Abstract
This study aims to explain in depth the principal's strategy in forming the religious character of students: a case study in Muhammadiyah 1 Primary School, Sedati, Sidoarjo. This research is a descriptive qualitative research. Data sources were taken from the principal, teachers, employees, students, parents of students and the general public. Data collection tools include interviews, observations, and documentation. From the results of the study illustrate that the Religious Character Building of Students in Muhammadiyah 1 Sedati Elementary School, Sidoarjo includes: (a) Al Qur'an Reading and Writing Program (BTQ) (b) Tahfidh Al Quran Learning Program (c) Implementation of Dhuhur and Asr Prayer (d) ) Customizing Smile Greetings and Shaking Hands (e) Learning ISMUBA curriculum (f) Commemoration of Islamic Holidays (PHBI) (2) The principal's strategy in building the religious character of students is manifested in religious cultured school programs in Muhammadiyah Elementary School 1 Sedati, Sidoarjo.
PENDAHULUAN
Sekolah adalah organisasi yang kompleks dan unik. Sekolah merupakan sistem sosial, siestem terbuka dan agen perubahan karaktrer. Sekolah bukan hanya sekedar peka terhadap situasi dan menyesuaikan diri, melainkan seharusnya pula mengantisiasi terhadap perkembangan-perkembangan yang akan terjadi dalam kurun waktu tertentu. Salah satu peran utama yang paling efektif dalam perkembangan sekolah adalah kepeminpinan kepala sekolah, yaitu prilaku kepala sekolah dalam mensinergikan dan memprakarsai pemikiran-pemikiran baru di lingkungan sekolah dengan melakukan perubahan atau penyesuaian tujuan, proses, input dan output sistem organisasi sekolah. Kepeminpinan merupakan kekeuatan penting dalam rangka pengelolaan sebuah organisasi atau lembaga pendidikan.
Seorang kepala sekolah adalah peminpin tertinggi dalam oerganisasi sekolah. Disamping sebagai seorang manager yang harus siap mengendalikan dan mempengaruhi kinerja bawahannya, kepala sekolah juga sebagai sorang edukator, administrator, inivator, motivator dan sumber perrubahan karakter peserta didiknya, dan inilah yang merupakan sesensi kepeminpinan kepala sekolah. Oleh karena itu kualitas kepeminpinan kepala sekolah sangat signifikan sebagai kunci keberhasilan dalam mencapai visi dan misi pendidikan.
Pada dasarnya masalah pendidikan termasuk pendidikan agama merupakan sebuah kewajiban dan tanggung jawab semua pihak, terlebih dalam tatanan pembentukan karakter peserta didik. Kewajiban dan tanggung jawab tersebut tidak terkecuali baik lingkungan rumah, sekolah ataupun lingkungan masyarakat harus secara bersamaan menanggung amanah pendidikan. Di lingkungan sekolah, pendidikan sebagai tanggung jawab semua warga sekolah terutama kepala sekolah dalam mendidik dan membina moral peserta didik.
Pendidikan merupakan salah satu upaya membantu anak didik dalam mencapai kedewasaan, keperibadian atau karakter yang baik dan religius, yang dibentuk dalam satu kesatuan organisasi sehingga satu dengan yang lainnya saling mengisi dan saling menyempurnakan. Sejatinya pendidikan sebagai bengkel pembentukan karakter masyarakat bermoral yang hadir dengan konsep kemanusiaan dan pemanusiaan yang normal. Artinya, pendidikan tidak sekedar sekolah namun merupakan jaringan-jaringan pemasyarakatan, sehingga diharapkan mampu memberikan harapan positif dalam mencetak manusia yang berkarakter seimbang antara kopetensi intelektual dan moralitas. Oleh karena itu, meciptakan budaya religius di lingkungan sekolah sangat penting dan harapannya dapat mempengaruhi sifat, sikap, dan tindakan peserta didik secara tidak langsung. Berlandaskan data yang penulis dapatkan melalui studi pendahuluan, hal ini penting dan perlu untuk ditindaklanjuti.
METODE
Pendekatan yang penulis gunakan dalam penelitian ini ialah pendekatan kualitatif deskriptif. Hal ini kerena dalam penelitian penulis hanya menggunakan satu variabel, juga karena data yang diperoleh dalam bentuk informasi-informasi serta pendapat tentang program berbasis Islam sebagai upaya penanaman karakter religius peserta didik Sekolah Dasar Muhammadiyah 1 Sedati, Sidoarjo. Penelitian mengenai strategi kepala sekolah dalam membangun karakter religius peserta didik ini peneliti lakukan di Sekolah Dasar Muhammadiyah 1 Sedati yaitu di Jl. H. Syukur No 65 Desa Sedati Gede, Kecamatan Sedati, Kabupaten Sidoarjo Provinsi Jawa Timur. Sumber data yang diperoleh peneliti melalui observasi mendalam, dokumentasi dan wawancara. Adapun teknik analisis data dilakukan melalui pengumpulan data, selanjutnya reduksi dan display data serta penarikan kesimpulan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Pembentukan Karakter Religius Peserta Didik di SDMuhammadiyah 1 Sedati, Sidoarjo.
Sekolah Dasar Muhammadiyah 1 Sedati, Sidoarjo, merupakan sekolah Islam yang memiliki selogan atau jargon The Real Islamic School, Sekolah Islam yang Sesungguhnya. Hal ini dapat dibuktikan dari budaya sekolah yang menitikberatkan pada norma-norma agama Islam. Tujuan yang di gaungkan Sekolah Dasar Muhammadiyah 1 Sedati adalah menghasilkan lulusan yang bekarakter religius, bertaqwa kepada Allah Subhanahu wata’ala. Tujuan selanjutnya adalah mencetak sumber daya manusia yang berkopeten sebagai sarana bersaing lembaga pendidikan baik di tingkatmikro juga makro.
Untuk menciptakan sebuah keunggulan dan citra suatu lembaga pendidikan, sejatinya diperlukan strategi yang jitu yang mampu meningkatkan mutu pendidikan dan SDM unggul serta mengembangan norma-norma agama sebagai ciri khas SD Muhammadiyah 1 Sedati. Oleh karena itu diperlukan program-program kongkrit yang dilakukan oleh smua unsur lembaga pendidikan yang ada di SD Muhammadiyah 1 Sedati secara konsisten dan komitmen.
Berdasarkan pengamatan atau observasi secara langsung di Sekolah Dasar Muhammadiyah 1 Sedati, Sidoarjo, dapat peneliti paparkan beberapa hasil penelitian diantaranya budaya norma-norma agama yang ada dan berkembang di SD Muhammadiyah 1 Sedati meliputi: pembelajaran Baca Tulis Al Quran (BTQ) dilakukan setiap setiap hari mulai Hari Senin sampai Hari Jumat sesuai dengan jadwal pembelajaran di setiap kelas, sekaligus dengan hafalan juz 30, 29 dan surat Ar Rahman. Tahfidh atau hafalan surat-surat pendek, juz 30, 29 dan Surat Ar Rahman merupakan program yang dijadikan program unggulan dilaksanakan setiap hari mulai Hari Senin sampai Hari Jum’at sesuai dengan jadwal pembelajaran
Kelas kelas masing-masing. Pembelajaran kurikulum ISMUBA meliputi: materi ke-Islaman (Tarikh Islam, Akidah dan Quran Hadits), Kemuhammadiyahan, Bahasa Arab. Pelaksanaan outing kelass ISMUBA. Pelaksanaan wisuda tahfidz. Pelaksanaan shalat duhur dan Ashar berjamaah dilaksanakan setiap hari seperti halnya pelaksanaan BTQ dan tahfidh. Pembiasaan Berdo’a dan merapikan sandal sebelum masuk kelas. Pembiasaan Berdo’a sebelum belajar, sebelum istirahat dan sebelum pulang.
Dari macam-macam program budaya religus yang ada di SD Muhammadiyah 1 Sedati, Sidoarjo, program tersebut dapat di pahami berdasarkan penjelasan- penjelasan seberikut:
a. Program pembelajaran Baca Tulis Al Quran ( BTQ )
Program pembelajaran Baca Tulis Al Quran (BTQ) merupakan kegiatan pembelajaran membaca dan menulis yang difokuskan pada upaya memahami informasi dengan cara menghafalkan lambang-lambang Bahasa Arab disertai dengan pembiasaan dalam melafalkannya dan cara menuliskannya. Adapun target dari pembinaan serta pembelajaran BTQ ini adalah agar dapat membaca kata-kata dalam bentuk kalimat sederhana dengan lancar dan benar serta dapat menulis huruf dan lambang-lambang Bahasa Arab dengan rapih. Disamping itu, pembelajaran Baca Tulis Al Quran (BTQ) bukan hanya skedar untuk menjadikan peserta didik tahu tetapi juga mengerti serta memahami konsep-konsep tersebut sehingga mampu mengaplikasikan serta melandasi kegiatan sehari-hari yang dikerjakn berdasarkan ajaran al-Qur’an.
Pelaksanaan Program pembelajaran BTQ di SD Muhammadiyah 1 Sedati menggunakan metode Tajdid. Metode Tajdid adalah metode atau cara baca Al Quran dengan buku yang menggunakan standar penulisan Al Quran Versi internasioal atau yang biasa disebut Al Quran Bairut. Metode ini bisa diistilahkan sebagai salah satu produk Muhammadiyah karena ditulis oleh orang Muhammadiyah, Ustadz Misbahul Munir dan Ustadz Achmad Jufri, penulis dan pendidik yang berpengalaman di bidang Al Quran, Juga karena metode ini dipergunakan di lenbaga sekolah Muhammadiyah. Metode ini terdiri dari tiga level/tingkat, yaitu Tilawah A - B, Tajwid dan Al Quran. Kepala bidang kurikulum ISMUBA SD Muhammadiyah 1 Sedat mengatakan bahwa salah satu ciri khas metode ini adalah pembelajaran dengan menggunakan irama hijaz dan tepukan tangan.
b . Program P embelajaran Tahfidh Al Quran
Program pembelajaran tahfidh Al Quran adalah proses penalaran/hafal ayat-ayat Al Quran yang dikemas dalam kegiatan halaqoh atau di kelas dalam bentuk setoran hafalan kepada pendamping atau penguji/ustadz. Di SD Muhammadiyah 1 Sedati program ini merupakan salah satu program unggulan, sebagai ikon tertinggi yang khas dan perhatian khusus dari pada program bidang-bidang pembelajaran lainnya. Hal ini terbukti dari alokali jam pembelajaran yang cukup banyak, fasilitas/alat peraga sangat diperhatikan serta target hafalan tinggi. Alokasi waktu jam tahfidh yang berlaku di SD Muhammadiyah 1 Sedati setiap hari Hari Senin sampai Jum’at dengan jadwal khusus seperti mapel-mapel yang lainaya. Disamping itu pembelajaran tahfidh juga merupakan bagian dari pembelajaran BTQ. Setiap pagi saat pembelajara dimulai dan sebelum sholat berjama’ah peserta didik didampingi untuk membaca/menghafal surat-surat pendek. Hal ini bertujuan untuk mengasah hafalan-hafalan mereka seperti apa yang telah diutarakan oleh kabid kurikulum ismuba.
Pembelajaran tahfidh Al Quran di SD Muhammadiyah 1 Sedati memiliki target yang tinggi, bahakan dibandingkan dengan sekolah-sekolah Muhammadiyah lain di sidoarjo SD Muhammadiyah 1 Sedati tehitung Sd yang berani. Hal ini terbukti dari hasil wawancara dengan kepala sekoah SD Muhammadiyah 1 Sedati bahwa disekolah lain khususnya SD Muhammadiyah belum ada yang berani mentargetkan seperti yang telah ditargetkan di SD Muhammadiyah 1 Sedati. Adapun target yang ditetapkan oleh kepala sekolah adalah hafalan Juz 30, 29 dan surat Ar Rahman.
c. Pelaksanaan Shalat Dhuhur dan Ashar Berjamaah
Pelaksanaan shalat berjamaah di sekolah merupakan salah satu budaya religius di SD Muhammadiyah 1 Sedati. Program ini bertujuan untuk mebiasakan peserta didik melaksanakam shalat secara berjamaah. Pelaksanaan shalat berjamaah SD Muhammadiyah 1 Sedati terbagai dua kelompok atau tingkatan. Kelompok pertama adalah kelas satu dua dan tiga disebut dengan kelas keci. Kegiaatan sholat dhuhur berjamaah untuk kelas kecil dilakasanakan di dalam masjid dipandu/didampingi oleh para pendamping/guru yang telah dijadwalkan. Pelaksanaan sholat dhuhur berjamaah dilakukan dengan bacaan jahr/keras/nyaring. Kepala sekolah SD Muhammadiyah 1 Sedati mengatakan hal ini penting dilakukan. Salah satu manfaat bacaan keras/nyaring adalah memperkuat hafalan bacaan siswa. Pelaksanaan shalat ashar berjamaah untuk kelas kecil dilkaukan di dalam kelas sebelum seluruh peserta didik pulang dan dijemput oleh orang tuanya masing-masing. Kelompok kedua adalah kelas empat lima dan enam disebut dengan kelas besar. Kegiaatan sholat berjamaah baik dhuhur ataupun ashar untuk kelas besar dilakasanakan di dalam masjid dipandu/didampingi oleh para pendamping/guru yang telah dijadwalkan. Kegiatan sholat berjamaah dilakukan dengan bacaan sirr/pelan.
Program pelaksanaan shalat berjamaah sebagai salah satu perhatian khusus kepala sekolah SD Muhammadiyah 1 Sedati. Hal ini dibuktikan dengan reward yang diberikan kepala sekolah kepada siswa/kelas terapi/tertib dalam pelaksanaan shalat berjamaah. Reward tersebut dalam bentuk piala yang diberikan dan disimpan di kelas yang berkriteria melaksanaan shalat berjamaah dengan tertib. Hal ini bertujuan agar peserta didik berlomba-lomba dalam kebaiakan dan merangsang mereka supaya membiasakan shalat berjamaah dengan tertib.
d. Pembiasaan Senyum Salam dan Berjabat Tangan
Merupakan bagian khas budaya religius yang dimiliki oleh SD Muhammadiyah 1 Sedati adalah pembiasaan senyum, salam dan berjabat tangan sesama jenis dan tidak dengan lawan jenis. Hal ini merupakan pengembangan budaya religius yang dipertahankan serta dibudayakan di lingkungan sekolah. Pembiasaan senyum, salam dan berjabat tangan merupakan sebuah proses penanaman nilai-nilai agama dalam pribadi seorang muslim dan pula sebagai tahapan dari budaya agama yang dikembangkan oleh SD Muhammadiyah 1 Sedati. Kegiatan ini bertujuan agar peserta didik memiliki adab (akhlaq) yang baik, baik sesama teman juga kepada guru dan orang tua, guru juga bersikap saling menghargai antar sesama, juga kepala sekolah menghargai semua guru, karyawan dan peserta didiknya.
Pembiasaan senyum, salam dan berjabat tangan sesama jenis dan tidak dengan lawan jenis. dibudayakan dan diperkenalkan setiap aktivitas terutama saat seluruh siswa akan masuk kelas untuk mengikuti pembelajaran. Sikap demikian ditekankan sejak dini, selanjutnya prilaku tersebut berjalan dengan sendirinya. Hal ini terbukti dari siswa yang duduk dikelas atas yaitu kelas empat lima dan enam mereka tetap membudayakan kebiyasaan ini. Budaya senyum, salam dan berjabat tangan adalah budaya yang dipertahankan oleh kepala sekolah di SD Muhammadiyah 1 Sedati sebagai pembiasaan guru-gurunya. Hal ini dipertegas dengan adanya penjadwalan sambut salam para guru setiap Hari Senin sampai dengan Jumat, yang dilaksanakan didepan halaman sekolah SD Muhammadiyah 1 Sedati. Kegiatan ini disamping bertujuan untuk memberi tauladan kepada seluruh peserta didiknya juga sebuah keharusan dan penting bagi para guru sebagai pembiasaan, “walaupun hanya satu kali”kata Dhani Harsyahyadi, S.H.I, kepala sekolah di SD Muhammadiyah 1 Sedati,
e. Pembelajaran kurikulum ISMUBA
Pembelajaran kurikulum ISMUBA adalah materi pembelajaran agama yang meliputi materi ke-Islaman seperti Ibadah Syariah, Akidah Akhlak, Tarikh Islam, Quran Hadits, Kemuhammadiyahan dan Bahasa Arab. Pembelajaran ini merupakan pengembangan budaya religius yang dipertahankan serta dibudayakan di SD Muhammadiyah 1 Sedati. Materi Ibadah Syariah mencakup hal-hal yang berhubungan dengan fikih ibadah seperti yang dipelajari siswa kelas 1 diantaranya meiputi pengenalan Rukun Islam, thaharah, berwudhu dan sholat. Adapun materi pembelajaran Akidah Akhlak mencakup hal-hal yang berhubungan dengan akidah sebagai seorang muslim seperti yang dipelajari siswa kelas 2 diantaranya meiputi Arti iman kepada Rasul-Rasul Allah, Arti iman kepada kitab-kitab Allah, mengetahui Asmaul Husna, membiasakan jujur dan beradab Islami. Pembelajaran Tarikh Islam mencakup hal-hal yang berhubungan dengan sejaran ke-Islaman seperti yang dipelajari peserta didik kelas 6 diantaranya meiputi sejarah perjuangan para khulafaur rasyidin, keteladanan Khulafaurrasyidin (Abu Bakar Ash shiddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan dan Ali bin Abu Thalib).
Adapun materi pembelajaran Quran Hadits mencakup hal-hal yang berhubungan dengan Al Quran dan Hadist sebagaimana dipelajari oleh siswa kelas 3 SD Muhammadiyah 1 Sedati diantaranya meiputi bacaan surat Al Qariah, menulis surat Al Adiyat, Az Zalzalah Al Qadr dan Hadist tentang lailatul qadr. Pembelajaran Kemuhammdiyahan meliputi hal-hal yang berhubungan dengan keorganisasian Muhammadiyah seperti yang dipelajari peserta didik kelas 1 diantaranya mengenai identitas pelajar Muhammdiyah, mengenal Muhammadiyah dan lambang Muhammadiyah. Lain halnya dengan materi pembelajaran Bahasa Arab meliputi pengetahuan Bahasa Arab seperti menulis, membaca, menyimak dan pengucapan Bahasa Arab sebagaimana yang dipelajari di kelas 1 SD Muhammadiyah 1 Sedati. Materi ini merupakan perpaduan antara tuliasan dan gambar sehingga para peserta didik mudah dan cepat memahaminya. Adapun materi Bahasa Arab yang dipelajari di kelas 1 adalah mengenal dan menyimak kata-kata sapaan, mengenal dan menyimak kata ganti orang, melafalkan dan mempraktekan kata terkait denga anggota badan.
f . Peringatan Hari-Hari Besar Agama Islam (PHBI)
Budaya agama di SD Muhammadiyah 1 Sedati tidak hanya wajib mengikuti pembelajaran BTQ, shalat berjamaah, pemakaian jilbab, sopan atau berbusana muslim dan mengucap salam serta berprilaku sopan santun kepada semua warga sekolah tetapi salah satu pengembangan budaya yang ada adalah peringatan hari-hari besar agama Islam (PHBI).
Salah satu contoh peringatan hari-hari besar agama Islam adalah menyembelih hewan qurban pada saat hari raya ‘Idul Adha. Pada hari itu semua peserta didik, guru dan karyawan berkumpul di sekolah untuk memperingati hari raya Idul Adha dan menyembelih hewan qurban. Biasanya hewan qurban didapat dari dana patungan siswa dan guru untuk pembelian sapi. Selain itu sekolah juga menerima sumbangan penyembelihan hewan qurban dari para wali santri yang dititipkan saat acara penyembelihan dilaksanakan. Tujuan pelaksanaan penyembelihan hewan qurban adalah untuk melatih siswa memiliki karakter yang bersosial terhadap masyarakat dan sebagai ajang latihan seluruh peserta didik untuk gemar bersedekah berupa pengorbanan dan pemberian sebagian harta kepada fakir miskin, dan. Secara umum pelajaran yang diambil dari beberapa kegiatan memperingati hari-hari besar Islam yang telah dilaksanakan di SD Muhammadiyah 1 Sedati, dapat mengembangkan budaya agama dan melatih seluruh warga sekolah untuk selalu tanggap dalam memperingati hari-hari besar Islam.
2 . Strategi Kepala Sekolah dalam Membentuk Karakter Religius Peserta Didik Di SD Muhammadiyah 1 Sedati
Sebagai pemegang kebijakan (policy), kepala sekolah SD Muhammadiyah 1 Sedati sejatinya adalah sosok yang memiliki kecakapan teknis baik dalam merencana, menyusun orgnisasi dan mendelegasi kekuasaan yang dapat memberikan keputusan, kebijakan, dan instruksi dalam rangka mengupayakan pengembangan dan memajukan potensi lembaga atau organisasi yang dipimpinnya. Selain kemajuan dalam ruang lingkup eksternal, hal penting yang tidak luput dari perhatian kepala sekolah juga adalah kemajuan internal. Kemajuan internal yang mencakup peningkatan kualitas personil sekolah seperti pengajar, staf tata usaha dan kualitas akademik serta karakter peserta didik sampai saat ini terus diusahakan di SD Muhammadiyah 1 Sedati. Terutama dalam peningkatan dan pembentukan karakter religius peserta didik, karena peserta didik merupakan instrumen pokok/pentng yang menduduki posisi sebagai subjek sekaligus objek pendidikan. Setiap peserta didik memepunyai potensi untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas akademik ataupun non akademik yang dimilikinya serta melatih pribadi yang berkarakter religius. Hal tersebut bisa dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti latar belakang lingkungan, kualitas kopetensi guru, serta kebijakan-kebijakan yang diputuskan sebagai hasil dari pola kepemimpinan kepala sekolah yang di implementasikan dalam budya agama atau lingkungan religius di sekolah.
Budaya agama atau lingkungan religius yang ada di SD Muhammadiyah 1 Sedati adalah bagian dari gagasan kepala sekolah. Hal ini bertujuan agar sekolah yang secara notabene sekolah Islam yang mengangkat nilai-nilai religius dengan selogan The Real Islamic School harus membuktikan sesuai apa yang telah di jargonkan dan telah menjadi paradigma baik di mata masyarakat. Dalam pengembangan budaya agama untuk membentuk karkter religius peserta didik di SD Muhammadiyah 1 Sedati, kepala sekolah adalah sebagai figur yang pertama yang memberikan contoh kepada seluruh warga sekolah. Budaya religius mempunyai arti prilaku seseorang yang memiliki nilai ibadah yang mrupakan pondasi juga sebagai salah satu landasan dalam menjalankan nilai-nilai ke-Islaman. Oleh karena itu, budaya religius penting dilaksanakan, dikembangkan juga dipertahankan di sekolah ini. Dari hasil penelitian penulis, data yang didapat dari hasil observasi maupun wawancara bahwa kepala sekolah menerapkan program berbasis Islam yang terdiri dari program pembelajaran baca tulis Al Quran (BTQ), program pembelajaran tahfidh al quran, pelaksanaan shalat dhuhur dan ashar berjamaah, pembiasaan senyum salam dan berjabat tangan, pembelajaran kurikulum ismuba, peringatan hari-hari besar agama islam (PHBI). Penerapan program berbasis Islam sudah nampak dari adanya pemasangan bingkai yang berisi tulisan kata-kata mutiara dan kosa-kata bahasa Arab di setiap lorong sekolah, gambar-gambar/poster bertuliskan kata-kata bernuansa Islami seperti “Ilmu Tanpa Amal Bagaikan Pohon Tanpa Buah”, “Belajarlah di Waktu Kecil Dan Amalkanlah Di Waktu Besar”, “Jika benar kemauanya niscaya terbukalah jalannya”.
Peran kepala sekolah SD Muhammadiyah 1 Sedati sekaligus sebagai strateginya dalam mengembangkan budaya agama dan membentuk karkter religius peserta didik dapat dilihat dari sikap kepala sekolah yang nampak seperti ada upaya untuk mengembangkan budaya agama, ada upaya untuk mempertahankan budaya agama serta adanya strategi-strategi kepala sekolah untuk menjadikan sekolah dengan suasana Islami dan membentuk karkter religius peserta didiknya melalui budaya agama yang ada di SD Muhammadiyah 1 Sedati. Adapun upaya kepala sekolah terhadap pembentukan karkter religius peserta didik dapat dilihat juga dari prilaku sehari-hari, semangat, loyalitas serta saling mengingatkan juga saling memberi masukan kepada guru-guru prihal budaya agama yang telah terprogram di sekolah ini.
Dari hasil beberapa data di atas dapat dipahami bahwa kepala sekolah memiliki daya dukung yang kuat juga pengaruh yang tinggi terhadap pembentukan karkter religius peserta didik. Oleh karena itu, sebagai manager pendidikan kepala sekolah SD Muhammadiyah 1 Sedati harus memiliki strategi yang tepat yang dapat diterapkan di SD Muhammadiyah 1 Sedati.
KESIMPULAN
Program-program keagamaan atau budaya agama yang ada di SD Muhammadiyah 1 Sedati sebagian besar memang sudah menanamkan sikap religius peserta didik. Adanya progam keagamaan di Muhammadiyah 1 Sedati merupakan strategi kepala sekolah dalam membentuk karkter religius peserta didik. Hal ini diwujudkan melalui program pembelajaran baca tulis Al Quran (BTQ), program pembelajaran tahfidh al quran, pelaksanaan shalat dhuhur dan ashar berjamaah, pembiasaan senyum salam dan berjabat tangan, pembelajaran kurikulum ISMUBA, dan peringatan hari-hari besar agama islam (PHBI). Budaya agama tersebut sangan berpengaruh terhadap pembentukan karkter religius peserta didik yang tidak diterapkan di rumah bahkan mulai terhapuskan oleh melejitnya perkembangan zaman.
Tim ISMUBA SD/MI Muhammadiyah Sidoarjo, Quran Hadits 3 (Sidoarjo: Prima Surya Pustaka 2016) hal. IX-X
Tim ISMUBA SD/MI Muhammadiyah Sidoarjo. 2016. Ibadah Syariahkelas 1 Sidoarjo: Prima Surya Pustaka Tim ISMUBA SD/MI Muhammadiyah Sidoarjo. 2016. Akidah Akhlak 2. Sidoarjo: Prima Surya Pustaka
Wahjosumidjo. 1995. Kepeminpinan Kepala Sekolah. Rajawali Press.
References
- Ach. Baihaki. 2016. Strategi Kepala Sekolah Dalam Mewujudkan Budaya Religius di MA Negeri dan SMA Negeri 1 Sumenep Madura [Tesisi]. Malang (ID): Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.
- Aziz Saputra. 2017. Peran kepala madrasah dalam membangun budaya religius di MAN 1 Palembang [Skripsi]. Palembang (ID): Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang
- Hikmah, Khizanatul. 2018. Al Ashri Belajar Bahasa Arab Modern untuk SD/MI Muhammadiyah kelas 1. Surabaya: Majlis Dikdasmen PWM Jatim.
- Kris Setyaningsih. 2019. Upaya Kepala Sekolah dalam Membangun Kualitas Peserta Didik di Sekolah Dasar (SD) Tunas Teladan Palembang. Manajemen Pendidikan Islam. 4 (1): 14
- Kurtilas Tarikh. Kompetensi Inti Dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Tarikh Islam,.SD Muhammadiyah 1 Sedati
- Munir, Misbahul, Achmad Jufri. 2018. Metode Tajdid. Surabaya: Mentari DMU
- Novianti Muspiroh. Peran Kepala Sekolah Dalam Menciptakan Budaya Religius Siswa Studi Kasusi Sekolah Dasar Negeri Grenjeng Kota Cirebon. Manajemen Pendidikan Islam. 2(2): 44
- Panglaykim. 1982 Manajemen suatu pengantar. Jakarta: Yudistira
- Rizkiani, Dyah. 2018. Pendidikan Kemuhammadiyahan untuk SD/MI Muhammadiyah kelas 1. Surabaya: Hikmah Press.
- Tim ISMUBA SD/MI Muhammadiyah Sidoarjo, Quran Hadits 3 (Sidoarjo: Prima Surya Pustaka 2016) hal. IX-X
- Tim ISMUBA SD/MI Muhammadiyah Sidoarjo. 2016. Ibadah Syariahkelas 1 Sidoarjo: Prima Surya Pustaka Tim ISMUBA SD/MI Muhammadiyah Sidoarjo. 2016. Akidah Akhlak 2. Sidoarjo: Prima Surya Pustaka
- Wahjosumidjo. 1995. Kepeminpinan Kepala Sekolah. Rajawali Press.