Abstract
The improvement of elementary school library services is very important especially to increase interest in reading, the limited availability of elementary school librarians has an impact on the need for cooperation to improve library services with mier ambassador friends namely library staff partners from the elements of students who have a hobby of reading. The purpose of this collaboration is to optimize the potential of school library services. Forms of cooperation undertaken include to improve the implementation of library activities programs, library promotion, reading habits habituation, reaward reading and fostering collection. This descriptive study uses a qualitative approach. The observation guide was made as a research instrument to collect data relating to the effectiveness of the collaboration of library staff and friends of Ambassador Ambassador to the increased interest in reading readers. The results of this study indicate that the library of SD Muhammadiyah 3 IKROM Wage really needs to collaborate with friends of Ambassador Ambassador to improve school library services
PENDAHULUAN
Perpustakaan merupakan sarana prasarana pendidikan di sekolah untuk menunjang kelancaran dalam proses belajar mengajar, adapun kedudukan dan tanggung jawabnya terletak pada kepala sekolah sedangkan pengelolahnya adalah pustakawan bekerjasama dengan Sahabat Duta Mier. Harapan besar dari adanya perpustakaan sekolah ini dapat memberikan pelayanan kepada sivitas akademika sekolah yang bersangkutan baik kepada para siswa maupun gurunya. Pelayanan yang dapat diberikan perpustakaan sebagaimana fungsinya diantaranya sebagai pusat informasi, sarana pendidikan, rekreasi dan fungsi penelitian. (Setiani et al., 2016)
Masyarakat saat ini berbasis pengetahuan dan informasi, untuk ini sangat dibutuhkan sebuah perpustakaan sekolah yang dapat menyediakan informasi dan ide. Perpustakaan sekolah dapat memberikan bekal berupa imajinasi dan keterampilan pembelajaran sepanjang hayat sehingga kedepan terwujud warga negara yang bertanggungjawab. Tentunya syarat utama agar perpustakaan ini berfungsi maksimal pemustakanya harus lancar membaca dan mempunyai minat baca yang tinggi. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa dengan membaca akan dapat membuka cendela dunia.
Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa minat kunjung pemustaka ke perpustakaan itu dipengaruhi oleh layanan yang diberikan oleh sebuah perpustakaan. Seperti hasil penelitian yang dilakukan oleh Iyoro dan Amusa (Iyoro & Amusa, 2013) dalam Habir, 2015 menyatakan bahwa perpustakaan akademik di Nigeri kurang mendapat kunjungan dikarenakan bantuk-bentuk layanan perpustakaan kurang tersedia di antaranya ruang baca, program pendidikan pemustakan, internet, sistem informasi, dan bantuan layanan dari para
pustakawannya. Hal ini selaras dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh McGrath, (Rogers, & Gilligan, 2010) dalam Habir menyatakan bahwa generasi muda dan remaja di Irlandia dikarenakan layanan yang diberikan oleh perpustakaan sangat baik sehingga mereka sangat senang berkunjung ke perpustakaan umum yang ada di negara tersebut . (Habir, 2015)
Berdasarkan dua contoh hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa minat kunjung atau minat baca pemustaka tergantung dari layanan yang diberikan perpustakaan. Pengetahuan ini pula yang membuat peneliti melakukan observasi terhadap minat baca pemustaka terhadap perpustakaan SD muhammadiyah 3 IKROM Wage dari sebelum adanya kerjasama pustakawan dengan sahabat duta mier dengan sesudah ada kerjasama. Kenyataannya sebelum ada kerjasama masih sedikit peserta didik yang memanfaatkan waktu istirahatnya membaca diperpustakaan, rata-rata ke perpustakaan karena mengikuti guru yang melaksanakan pembelajaran di sana karena membutuhkan beberapa literatur buku. Selain itu siswa lebih cenderung menggunakan waktu istirahatnya untuk bermain dan menikmati jajannya.
Permasalahan ini terjadi karena kurang adanya kreativitas dan inovasi program perpustakaan. Perpustakan tidak lebih dari tempat menyimpan koleksi buku yang dikelolah oleh seorang pustakawati dan tempat pembelajaran yang membutuhkan literatur buku. Untuk ini sekolah mencoba membuat program – program inovasi untuk meningkatkan fungsi perpustakaan yang ada. Akan tetapi berbagai program perpustakaan ini tidak mungkin dilaksanakan oleh seorang pustakawati sendiri dengan jumlah siswa 620. Perlu adanya Sahabat Duta Mier (SDM) atau kawan pustakawati yang dapat membantu pustakawati melaksanakan tugasnya. SDM merupakan sekelompok siswa dari kelas I – VI yang suka membaca dibuktikan dari presensi membacanya di perpustakaan. Pustakawati bekerja sama dengan SDM untuk melaksanakan program perpustakaan.
Kerjasama antara pustakawati dengan SDM di perpustakaan ini dikenal dengan Simbiosis Mutualisme dimana kerjasama yang dilakukan memberikan keuntungan kepada kedua belah pihak yang terlibat dalam kegiatan kerjasama. Pustakawati mendapatkan keuntungan beberapa tugas hariannya terbantu seperti halnya melakukan roling buku yang ada di sudut baca tiap kelas, lorong kelas, gazebo literasi di ikrom sport, selain itu kegiatan promosi buku baru di kelas-kelas juga terlaksana, serta pemberian reaward gemar membaca terealisasi dengan baik sehingga dapat menarik minat pemustaka agar selalu berkunjung kedalam perpustakaan.
Sedangkan Sahabat Duta Mier mendapat ilmu bagaimana cara menata buku di rak yang baik dan benar, lebih awal mengetahui judul buku terbaru sehingga lebih awal juga mengetahui isi buku, peluang mendapat reaward lebih besar karena mereka kumpulan anak yang gemar membaca serta keterampilan berkomunikasi terlatih dan lebih berkembang karena mendapat tugas promosi di kelas-kelas. Tentunya ini semua berhasil tidak lepas dari dukungan semua pihak baik kepala sekolah, guru, dan semua masyarakat yang selalu posistif, kreatif dan inovatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah pustakawan bekerjasama dengan sahabat duta mier membuat perpustakaan bertambah minat bacanya yang tadinya rata-rata pengunjung tetapnya anak-anak yang tergabung dalam duta mier akhirnya bertambah pengunjung dari teman-teman sekelas siswa sahabat duta mier.
METODE
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, dengan jenis studi kasus. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi yang kemudian diolah berdasarkan dengan teknik reduksi data, penyajian data, dan verifikasi. Latar penelitian ini dilakukan di SD Muhammadiyah 3 Ikrom Wage Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo. Subjek dan Objek Penelitian adalah perpustakaan Mier terutama dokumen absen pengunjung perpustakaan baik yang ada di sudut baca kelas, lorong kelas, gazebo literasi ikrom sport dan perpustakaan utama sekolah. Peneliti berfungsi sebagai instrument kunci sekaligus sebagai pengumpul data, maka di dalam usahanya mengumpulkan data yang dibutuhkan, peneliti berperan sebagai pengamat penuh, artinya peneliti ikut berbaur dengan responden dalam melakukan pengamatan, sehingga di dalam pengumpulan data informasi yang diperlukan terbina hubungan kerja sama dan memberi kemudahan. Dalam penelitian ini, pengambilan data dari observasi (pengamatan langsung) , sedangkan data primer yang akan digunakan oleh peneliti yaitu berupa pengambilan foto dengan camera hanphone data verbal dari hasil wawancara dengan para informan yang kemudian peneliti catat dalam bentuk catatan tertulis dan rekaman dengan recorder handphone. Adapun teknik pengumpulan datanya menggunakan wawancara , observasi, dan dokumentasi
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sekolah adalah lembaga pendidikan formal yang berperan penting dalam mencerdaskan bangsa. Lulusan/ sumber daya yang berkualitas merupakan hasil dari pendidikan yang berkualitas pula. Untuk ini sekolah harus memiliki guru yang berkompeten dan didukung sarana dan prasarana yang lengkap, salah satunya adalah perpustakaan, seperti yang disebutkan dalam Peraturan Pemerintah tentang Standar Nasional Pendidikan no. 19 tahun 2005 pasal 42, ayat 2 yang berbunyi sebagai "Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, dan ruang atau tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaraan yang teratur dan berkelanjutan".
Perpustakaan sebagaimana disebut dalam PP No.19 tahun 2005 tersebut, merupakan soko guru lembaga pendidikan dan merupakan bagian integral lembaga induknya dalam menunjang keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Undang - Undang nomor 43 tahun 2007 tentang perpustakaan pasal 23 ayat 1 menyebutkan "Setiap sekolah/madrasah menyelenggarakan perpustakaan yang memenuhi standar nasional perpustakaan dengan memperhatikan standar nasional pendidikan" Dan, mengacu pada pasal 23 ayat 6 Undang-Undang tersebut, "sekolah/ madrasah mengalokasikan dana paling sedikit 5% dari anggaran belanja operasional sekolah/madrasah untuk pengembangan perpustakaan (di luar belanja barang, pegawai dan belanja modal).
Berlandasan Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dan Undang-Undang nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan tersebut, keberadaan perpustakaan sekolah/madrasah mutlak diperlukan. Perpustakaan berubah semula sebagai layanan penunjang, menjadi mitra dalam proses pembelajaran yang turut aktif dalam perencanaan, pengembangan dan implementasi kurikulum (Suherman, 2009:22) Dengan demikian, perpustakaan harus dapat berperan dalam mendukung gemar membaca dan membantu meningkatkan siswa supaya dapat belajar secara independen melalui penyediaan informasi baik tercetak maupun koleksi multimedia/digital (Mawaddah, 2012)
Perpustakaan merupakan sebuah institusi pengelola baik berupa karya cetak, karya tulis, dan atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, informasi, pelestarian, penelitian dan rekreasi para pemustaka (UU RI No. 43 Tahun 2007). Selanjutnya, perpustakaan juga merupakan tempat kumpulan bahan informasi baik yang terdiri dari buku dan non-buku yang disusun dengan sistem tertentu yang dapat dimanfaatkan pengguna jasa perpustakaan. Akan tetapi tidak untuk dijadikan hak milik baik sebagian maupun keseluruhan. Berdasarkan konsep tersebut dapat disimpulkan bahwa perpustakaan merupakan wadah berbagai macam informasi dan ilmu pengetahuan penting bagi khalayak umum yang memerlukaan pengelolaan terbaik serta fasilitas yang memadai untuk menunjang mutu pelayanan perpustakaan itu sendiri.(Bella, 2017)
Perpustakaan SD Muhammadiyah 3 Ikrom Wage berdiri hampir bersamaan dengan berdirinya lembaga SD Muhammadiyah 3 Ikrom Wage. Dalam struktur organisasi kepala perpustakaan yang bertanggung jawab langsung kepada sekolah. Pada tanggal 18 Oktober 2019 perpustakaan ini diberi nama Mier, Mier berasal dari bahasa belanda yang artinya semut, sebagaimana filosofi semut bahwa semut tidak pernah berhenti sebelum tujuannya tercapai. Jika mereka sedang menuju ke suatu tempat dan kita mencoba untuk menghentikan mereka, mereka akan mencari cara lain. Mereka akan memanjat, mungkin mereka akan menerobos lewat bawah. Atau mereka akan memanjat di sekitarnya. Yang jelas, mereka akan terus mencari cara lain. Filosofi ini mengajarkan kepada kita agar tidak pernah berhenti mencari ilmu sampai kapanpun meski banyak halangan dan rintangan.
Perpustakaan ini diharapkan dapat memberi fungsi maksimal bagi warga sekolah. Saat ini perpustakaan Mier terbagi menjadi empat yaitu terletak di sudut tiap kelas, lorong kelas, gazebo halaman sekolah dan perpustakaan utama di dekat pintu gerbang. Memiliki satu tenaga pustakawati dan dua puluh siswa Sahabat Duta Mier yang saling bekerjasama mensukseskan program perpustakaan. Saat ini koleksi yang dimiliki perpustakaan mier terdiri dari koleksi buku meliputi; 215 Karya Umum, 30 Filsafat dan Psikologi, 154 Agama 121 Ilmu - ilmu sosial, 88 Bahasa, 168 Ilmu - ilmu Alam dan Matematika, 102 Teknologi dan Ilmu - ilmu Terapan, 72 Kesenian, Hiburan, dan Olahraga, 616 Kesusastraan, 96 Geografi dan Sejarah. Di samping koleksi buku juga ada tugas-tugas yang dihasilkan siswa dan guru diantaranya kumpulan karya tulis siswa, karya tulis guru, big book karya guru, laporan PPL (Praktik Pengenalan Lapangan), kumpulan soal-soal ulangan semester. dan informasi tentang sd Muhammadiyah 3 Ikrom. (Gita & Yunus, 2017).
Koleksi-koleksi diatas adalah koleksi yang dapat diperoleh diperpustakaan dengan mudah karena petugas perpustakaan dan sahabat duta mier sudah mengolah dan mengatur dokumen dengan mengorganisasi dokumen sesuai dengan pengolahan dan pengaturan agar dokumen dapat disimpan dan ditemukan kembali secara cepat, langkah-langkah yang sudah dilakukan agar agar semua berjalan dengan baik diantaranya: 1) inventarisasi; 2) pengkatalogan; 3) susunan dokumen; 4) temu kembali dokumen. (Nugrohoadhi, 2015). Menurut (Nita Rahmawati, 2016) Untuk menghindari ketidaktahuan keberadaan suatu arsib dan kehilangan arsib sebaiknya dilakukan pengendalian arsib dengan baik sehingga kemanapun arsib berada petugas perpustakaan bisa melacak dengan mudah. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan menggunakan buku peminjaman baik saat meminjam dan mengembalikan koleksi perpustakaan akan ada pendataan secara khusus di buku peminjaman.
Perpustakaan sebagai pintu utama keluar masuknya informasi memerlukan kualitas layanan yang baik dalam memenuhi setiap kebutuhan pemustakanya. Hanya saja kebutuhan informasi ini tidak mudah untuk di penuhi. Seiring perkembangan zaman menyebabkan kebutuhan informasi pemustaka semakin beragam dan kompleks, tentunya ini berdampak pada besarnya biaya yang harus dianggarkan oleh sebuah perpustakaan. Untuk menyikapi hal ini perpustakaan Mier menjalin kerjasama dengan perpustakaan lain untuk memenuhi beragam kebutuhan bahan bacaan yang dibutuhkan pemustaka. Diruang perpustakaan ada sudut khusus koleksi buku pinjaman dari perpustakaan lain yang berumus selama sebulan, secara berkala selama satu bulan koleksi buku akan berganti secara terus menerus. (Veronica, 2019)
A. Layanan Perpustakaan
Layanan perpustakaan sekolah adalah usaha pemberian informasi kepada pemustaka atau pengunjung perpustakaan dengan menyediakan berbagai koleksi baik milik sekolah sendiri maupun melalui kerjasama perpustakaan lain dan sumber-sumber informasi lainnya, secara manual ataupun elektronik melalui internet ( Sutarno, 2006:90). Sinaga (2005:33) menyebutkan ada empat jenis layanan perpustakaan diantaranya : 1) layanan jam buka perpustakaan, 2) layanan sirkulasi, 3) referensi, dan 4) layanan bimbingan membaca. Sedangkan pendapat Darmono (2004: 141) ada sembilan jenis layanan diantaranya : 1) layanan ruang baca, 2) layanan referensi, 3) layanan sirkulasi, 4) layanan bercerita, 5) layanan jasa informasi 6) layanan audio visual(pandang dengar) 7) jasa dokumentasi, 8), layanan terjemahan dan 9) layanan perbaikan buku.
Berdasarkan pendapat di atas jenis layanan perpustakaan Mier SD Muhammadiyah 3 Ikrom meliputi : 1) Membersihkan dan Merapikan Koleksi, 2) Menemani Pengunjung Perpustakaan di saat istirahat, 3) Menemani Pengunjung Perpustakaan saat pembelajaran tertentu, 4) Memberikan point bagi pengunjung, 5) Memberikan hadiah bagi pengunjung, 6) Rekap Pengunjung Perpustakaan, 7) Input Koleksi Baru, 8) Menambah Katalog Buku dan Induk Buku, 9) Rolling buku baik yang ada di Lorong Literasi, Sudut baca kelas, Gazebo Literasi dan perpustakaan inti sekolah.
Adapun jadwal kegiatan layanan diatas dilaksanakan oleh tenaga pustakawati dan Sahabat Duta Mier yakni : 1) Membersihkan dan Merapikan Koleksi dilaksanakan setiap hari pagi dan siang, 2) Menemani Pengunjung Perpustakaan di saat istirahat dilaksanakan setiap hari Jam Istirahat, 3) Menemani Pengunjung Perpustakaan saat pembelajaran tertentu dilaksanakan setiap ada pelajaran yang diperpustakaan, 4) Memberikan point bagi pengunjung dilaksanakana setiap hari Jam Istirahat, 5) Memberikan hadiah bagi pengunjung dilaksanakan setiap ada penukaran poin, 6) Rekap Pengunjung Perpustakaan dilaksanakan setiap hari pagi, 7) Input Koleksi Baru dilaksanakan setiap sore hari, 8) Menambah Katalog Buku dan Induk Buku dilaksanakan setiap ada koleksi baru, 9) Lorong Literasi, Sudut baca kelas, Gazebo Literasi dan perpustakaan inti sekolah dilaksanakan setiap jum’at minggu pertama.
Adapun cara yang sudah dilakukan oleh petugas perpustakaan bersama dengan sahabat duta mier untuk meningkatkan minat baca masyarakat pemustaka adalah sebagai berikut :
1. Menata ruang baca sedemikian menarik, nyaman dan menyenangkan
2. Mengenalkan buku-buku gambar dan bacaan-bacaan yang baik sesuai dengan jenjang usia
3. Mengadakan kegiatan bercerita dari buku yang baik dengan teknik yang menarik
4. Melatih anak untuk mencatat hal-hal yang menarik dari buku-buku yang berkualitas
5. Menginstruksikan pada anak untuk saling menukar cerita atau catatan dari buku-buku cerita
6. Melatih membuat catatan harian
7. Pustakawan melakukan bimbingan dan latihan menggunakan fasilitas perpustakaan secara teratur (Nafisah, 2014)
Hal yang sudah disebut diatas diantaranya penyebab faktor perpustakaan sekarang menjadi banyak pengunjungnya. Siswa akhirnya gemar membaca karena adanya peningkatan layanan berupa program-program yang diselenggaran petugas perpustakaan bersama sahabat duta mier.
B. Identifikasi Kebutuhan Tenaga Perpustakaan
Tenaga perpustakaan merupakan seseorang yang bekerja di unit perpustakaan, dokumentasi dan informasi. Berdasarkan Undang-Undang Perpustakaan nomor 43 tahun 2007, pasal 29 ayat 1 menyebutkan bahwa tenaga perpustakaan terdiri atas tenaga teknis perpustakaan dan pustakawan. Pendapat lain tentang pustakawan adalah adalah pejabat fungsional yang berkedudukan sebagai pelaksana penyelenggara tugas utama kepustakawanan pada unit-unit Perpustakaan , dokumentasi dan informasi pada instansi pemerintah. Terdapat beberapa hal yang harus dimiliki oleh para pengelola PPT pada era global antara lain : (1) Memiliki Pendidikan dan Ketrampilan Tentang Kepustakawanan, (2) Memiliki Ketrampilan Pemanfaatan Teknologi Informasi, (3) Memiliki Ketrampilan Bahasa, (4) Mengetahui Kebutuhan Pemustaka, dan (5) Sense of Media.(Mawaddah, 2012)
Sinaga (2005:28) mengemukakan bahwa kepala perpustakaan sekolah setidaknya seorang pustakawan muda, lulusan sarjana muda bidang perpustakaan. Perpustakaan sekolah sebaiknya dikelola dengan sistem manajemen yang baik (profesional) dan memiliki pemimpin seorang kepala perpustakaan yang khusus berprofesi sebagai pustakawan ini karena perpustakaan merupakan bagian dari unit kerja pendidikan. Kepala perpustakaan SD/MI idealnya berkualifikasi minimal D2/D3 bidang perpustakaan, S1 untuk perpustakaan SLTP/Mts dan SLTAIMA(Perpustakaan Nasional, 2001:6). Sedangkan Tenaga perpustakaan di SD muhammadiyah 3 Ikrom diampuh oleh seorang pustakawati yang memiliki kualifikasi pendidikan S1 PGSD, bukan berlatar belakang pendidikan formal perpustakaan, melainkan hanya berbekal diklat perpustakaan 1-2 minggu. Diantaranya seminar dan diklat yang pernah diikuti adalah sebagai berikut : 1) Sertifikat "Pelatihan tentang Perpustakaan" Penyelenggara Pemerintah Kab. Sidoarjo Cabang Dinas Pendidikan, 2) Diklat Management Perpustakaan Sekolah Penyelenggara Lembaga Pengembang Pendidikan "Pustaka Indonesia", 3) Pelatihan Manajemen Perpustakaan Penyelenggara Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur dan Perpustakaan Universitas Airlangga, 4) Workshop Manajemen Perpustakaan Berbasis Slims Penyelenggara Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.
Badan Standar Nasional Perpustakaan RI Tahun 2012 menyatakan bahwa bila perpustakaaan sekolah/madrasah memiliki lebih dari enam rombongan belajar, maka sekolah diwajibkan memiliki tenaga perpustakaan sekolah sekurang-kurangnya dua orang. (Ri, 2012). Berdasarkan ketentuan ini jumlah pustakawan perpustakaan Mier belum memenuhi standar, karena dengan jumlah dua puluh empat rombongan belajar sekolah hanya memiliki satu tenaga pustakawati. Akan tetapi Alhamdulillah satu tenaga pustakawati ini dapat bantuan dari dua puluh Sahabat Duta Mier untuk kelancaran tugasnya. Sahabat Duta Mier memiliki tugas membantu kelancaran program dan kegiatan petugas perpustakaan. Setelah terpilih anggota SDM akan mendapat pembinaan secara berkala dari petugas perpustakaan mengenei tugas dan fungsinya selain itu SDM ini akan diajak berkunjung ke perpustakaan – perpustakaan juara dan perpustakaan daerah untuk melihat langsung bagaimana sistem pengelolaannya, selain itu SDM juga akan diajak belanja buku sesuai kesukaan mereka harapannya disukai juga pemustaka yang lain mengingat mereka seusia dan yang paling ditunggu –tunggu setiap akhir bulan mereka selalu mendapat reward khusus sebagai tanda terimakasih sekolah akan usaha mereka.
Kemasan demi kemasan informasi oleh Pustakawan sebaiknya dapat memberdayakan para siswa untuk memanfaatkan semaksimal mungkin kekayaan intelektual yang merupakan salah satu fasilitas sumber belajar. Tuga-tugas berupa PR - Pekerjaan Rumah (take-home assignment oleh Guru diberikan sedemikian rupa sehingga secara tidak langsung mengharuskan para siswa memanfaatkan fasilitas yang disediakan di perpustakaan: memillih sendiri bahan, mengolahnya, dan menyajikan hasil pemikirannya dalam bentuk tulisan yang berbobot. Sebagai intelektual muda yang merupakan harapan masa depan bangsa, para siswa perlu mendapat semacam Pendidikan Pemustaka agar pencarian berbagai sumber informasi menjadi lebih menyenangkan dan efektif. Di era perkembangan zaman yang sekarang ini perpustakaan sangat membutuhkan tenaga-tenaga yang mumpuni dibidang perpustakaan, mampu beradaptasi terhadap kebutuhan baik secara pemikiran maupun teknis pengembangan ke depan. (Fatmawati, 2017)
KESIMPULAN
Salah satu fungsi dari Sahabat Duta Mier adalah mitra kerja pustakawati untuk mengelolah perpustakaan yang ada di SD Muhammadiyah 3 Ikrom Wage. Tugas utama dari Sahabat Duta Mier ini bisa menjadi promotor teman-teman sekelasnya untuk rajin berkunjung ke perpustakaan sekolah. Sahabat Duta Mier merupakan anak pilihan dari masing-masing kelas ditunjuk karena mereka gemar membaca yang datanya diperoleh dari absen membaca dibeberapa perpustakaan yang ada di sekolah. Adapun tugas sahabat duta mier diantaranya 1) Membersihkan dan Merapikan Koleksi, 2) Menemani Pengunjung Perpustakaan di saat istirahat, 3) Menemani Pengunjung Perpustakaan saat pembelajaran tertentu, 4) Memberikan point bagi pengunjung, 5) Memberikan hadiah bagi pengunjung, 6) Rekap Pengunjung Perpustakaan, 7) Input Koleksi Baru, 8) Menambah Katalog Buku dan Induk Buku, 9) Rolling buku baik yang ada di Lorong Literasi, Sudut baca kelas, Gazebo Literasi dan perpustakaan inti sekolah. Dengan kehadiran mereka pustakawati menjadi lebih mudah menjalankan programnya dan perpustakaan semakin ramai karena banyaknya anak yang membaca di saat istirahat dan pulang sekolah sambil menunggu penjemputan bahkan perpustakaan sering dijadikan tempat belajar ketika membutuhkan literatur buku. Ini semua berkat sahabat duta mier pandai promosi perpustakaan, baik mengenai buku baru dan reaward baca ke teman-temannya sehingga minat baca siswa meningkat.
Setelah melihat uraian di atas maka seharusnya Sahabat Duta Mier atau kawan pustakawan ini menjadi perhatian khusus karena dengan membentuk sahabat duta mier atau kawan pustakawan dapat meningkatkan nilai tambah bagi sekolah seperti meningkatkan minat baca, keterampilan siswa dalam mengelolah perpustakaan, keterampilan berorganisasi sehingga dapat membentuk peserta didik yang tangguh dan berwawasan. Hal ini tentunya akan dapat menambah image baik bagi sekolah bahkan dengan adanya sahabat duta mier akan melahirkan prestasi gemilang dalam lomba perpustakaan.
UCAPAN TERIMA KASIH
Dalam penyusunan artikel ini penulis menemui banyak kendala, akan tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya artikel ini dapat penulis selesaikan. Atas bantuan yang telah diberikan penulis mengucapkan terimakasih kepada; Keluarga besar SD Muhammadiyah 3 Ikrom Wage, yang telah menjadi saudara seperjuangan, motivator terbaik, serta guru hidup yang baik dalam pelajaran saling memahami. Penulis sadar bahwa tulisan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis berharap dapat memberikan manfaat kepada semua pembaca.
References
- Darmono. (2007). Perpustakaan sekolah : Pendekatan Aspek Manajemen dan Tata Kerja (Pertama). Jakarta: PT Grasindo.
- Fatmawati, E. (2017). Dampak Media Sosial Terhadap Perpustakaan. Libraria, 1-28.
- Gita, K. harja, & Yunus, W. (2017). Relevansi Kompetensi Petugas Perpustakaan. Jurnal Khazanah AL-Hikmah, 5(1), 94–101. https://doi.org/https://doi.org/10.24252/kah.v5i1a8
- Habir. (2015). Pengaruh Layanan Perpustakaan Terhadap Minat Kunjung Pemustaka di Perpustakaan Stikes Mega Rezky Makassar . Jurnal Ilmu Perpustakaan, Informasi,danKearsipan, 156-171.
- Mawaddah, I. (2012). Jadi Pustakawan Di Perguruan Tinggi ,. Libraria, 32–42.
- Nafisah, A. (2014). Arti Penting Perpustakaan Bagi Upaya Peningkatan Minat Baca Masyarakat. Jurnal Perpustakaan Libraria, 2(2), 70–81.
- Nita Rahmawati, I. (2016). Economic Education Analysis Journal. Universitas Negeri Semarang, 331-345.
- Nugrohoadhi, A. (2015). Pengorganisasian Dokumen Dalam Kegiatan Kepustakawanan. Jurnal Ilmu Perpustakaan,Informasi, dan Kearsipan Khizanah Al-Hikmah, 1-10.
- Purnomo, M. H. (2016). Peningkatan Manajemen Perpustakaan Dengan Sistem Otomasi ( Upaya Pelayanan Terhadap Pengguna Perpustakaan ). 7, 77–96.
- Ri, P. N. (2012). Perpustakaan sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah.
- Setiani, S., Silvana, H., Perpustakaan, P., Informasi, D., Kurikulum, D., Teknologi, D., … Indonesia, U. P. (2016). Cooperation Between Teachers with Librarian Service of in Hikmah Teladan Elementary School Kerjasama Antara Guru dengan Pustakawan dalam Layanan Perpustakaan Sekolah Dasar Hikmah Teladan. 6(2), 147–153.
- Veronica, A. (2019). Silang Layan: Perspektif Perpustakaan Universitas Esa Unggul. Khizanah Al - Hikmah, 75-81.