Articles
DOI: 10.21070/icecrs2020478

Career Decision Making at Class XII Islamic Boarding School Darul Hijrah Putra Martaputa


Pengambilan Keputusan Karir pada Santri Kelas XII Pondok Pesantren Darul Hijrah Putra Martaputa

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Decision making Career student

Abstract

This research is motivated by the phenomenon of class XII students in determining career decision making. This study aims to determine the career decision making for santi class XII Darul Hijrah Putra Martapura Islamic Boarding School. This research is a descriptive quantitative research. The variable contained in this study is career decision making. This research was conducted at the Darul Hijrah Putra Islamic Boarding School with a population of 221 students. the sample in this study were 139 students based on the error level of 5% in the table developed by Isaac and Michael taken using simple random sampling technique. Data collection techniques in this study use a psychological scale with a Likert scaling model that is the scale of career decision making. Data analysis was performed using descriptive statistical techniques with the help of Microsoft Excel calculations. The results of data analysis showed (19%) students had low career decision making, while students who had moderate career decision making (65%) students and students who had high career decision making (16%) students. This is also supported by the highest average value in the aspect of career understanding of 43.86 where most of the students have good career understanding, while the lowest average value in the aspect of career information is 42.1 so that Darul Hijrah Putra Martapura Islamic Boarding School needs provide career information services for students

PENDAHULUAN

Pesantren merupakan lembaga pendidikan islam yang menekankan pelajaran agama islam dari hasil perkembangan pendidikan yang ada di Indonesia. Dengan memiliki tradisi keilmuan yang unik dan berbeda dari sistem pendidikan pada umumnya. [1] perkembangan pesantren juga diarahkan sebagai fungsi berguna untuk pembangunan masyarakat. Dengan kedudukannya yang khas, pesantren diharapkan menjadi sarana pembangunan yang fokus pada masyarakat itu sendiri dan sekaligus sebagai titik pusat pengembangan pembangunan karakter yang berlandaskan pada nilai-nilai budi pekerti.

Santri adalah anak usia remaja yang dipilihkan orang tuanya untuk menjalani pendidikan di pondok pesantren baik secara terpaksa ataupun suka rela. [2] mendefinisikan masa remaja (adolescence) sebagai masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa, dimana periode tersebut melibatkan perubahan-perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional. dalam masa remaja seseorang ada saatnya dapat mengambil keputusan dan masa-masa sulit bagi remaja dalam mengambil keputusan pada umur 15-18 tahun di mana umumnya remaja sudah berada pada puncak pendidikan menengah. [2] menyatakan masa remaja merupakan peroses meningkatkan kinerja untuk mempersiapkan karir atau pekerjaan suatu tugas perkembangan yang harus di capai oleh santri kelas XII pada masa remaja.

[3] mengatakan bahwa seseorang dikatakan siap untuk mengambil keputusan karir jika pengetahuan yang dimiliki untuk memutuskan keputusan karir dipengaruhi oleh informasi yang ada kuat mengenai pekerjaan berlandaskan eksplorasi yang telah dikerjakan. Pada tahap ini santri sudah mulai mencari dan mengumpulkan berbagai informasi karir sesuai dengan bakat, minat potensi atau kemauan yang di miliki. Pengambilan keputusan merupakan salah satu proses dari penentuan pilihan yang di kemukakan [4] menjelaskan pengambilan karir merupakan kemampuan untuk menggunakan pengetahuan dan pemikiran dalam membuat keputusan karir. Pengambilan keputusan dalam konteks penelitian ini adalah pengambilan keputusan karir yang dilakuakn oleh santri kelas XII. Pengambilan keputusan karir bukan perkara yang mudah bagi santri, karena pada kenyatannya para santri menemui berbagai permasalahan karir yang dapat mempengaruhinya dalam pengambilan keputusan karir. Mereka masih bingung dan masih belum punnya gambaran yang jelas dalam menentukan kelanjutan studi sesuai dengan kemampuan yang dimiliki, sehingga membuat santri belum dapat memutuskan kelanjutan studi yang diminati.

Dari data hasil survey awal yang telah di lakukan pada santri kelas XII, diperoleh hasil kategorisasi pengambilan keputusan karir pada santi yang mengalami kesulitan dalam pemahaman karir (44%) santri memiliki pengambilan keputusan karir rendah, kemudian pada pengambilan keputusan karir (28%) santri memiliki pengambilan keputusan karir sedang, sedangkan pada pengambilan keputusan karir (28%) santri memiliki pengambilan keputusan karir yang tinggi. Dari hasil analisi survai tersebut dapat di simpulkan bahwa sebagaian besar santri kelas XII cenderung memiliki pengambilan keputusan karir yang rendah.

Berdasarkan fenomena tersebut dapat dilihat santri mengalami kebingungan dan ketidak mampuan dalam mengambil keputusan kelanjutan studi yang didahului dengan adanya rasa tidak yakin atau keraguan dalam menetapkan pilihan kelanjutan studi. Maka penelitian pada kemampuan pengambilan keputusan karir santri kelas XII sangantlah penting guna mengetehui tingkat kemampuan santri dalam menentukan keputusan karir, dan juga untuk mengetahui hambatan dan solusi pemecahanya yang dihadapi oleh santri itu sendiri. Menentukan pengambilan keputusan karir yang tetap harusnya disamakan dengan kemampuan yang ada pada santri itu sendiri, untuk dapat menentukan pengambilan keputusan karir ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Seperti faktor ekonomi keluarga, pengaruh orang tua, dan teman sebaya. Selain dapat dipengaruhi oleh faktor eksternal pengambilan keputusan karir juga dipengaruhi oleh faktor internal, seperti kesadaran diri, minat, dan keyakinan pada kemampuan sendiri.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan tipe metode penelitian kuantitatif deskriptif. Penelitian kuantitatif deskriptif sendiri merupakan penelitian yang dibuat untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik variabel dependen atau variabel independen tanpa membuat suatu perbandingan atau mengkorelasikan antara dua variabel [5]. Penelitian ini bertujuan untuk membuat penjelasan secara tersetruktur, akurat dan faktual mengenai fakta dan sifat populasi [6].

Di dalam penelitian ini populasinya adalah santri kelas XII Pondok Pesantren Darul Hijrah Putra. Keseluruhan populasi berjumlah 221 santri. Peneliti menggunakan tabel Isaac dan Michael dengan taraf signifikat 5%. Jumlah sampel 139 diambil dari jumlah keseluruhan populasi 221 santri. Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel yang dilakukan dengan metode proporsional random sampling (probability sampling).

Pada penelitian kali ini peneliti hanya menggunakan skala psikologi yakni skala pengambilan keputusan karir. Dalam penyusunan skala akan menggunakan model skala Likert yang menggunakan 4 pilihan jawaban yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS). [7] menyatakan penggunaan alternatif jawaban peneliti sedikit melakukan modifikasi yaitu menghilangkan alternatif jawaban tengah. Hal ini dikarenakan akan memberikan peluang bagi responden untuk menjawab alternatif jawaban tengah. Pemberian nilai untuk skala pernyataan Favourable bergerak dari angka 4 hingga angka 1. Sedangkan untuk nilai pada skala pernyataan Unfavourable bergerak dari angka 1 hingga angka 4. Peneliti menghilangkan nilai tengah seperti ragu-ragu, netral, jarang, dan lain sebagainya supaya respon yang diberikan oleh subjek tidak mengumpul di tengah. skala pengambilan keputusan karir aspek-aspek yang ada pada variabel tersebut dimana terdiri dari 3 aspek dengan jumlah 46 aitem sebelum dilakukan try out dan setelah dilakukan try out jumlah aitem menjadi 42.

Dalam penelitian ini data yang didapatkan akan diolah dengan menggunakan teknik statistik deskriptif yang dibantu oleh program Microsoft excel sehingga mampu mendeskripsikan dan menggambarkan secara sistematis mengenai pengambilan keputusan karir pada santri kelas XII Pondok Pesantren Darul Hijrah Putra. Hasil analisis data disajikan dalam bentuk tabel, diagram, dan perhitungan persentase yang dijelaskan menggunakan kalimat deskriptif.

Sebelum melakukan pengujian hipotesis dilakukan terlebih dahulu yakni harus melakukan uji asumsi yang merupakan suatu syarat wajib untuk di lakukan pengujian terhadap skala pengambilan keputusan karir. Uji asumsi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu uji validitas dan uji reabilitas yang dihitung dengan menggunakan bantuan program SPSS versi 17.0 for Windows.

HASIL

Hasil yang didapatkan oleh peneliti mengenai skala pengambilan keputusan karir yang telah di distribusikan dan analisis empirik menggunakan Microsoft Excel dapat diketahui mean dan standart deviasi sebagai berikut:Table 1

Variabel Mean SD N
Pengambilan Keputusan Karir 129,41726 13,38119 139
Table 1.Standart Deviasi dan Mean

Berdasarkan tabel 3.1 yang dilakukan pada variabel Pengambilan Keputusan Karir diperoleh hasil mean 129,41726 sedangkan pada hasil Standart Deviasisebesar 13,38119 dan memiliki jumblah N sebesar 139.Figure 1

Figure 1.Rata-Rata Aspek Pengambilan Keputusan Karir

Diketahui bahwa aspek pertama adalah pemahaman karir dengan nilai rata-rata 43,86 sedangkan aspek kedua adalah informasi karir dengan nilai rata-rata 42,1 dan aspek ketiga adalah perencanaan dan pengambilan keputusan dengan nilai rata-rata 43,45. Hal ini bisa disimpulkan bahwa hasil tertinggi pada aspek pemahaman karir dengan nilai rata-rata sebesar 43,86 sedangkan pada aspek terendah ada pada aspek informasi karir dengan nilai rata-rata 42,1.Figure 2

Figure 2.Pengambilan Keputusan Karir Pada Santri Kelas XII

Berdasarkan gambar diatas diketahui bahwa 26 orang santri (19%) memiliki pengambilan keputusan karir rendah, sedangkan memiliki pengambilan keputusan karir sedang sebesar 91 orang santri (65%) dan santri yang memiliki pengambilan keputusan karir tinggi sebesar 22 orang santri (16%). Berdasarkan hasil yang diperoleh tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan pengambilan keputusan karir pada santri yang berada pada kelas XII di Pondok Pesantren Darul Hijrah Putra termasuk dalam kategori sedang, artinya siswa cukup memiliki kemampuan pengambilan keputusan karir.Figure 3

Figure 3.Pengambilan keputusan karir berdasarkan Aspek Pemahaman Karir

Berdasarkan dari hasil analisa diatas menunjukkan bahwa aspek pemahaman karir pada santri yang berada pada kelas XII, dari 139 santri dengan ketegori “tinggi” sebanyak 25 orang dan skor persentase 18%, kategori “sedang” terdapat 86 orang dengan persentase 62%, dan kategori “rendah” sebanyak 28 orang dengan persentase 20%. Hal ini bisa disimpulkan bahwa sebagaian besar santri (62%) memiliki pemahaman karir pada kategori sedang. Figure 4

Figure 4.Pengambilan keputusan karir berdasarkan Aspek Informasi Karir

Berdasarkan dari hasil analisa diatas menunjukkan bahw a aspek informasi karir pada santri yang berada pada kelas XII, dari 139 santri dengan ketegori “tinggi” sebanyak 31 orang dan skor persentase 22%, kategori “sedang” terdapat 81 orang dengan persentase 58%, dan kategori “rendah” sebanyak 27 orang dengan persentase 19%. Hal ini bisa disimpulkan bahwa sebagaian besar santri (58%) memiliki informasi karir pada kategori sedang.Figure 5

Figure 5.Pengambilan keputusan karir berdasarkan Aspek Perencanaan dan Pengambilan Keputusan Karir

Berdasarkan dari hasil analisa diatas menunjukkan bahwa aspek perencanaan dan pengambilan keputusan pada santri yang berada pada kelas XII, dari 139 santri dengan ketegori “tinggi” sebanyak 29 orang dan skor persentase 21%, kategori “sedang” terdapat 85 orang dengan persentase 61%, dan kategori “rendah” sebanyak 25 orang dengan persentase 18%. Hal ini bisa disimpulkan bahwa sebagaian besar santri (61%) memiliki perencanaan dan pengambilan keputusan karir pada kategori sedang dalam penelitian ini santri sudah mampu merencanakan tujuan dengan baik dan mampu mempertimbangkan pengetahuan dan pemahaman diri yang dimiliki.

PEMBAHASAN

Berdasarkan penjelasan diatas, diketahui bahwa aspek dengan presentase yang paling tinggi dari keseluruhan responden, yaitu aspek pemahaman karir dengan jumlah persentase sebesar (62%). Hasil tersebut memiliki arti bahwa hampir seluruh responden memiliki pengambilan keputusan karir dengan baik pada aspek pemahaman keputusan karir. Hal itu menjelaskan bahwa santri mampu memahami akan bakat, minat, kepribadian, potensi, prestasi akademik, ambisi, keterbatasan-keterbatasan, dan sumber-sumber yang dimiliki. Dalam pengambilan keputusan karir, pemahaman karir merupakan suatu hal yang sangat penting. Dengan adanya pemahaman karir, maka seseorang santi akan lebih mampu mempersiapakan karir di masa depan dengan baik [8].

Seperti penjelasan diatas, terdapat pula aspek dengan presentase nilai paling rendah dari keseluruhan responden, yaitu aspek mencari informasi karir dengan presentasi nilai sebesar (58%). [9] menjelaskan bahwa informasi karir adalah bentuk salah satu dari pelayanan dalam bimbingan karir yang berisikan berupa data, fakta yang dapat menggambarkan keadaan diri sesorang, dengan segala potensinya, mencakup dalam bidang pendidikan dan pekerjaan serta saluk beluk persyaratan dalam menentukan pengambilan keputusan karir pada santri. Jika mengacu pada perolehan presentase tersebut, maka sebagian besar santri mampu mengambil keputusan karir pada aspek mencari informasi.

Berdasarkan hasil uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa santri memiliki gambaran pengambilan keputusan karir pada santri kelas XII Pondok Pesantren Darul Hijrah Putra. [10] mengatkan bahwa pengambilan keputusan karir selalu terjadi hambatan. Masalah yang bermula dari dalam diri sendiri antara lain ketidakyakinan seseorang terhadap keahlian yang dipunyai untuk menggapai suatu hasil atau pilihan karir yang diharapkan dan masalah yang berasal dari luar atau lingkungan antara lain sering terjadi orang tua memaksa dengan pilihan pendidikan tertentu tapi tidak sesuai dengan kemampuan anak. Hal tersebut pun mempengaaruhi pengambilan keputusan karir pada santri, sehingga menyebabkan gambaran pengambilan keputusan karir tiap santri berbeda-beda. Pengambilan keputusan karir memiliki peran besar dalam kesuksesan santri. Ketika santri memahami mana yang sesuai dan mana yang tidak sesuai, bermakna santri tersebut memiliki kemampuan pengambilan keputusan karir, diantaranya adalah kemampuan mengeksplorasi, mengkristalisasi, memilih, dan mengklarifikasi karir ke depan.

SIMPULAN

Berdasarkan analisa data hasil penelitian dan pembahasan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

  1. Pengambilan keputusan karir yang dilakukan oleh santri Pondok Pesantren Darul Hijrah Putra kelas XII memiliki tingkat pengambilan keputusan karir yang sedang, sebanyak 22 santri (16%) dari 139 santri yang menjadi responden memiliki pengambilan keputusan karir yang tinggi, sedangkan 91 santri (65%) memiliki pengambilan keputusan karir yang sedang, dan 26 santri (19%) lainya memiliki pengambilan keputusan karir yang rendah.
  2. Aspek dari pengambilan keputusan karir pada santri Pondok Pesantren Darul Hijrah Putra kelas XII bahwa aspek pertama adalah pemahaman karir dengan dengan persentasi terbesar pada kategori “sedang” sebesar 86 santri (62%), sedangkan pada persentasi terendah pada kategori “tinggi” sebesar 25 santri (18%). Aspek kedua adalah informasi karir persentasi terbesar pada kategori “sedang” sebesar 81 santri (58%), sedangkan pada persentasi terendah pada kategori “rendah” sebesar 27 santri (19%). Aspek ketiga adalah perencanaan dan pengambilan keputusan dengan persentasi terbesar pada kategori “sedang” sebesar 85 santri (61%), sedangkan pada persentasi terendah pada kategori “rendah” sebesar 25 santri (18%).
  3. Hasil perhitungan rata-rata peraspek bahwa aspek pertama adalah pemahaman karir dengan nilai rata-rata 43,86 sedangkan aspek kedua adalah informasi karir dengan nilai rata-rata 42,1 dan aspek ketiga adalah perencanaan dan pengambilan keputusan dengan nilai rata-rata 43,45. Dari hasil tersebut diketahui bahwa aspek informasi karir mempunyai nilai rata-rata terendah sebesar 42,1 sehingga pondok pesantren darul hijrah putra harus memberikan layanan informasi karir bagi santrinya.

References

  1. N. Madjid, Bilik-Bilik Pesantren. Jakarta: PARAMADINA, 2010.
  2. J. W. Santrock, Adolescence. new york: McGraw_hill Education, 2014.
  3. M. Savickas, “A Developmental Perspective on Vocational Behaviour: Career Patterns, Salience, and Themes,” Int. J. Educ. Vocat. Guid., vol. 1, no. 1/2, pp. 49–57, 2001.
  4. Z. N. Amin, M. E. Wibowo, and E. Nusantoro, “Perbandingan Orientasi Karir Siswa Keturunan Jawa dengan Siswa Keturunan Tionghoa,” Indones. J. Guid. Couns., vol. 3, no. 3, pp. 8–16, 2014.
  5. Sugiyono, Stastika Untuk Penelitian, 26th ed. Bandung: CV. Alfabeta, 2015.
  6. D. Dharmawan, Metodelogi Penelitian Kuantitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2016.
  7. S. Azwar, Reliabilitas dan Validitas, 5th ed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015.
  8. H. Pramudi, “Kemampuan Pengambilan Keputusan Karir Siswa Kelas Xi Di Sma Negeri 1 Kutasari Purbalingga,” Ekp, vol. 13, no. 3, pp. 1576–1580, 2015.
  9. R. Hidayati, “Layanan Informasi Karir Membantu Peserta Didik Dalam Meningkatkan Pemahaman Karir,” J. Konseling GUSJIGANG, vol. 1, no. 1, 2015.
  10. R. J. Widyastuti, “Pengaruh Self Efficacy Dan Dukungan Sosial Keluarga Terhadap Kemantapan Pengambilan Keputusan Karir Siswa,” J. Chem. Inf. Model., vol. 53, no. 9, pp. 1689–1699, 2013.