Abstract
The head of the Muhammadiyah Tulangan branch is one of the Muhammadiyah branches that is still active in the Sidoarjo district. The branch office of Muhammadiyah Tulangan has several Muhammadiyah branches which are still active now, have a number of Muhammadiyah business charities, and have several excellent programs that have been formed. In the leadership of the reinforcement branch also organizes non-formal education that is held Islamic studies conducted on Sunday and also social service activities. Based on this, the purpose of this research is to know the activeness of Tulangan's Muhammadiyah branch leaders through a superior program established. This research is a field research, where in this study uses a qualitative approach which is a research step that produces data in the form of written or oral. The method used in collecting data is by using the method of observation, interviews, and documentation. While the analysis uses descriptive analysis. Descriptive analysis is analyzing data in the form of narration. Based on the analysis of existing data, there is a conclusion that the superior programs of Tulangan branch leaders in Tulangan in order to raise community welfare, overcome social problems, educate the community and overcome the problems of public awareness that is done through formal and informal education. Existing formal education that is there are schools in the auspices of Muhammadiyah in the area of ​​reinforcement. While non-formal education is held routine recitation of prayer every Sunday.
PENDAHULUAN
Sebuah gerakan pencerahan merupakan suatu gerakan yang dilakukan untuk mewujudkan masyarakat islam yang sebenar- benarnya dengan hanya berpedoman pada alqur’an dan as-sunnah. Dalam hal ini pimpinan cabang muhammadiyah Tulangan berupaya untuk mewujudkan cita cita muhammadiyah tersebut melalui program program unggulannya yang telah didirikan. Dalam hal ini pimpinan muhammadiyah Tulangan telah berhasil membuat muhammadiyah dapat diterima oleh masyarakat setempat, yang awalnya sedikit hingga saat ini pengikut muhammadiyah semakin berkembang pesat didaerah Tulangan. Itu merupakan tantangan tersendiri bagi pimpinan cabang muhammadiyah.
Pimpinan cabang muhammadiyah Tulangan memiliki peranan penting dalam hal merealisasikan cita cita dan tujuan muhammadiyah. Berhasilnya pempinan cabang muhammadiya Tulangan ini dapat diketahui bahwa cabang muhammadiyah di kecamatan tulangan ini memiliki beberapa ranting muhammadiyah, amal usaha muhammadiyah, lembaga pendidikan serta kegiatan rutinan yang
diselenggarakan oleh pimpinan cabang muhammadiyah Tulangan. Hal–hal tersebutlah pimpinan cabang di kecamatan tulangan ini masih dikategorikan sebagai pimpinan cabang yang masih aktif di kabupaten Sidoarjo.
Pimpinan muhammadiyah tulangan mempunyai beberapa ranting muhammadiyah yang tersebar di wilayah Tulangan. Cabang muhammadiyah tulangan juga memiliki beberapa amal usaha muhammadiyah (AUM). Amal usaha muhammadiyah ini salah satunya yakni mendirikan lembaga pendidikan muhammadiyah yang sudah tersebar di wilayah tulangan mulai dari tingkat TK, SD, SMP, SMA. Serta terdapat kegiatan rutinan yang diselenggarakan oleh pimpinan cabang muhammadiyah tulangan yakni diadakannya kajian islam rutin yang bertempat di masjid-masjid muhammadiyah yang ada salah satunya yaitu bertempat di masjid at-taqwa Tulangan. Diselenggarakannya kegiatan kajian islam muhammadiyah ini salah satunya bertujuan untuk pembinaan amal usaha muhammadiyah kepada masyarakat muhammadiyah.
METODE
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif kualitatif. Melalui penelitian kualitatif peneliti dapat mengenali subjek, merasakan apa yang dialami subjek dalam kehidupan sehari-hari, Basrow & Suwadi[1]. Tujuan dari penelitian kualitatif ini yaitu untuk memahami keadaan suatu konteks yang mengacu pada kegiatan untuk mendeskripsikan secara rinci dan lebih dalam tentang potret keadaan yang sesungguhnya yang terjadi di lapangan. Penelitian kualitatif ini merupakan penelitian yang dapat digunakan untuk meneliti kehidupan masyarakat, sejarah, tingkah laku, fungsionalisasi organisasi, gerakan sosial, atau hubungan kekerabatan, Stauruss dan Corbin [2]. Dalam penelitian ini, penulis meneliti mengenai keadaan masyarakat di desa Tulangan dengan adanya gerakan pencerahan muhammadiyah. menurut Bogdan dan Taylor [3], bahwa penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang mampu menghasilkan data deskriptif berupa ucapan, tulisan, dan perilaku dari orang-orang yang diamati. Dalam penelitian ini, untuk mendapatkan data-data terkait, penulis melakukan wawancara terhadap pihak yang bersangkutan yakni ketua pimpinan cabang muhammadiyah tulangan. Setelah mendapatkan informasi melalui kegiatan wawancara, selanjutnya ,elakukan observasi terkait kondisi masyarakat yang sesungguhnya sesuai fakta di lapangan. Demikian itulah serangkaian penjelasan mengenai metode penelitian yang digunakan dan beberapa teknik pengambilan data yang telah diuraikan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sejarah Berdirinya Pimpinan Cabang Muhammadiyah Tulangan
Bedasarkan observasi yang telah dilakukan melalui wawancara terhadap Bpk. Abdul Hakim Usman selaku ketua pimpinan cabang muhammadiyah Tulangan-Sidoarjo. Sejarah berdirinya pimpinan cabang muhammadiyah di Tulangan Sidoarjo ini berangkat dari adanya amal usaha muhammadiyah (AUM). Pimpinan cabang muhammadiyah Tulangan sendiri didirikan pada tahun ’70 an.
Amal usaha muhammadiyah pada saat itu adalah dalam bidang pendidikan yakni mendirikan lembaga pendidikan atau sekolahan al-islam yang saat ini kita sebut sebagai sekolahan muhammadiyah. Tingkatan lembaga pendidikan yang berdiri terlebih dahulu adalah tingkat SMP, SD, SMA. Setelah itu muhammadiyah mengembangkan lembaga pendidikannya hingga tingkat perguruan tinggi. Dari situlah para guru atau para dosen dengan ketetapan hati untuk mengadakan kepengurusan. Berawal dari situlah pimpinan cabang muhammadiyah Tulangan didirikan.
Setelah berdirinya pimpinan cabang muhammadiyah Tulangan-Sidoarjo ini, mengingat bahwa muhammadiyah merupakan merupakan sebuah gerakan yang berbasis pendidikan dan dakwah, maka muhammadiyah mengambil dari dua sisi yakni dakwah secara umum melalui kajian-kajian islam dan yang kedua yakni secara edukasi dengan mendirikan amal usaha muhammadiyah (AUM).
Program-program Unggulan Pencerahan di Cabang Muhammadiyah Tulangan
Berkaitan dengan program-program unggulan yang ada di pimpinan cabang muhammadiyah tulangan, sebagaimana yang telah diketahui bahwa muhammadiyah merupakan suatu gerakan amar ma’ruf nahi munkar. Maka dari itu program program unggulan yang terdapat di cabang muhammadiyah tulangan ini banyak bergerak di program dakwah. Dalam menyelenggarakan program-program unggulan di cabang muhammadiyah tulangan terdapat dua majelis yang berkompeten di dalamnya. Yang pertama yaitu majelis tabligh, yakni yang menyampaikan dakwah kepada umat.majelis tabligh merupakan majelis yang bergerak di bidang non akademis, yakni penyampaian dakwah melalui kajian-kajian islam di tingkat cabang dan ranting. Penyelanggaraan kajian islam di cabang Muhammadiyah Tulangan ini di selenggarakan satu bulan sekai setiap hari Ahad. Sedangkan untuk penyelenggaraan kajian islam di ranting-ranting Muhammadiyah yang ada di tulangan diselenggarakan secara kondisional. Seperti di ranting kenongo, menyelenggarakan pengajian setiap seminggu sekali di masjid AT-Taqwa. Dan di ranting muhammadiyah kemantren biasanya diselenggarakan sampai 4 kali dalam sepekan. Yang kedua yaitu majelis Dikdasmen. Majelis ini merupakan majelis yang bergerak di bidang Akademis. Dalam hal ini cabang muhammadiyah tulangan mempunyai 4 amal usaha muhammadiyah yang bergerak di bidang akademis. Terdapat 2 Sekolah Dasar, yakni SD Muhammadiyah 2 Tulangan dan SD Muhammadiyah 8 Tulangan, serta SMP Muhammadiyah 5 Tulangan dan SMA Muhammadiyah 3 Tulangan.
Kondisi masyarakat di cabang muhammadiyah Tulangan sudah sangat terkendali. Selama menjalankan program dakwah yang diselenggarakan oleh cabang muhammadiyah Tulangan, masyarakat di Tulangan lambat laun sudah dapat menerima keberadaan Muhammadiyah di tengah tengah mereka. Penerimaan tersebut baik secara personal maupun secara simpatisal. Dikatakan dapat diterima secara personal ini karena jumlah peserta yang mengikuti kajian islam yang diselenggarakan semakin hari semakin meningkat. Salah satunya untuk setiap kajian cabang yang di selenggarakan peserta yang hadir tidak kurang dari 800 orang. Sedangkan dikatakan penerimaan secara simpatis, ditunjukkan melalui respon masyarakat luas bukan hanya dari masyarakat yang menjadi pengikut ormas islam muhammadiyah saja melainkan masyarakat dari ormas islam lainnya pun turut bersimpati. Misalnya di bidang pendidikan, dalam hal ini persyarikatan muhammadiyah tidak hanya menerima warga muhammadiyah saja melainkan masyarakat luas yang ingin bersekolah di instansi pendidikan muhammadiyah sangat diperbolehkan juga. Hal itu yang disebut penerimaan dari masyarakat luas yang bersifat simpatis.
Keberadaan persyarikatan muhammadiyah ini merupakan untuk menjawab kebutuhan dan keperluan umat. Oleh sebab itu, adanya majelis itu merupakan sebuah jawaban dari respon yang ditangkap oleh persyarikatan dengan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Di era kita saat ini ada beberapa majelis yakni, majelis tabligh sebagai sarana dakwah, majelis Dikdasmen merupakan majelis yang bergerak dibidang akademis, majelis ekonomi untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat, kemudian majelis waqaf dan harta kebedaharaan untuk mengurus baik secara internal dan eksternal harta persyarikatan muhammadiyah, majelis kesejahteraan masyarakat untuk mengurusi apapun yang bersentuhan dengan masyarakat, dan yang terakhir yaitu majelis informatika, majelis ini bertujuan untuk menjawab kebutuhan masyarakat seputar teknologi informasi dan komunikasi.
Tantangan dan Trobosan Cabang Muh ammadiyah Tulangan dalam Pemberdayaan Ummat
Sebuah tantangan yang dihadapi salah satunya adala di dalam pendirian lembaga pendidikan muhammadiyah yang termasuk kedalam amal usaha muhammadiyah. Tantangan tersebut yakni, awal berdirinya lembaga pendidikan muhammadiyah yaitu SD, SMP, dan SMA dahulunya merupakan berdiri di satu area karena semuanya masih belum stabil. Dan saat ini seperti kenyataan yang ada dilapangan, bahwa lembaga lembaga pendidikan muhammadiyah yang berada di Tulangan sudah bisa berdiri di area nya masing-masing dan menjadi sekolah-sekolah unggulan yang benefit. Untuk tantangan secara mental, yaitu bagaimana AUM yang sudah berdiri saat ini dapat mencetak generasi rabbani. Yaitu generasi yang benar-benar menjadi wujud nyata dari cita-cita muhammadiyah.
KESIMPULAN
Cabang Muhammadiyah Tulangan berdiri pada tahun 70-an. Akar berdirinya adalah adanya suatu AUM. Saat kini cabang Muhammadiyah Tulangan telah memiliki empat AUM dalam lembaga pendidikan yang tersebar di kawasan Tulangan di antaranya adalah SD Muhammadiyah 2, SD Muhammadiyah 8, SMP Muhammadiyah 5, SMA Muhammadiyah 3. Selain mempunyai AUM-AUM tersebut cabang Muhammadiyah kerap kali menyelenggarakan kegiatan kajian sebagai sarana dakwah kepada masyarakat. kajian-kajian itu diselenggarakan secara rutin setiap bulan untuk di tingkat cabang dan setiap minggu di tingkat ranting. Selain kajian-kajian tersebut cabang Muhammadiyah Tulangan memiliki beberapa majelis untuk mengurus hal-hal yang berkaitan dengan kemasyarakatan. Majelis-majelis tersebut adalah majelis tabligh, majelis dikdasmen, majelis ekonomi, majelis waqaf dan harta kebendaan, majelis kesejahteraan masyarakat, serta majelis informatika.
References
- Basrowi dan Suwandi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta
- Corbin, J., & Strauss, A. (2007). Basics of qualitative research: Techniques and procedures for developing grounded theory (3rd ed.). Thousand Oaks, CA: Sage
- Bogdan & Taylor. (1992). Pengantar Metode Penelitian Kualitatif; suatu pendekatan
- fenomenologis terhadap ilmu~ihnu sosial. Ditermahkan oleh Arief Furchan.
- Surabaya: Usaha Nasional