi salah satu penyebab anak kurang termotivasi untuk belajar dirumah.
Padahal dukungan dari orangtua akan memberikan pengaruh yang luar biasa bagi perkembangan anak.
- Kurang adanya tindak lanjut dalam kegiatan home visit
- Guru kurang mendukung dalam kegiatan home visit
- Kurang adanya dukungan dari orangtua
- Kurang mampu menyesuaikan waktu
Salah satu kendala dalam pelaksanaan home visit adalah waktu. Banyaknya kegiatan guru di sekolah serta kegiatan-kegiatan lain yang tidak terduga menyebabkan pelaksanaan home visit tidak bisa terlaksana dengan maksimal. Oleh karena itu guru harus bisa menyesuaikan jadwal dengan orangtua yang hendak di kunjungi supaya guru dan orangtua siswa bisa ketemu secara langsung dan bisa menyampaikan perkembangan siswa saat berada dirumah kepada orang tua begitu juga sebaiknya orangtua bisa menyampaikan kekurangan dan kelebihan dari anaknya ketika berada di rumah.
Dengan demikian harapannya antara guru dan orang tua bisa mencari solusi permasalahn belajar baik disekolah maupun dirumah. Supaya kegiatan home visit ini berjalan dengan lancar maka guru dan wali murid harus membuat perjanjian sehingga kekhilafan dalam komunikasi dapat dihindari dan membuat waktu lebih efektif.
KESIMPULAN
Implementasi program home visit dalam mengatasi problem belajar siswa di SD Muhammadiyah 1 Pucanganom Sidoarjo bisa dikomunikasikan dengan santai tapi tetap memperhatikan pada tujuan yakni menjalin keakraban antara guru dan orangtua siswa dan mencari informasi akurat serta mengetahui problem belajar siswa sehingga harapannya mampu menyelesaikan problem belajar yang ada baik disekolah maupun dirumah. Ada beberapa langkah dalam pelaksanaan home visit yang bisa dilakukan oleh guru di SD Muhammadiyah 1 Pucanganom Sidoarjo antara lain: 1) Perencanaan/persiapan. 2) Pelaksanaan. 3) Evaluasi. 4) Tindak lanjut. 5) Menyusunan laporan hasil home visit.
Dalam kegiatan home visit ada beberapa faktor yang bisa mendukung dan menghambat diantaranya: kondisi keluarga, sekolah, dan masyarakat. Sedangkan faktor penghambat antara lain: Terbatasnya pengawasan pihak sekolah, kesadaran para siswa, pengaruh tayangan televisi dan gadget. Dalam implementasi home visit di SD Muhida juga terdapat beberapa kendala sehingga home visit mengalami hambatan antara lain: 1) kurang adanya tindak lanjut dalam kegiatan home visit. 2) Guru kurang mendukung dalam kegiatan home visit. 3) kurang adanya dukungan dari orangtua. 4) kurang mampu menyesuaikan waktu.
UCAPAN TERIMA KASIH
Trimakasih saya sampaikan kepada ibuku yang telah membersarkan, mendidik serta tidak henti-hentinya mendoakanku supaya sukses didunia dan di akhirat. Bapak Nurdyansyah, Ibu Istiqomah yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing dan mengarahkan untuk menjadi yang lebih baik. Temanku bapak Handoyo dan bu Silwana yang telah banyak mengingatkan dan juga membantuku, semua sahabat serta teman-temanku yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, dan tak lupa Zauji al Mahbub dan juga Ayah dari anak-anakku yang telah memberikan dukungan dan motivasi baik moril, materiil ataupun spirituil serta merelakan waktunya untuk membantu saya sehingga artikel ini bisa terselesaikan dengan baik. Semoga Allah membalas semua amal baik kita dan mengampuni dosa-dosa kita.
References
- Amalia, H. (2016). Didaktika Religia volume 4, no 1. STAIN Kediri , 84.
- Arifin, A. (2003). Memahami Paradigma Baru Pendidikan Nasional dalam Undang- undang Sisdiknas. Jakarta: Ditjend Kelembagaan Agama Islam Depag.
- Aunurrahman. (2013). Belajar dan Pembelajaran . Bandung: Alfabeta.
- Aunurrahman. (2013). Belajar dan Pembelajaran . Bandung: Alfabeta.
- Baharuddin. (2010). Pendidikan dan Psikologi Perkembangan . Yogyakarta: ar-Ruz Media .
- Cholil. (2011). Psikologi Pendidikan . Surabaya: IAIN Sunan Ampel Press.
- Djamarah, S. (2000). Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya: Usaha Nasional.
- Dwita, K. D. (2018). Jurnal Home Visit dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar . Jurnal Ekonomi Bisnis dan Akuntansi Volume 20 Nomor 01 , 2.
- Dwita, K. D. (2018). Jurnal Home Visite dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Brelajar. Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Akuntansi (JEBA) Volume 20 Nomor 01 , 2.
- Echols, J. S. (2010). Kamus Inggris Indonesia An Indonesia Dictionary. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, cet XIX.
- Hallen. (2002). Bimbingan dan Konseling dalam Islam . Jakarta: Ciputat Press.
- Hamdani. (2012). Bimbingan dan Penyuluhan. Bandung: Pustaka Setia.
- Hami, A. (2013). Kompetensi Guru. Jakarta: Rajawali Prees.
- Muhaimin. (2002). Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah . Bandung: PT. Remaja Rosdakarya .
- Nasional, M. P. (2013). Peraturan Menteri Tentang Kurikulum 2013. Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasional.
- Purwanto, N. (1998). Administrasi dan Supervisi Pendidikan . Bndung: Remaja Rosdakarya.
- Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
- Sudrajat. (2011). Mengatasi Masalah Siswa Melalui Layanan Konseling Individual. Yogyakarta: Paramita Publishing.
- Sudrajat. (2011). Mengatasi Masalah Siswa Melalui Layanan Konseling Individual. Yogyakarta: Paramita Publishing.
- Sudrajat, A. (2011). Mengatasi Masalah Siswa Melalui Layanan Konseling Individual. Yogyakarta: Paramita Publishing.
- Sudrajat, A. (2011). Mengatasi Masalah Siswa Melalui Layanan Konseling Individual. Yogyakarta: Paramita Publising.
- Sulistiyorini. (2009). Manajemen Pendidikan Islam . Jogyakarta: Teras.
- Thohirin. (2007). Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integral). Jakarta: Rajawali Pers.
- Yaqien, N. (2008). Esensialitas Home Visit dalam Pendidikan. Madrasah,Vol 1 no 1 (Juli - Desember), 10.