Abstract
The digital era is information technology that can be accessed by anyone, anywhere and under any conditions, so that it can have a positive and negative impact on the responsibilities of parents to children. This study aims to determine the role of parents in the use of social media in early childhood. This research is a library research whose main source is library data. All library data is analyzed by using data analysis techniques with comparative descriptive techniques and critical analysis. Based on this research, parents are responsible for being more selective in caring for, caring for, educating, and protecting children in today's digital era. They are also required to understand technology and information systems.
PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi pada zaman sekarang berkembang dengan pesat, teknologi merupakan kebutuhan yang di perlukan saat ini. Penerapan teknologi dapat ditemukan di hampir semua aktivitas yang berhubungan dengan pendidikan, sosial budaya, olahraga, ekonomi dan politik. Hal ini dikarenakan penggunaan teknologi yang sangat membantu dan mudah didapat dengan harga yang terjangkau. Salah satu bentuk sarana pemanfaatan Iptek pada zaman sekarang yaitu Gadget . Penggunaan teknologi ini tentu dapat mempengaruhi pola pikir dan perilaku seseorang. Dengan bantuan teknologi juga dapat mempermudah kegiatan manusia serta untuk menggunakannya tidak membutuhkan waktu yang lama (Roesli, 2018).
Anak-anak dengan cepat menguasai gadget daripada orangtuanya. Namun, penggunaan gadget dikalangan anak-anak sering berdampak negatif, karena anak- anak lebih cepat beradaptasi dengan teknologi yang ada sehingga anak-anak sering terlena dengan kecanggihan teknologi. Anak-anak yang sering menggunakan teknologi seringkali lupa dengan lingkungan sekitarnya. Mereka lebih memilih berhadapan dengan teknologi canggih yang mereka punya dibandingkan dengan bermain bersama teman-teman di lingkungan tempat sekitar tempat tinggalnya (Yasin, 2018).
Peran orang tua dalam proses perkembangan anak sangat berpengaruh, untuk itu pendidikan yang diberikan pada anak-anak dengan memberikan pengalaman yang dimilikinya dan menghargai setiap usaha yang dilakukan anak-anak tersebut. Janganlah waktu belajar anak terlalu banyak disita oleh pekerjaan lain, maka anak akan cepat merasa malas untuk belajar, sehingga mempengaruhi aktivitas belajarnya. Orang tua dan guru disekolah sudah saatnya selalu bekerjasama dalam membimbing anak terutama dalam mendorong dan meningkatkan aktivitas belajar. Tanpa kerjasama yang erat, maka proses pendidikan akan dapat membuahkan hasil sebagaimana yang diharapkan yakni, memberikan bekal kemampuan dasar kepada anak untuk mengembangkan kehidupannya.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian pustaka atau library research. Penelitian kepustakaan lebih memerlukan kajian filosofis dan teoritis daripada uji empiris di lapangan. Penelitian kepustakaan ini sering menggunakan pendekatan filosofis daripada pendekatan lainnya. metode penelitiannya mencakup sumber data, pengumpulan data, dan analisis data (Bungin, 2008)
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan model pendekatan content analysis (kajian isi). Penelitian ini bersifat pembahasan secara rinci terhadap isi suatu informasi tertulis dalam media masa. Analisi ini biasanya digunakan pada penelitian kualitatif. Content analysis (kajian isi) secara umum dapat diartikan sebagai metode yang meliputi semua analisis terkait isi teks, namun analisis ini juga digunakan untuk mendeskripsikan pendekatan analisis khusus. Content analysis (kajian isi) sendiri adalah teknik yang digunakan untuk menarik kesimpulan melalui usaha menemukan karakteristik pesan dan dilakukan secara objektif dan sistematis (Bungin, 2008)
Teknik pengumpulan data merupakan langkah utama dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini data yang digunakan terbagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. Dimana data primer meliputi buku-buku yang berkaitan dengan pendidikan anak dibawah umur dan jurnal yang berkaitan dengan peran orang tua dalam pengawasan anak terhadap. Adapun data sekunder yang meliputi pemahaman-pemahaman berkaitan dengan pendidikan anak dibawah umur dan peran orang tua dalam pengawasan anak, kemudian melakukan analisis yang berkaitan dengan pendidikan anak dibawah umur.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Media pada zamannya akan menjadi esensi dimasyarakat. McLuhan menyatakan bahwa media berfungsi sebagai kepanjangan indra manusia pada masing-masing era, antara lain era kesukaan (indra pendengaran), era tulisan (indra penglihatan), era cetak (awal revolusi industry), era elektronika (komunikasi secara lisan) dan era digital. Berkembangnya teknologi informasi memicu perubahan besar pada teknologi digitalisasi, dimana teknologi digitalisasi merupakan semua konten media yang dapat dibagikan ataupun didistribusikan. Menurut flew, media digital merupakan bentuk dari konten media yang menggabungkan data, teks, suara dan berbagai gambar yang berada dalam format digital dan didistribusikan melalui suatu jaringan. Adapun di era digital, manusia menggunakan internet. Pada internet terdapat banyak jejaring sosial media yang dapat diakses. Istilah sosial media atau bisa disebut dengan sosmed merupakan media berupa situs atau sebuah aplikasi yang memanfaatkan internet untuk mengaksesnya. Banyak kalangan masyarakat yang menggunakan media sosial saling berhubungan dengan orang-orang di sekitarnya yang belum di kenal. sosial media dapat juga menimbulkan dampak positif dan negatif (Zulaiha, 2019).
Kemajuan media informasi dan teknologi semakin pesat dirasakan oleh kalangan anak-anak, remaja hingga orang tua. Keadaan seperti ini dimanjakan dengan kemajuan teknologi seperti bermain ragam permainan yang disajikan gedget. Anak tidak memerlukan waktu tenaga yang lebih untuk belajar, membaca dan menulis dibuku. Hal ini menyebabkan kurangnya sikap sosial terhadap msyarakat dan orang tua. Orang tua pada era sekarang juga mengalami perbedaan pengasuhan pada zaman dulu.
Penggunaan sosial media bagi anak di bawah umur memiliki pengaruh yang signifikan. Mereka akan kecanduan menggunakan teknologi yang semakin lama semakin canggih. Sehingga membuat mereka lupa dengan kewajibannya yaitu belajar dan mengaji, tak hanya itu mereka juga tidak memperdulikan lingkungan sekitarnya. Mereka juga akan lebih memilih bermain dengan media sosialnya dari pada bermain dengan teman-teman sebaya di lingkungannya. Oleh sebab itu peran orang tua di butuhkan dalam menunjang penggunaan sosial media di kalangan anak di bawah umur. Terkadang orang tua tak menghiraukan anaknya dalam menggunakan sosial media karena terlalu sibuk dengan pekerjaan. Akibatnya pengaruh-pengaruh negatif yang ada di sosial media menjadi sebuah contoh dalam berperilaku di dalam masyarakat.
Kemudaan mengakses internet menyebabkan anak memperoleh apa yang belum saatnya diperoleh. Jejaring sosial berdampak pada anak dan remaja dimasa sekarang, dimana semua informasi dapat ditemukan dengan cepat melaui internet. Seiring bertambahnya kemajuan teknologi akan mendorong anak untuk sulit bercengkrama dengan lingkungan sekitar. Meskipun sebagian besar sosial media berdampak negatif adapun dampak positif yang didapat apabila penggunaan media sosial dengan benar. Salah satunya dengan memfilter aplikasi yang akan diberikan pada anak. Penggunaan gadget juga dapat membantu proses tumbuh kembang anak, dalam gadget terdapat juga terdapat aplikasi yang mengacu pada sifat berfikir pada anak. Penggunaan gadget yang tepat membuat anak akan mudah menemukan hal baru sesuai umur mereka. Anak usia dini apabila diberi gadget akan lebih mudah berkomunikasi, tidak dapat dipungkiri bahwa anak usia dini dengan mudah menghubungi orang tuanya atau siapapun melalui gadget.
Jejaring soaial media juga dapat membantu anak mengespresikan dan menjelajahi identitas mereka melalui blog, vlogs dan situs berbagi video instan. Hadirnya beragam jenis komunikasi membuat anak menjadi konsumen aktif seperti televisi, smartphone dan tablet. Maka dari itu peran orang tua dalam pengawasan penggunaan sosial media sangat berpengaruh pada diri anak. Maka dari itu peran orang tua sangat diperlukan, mereka harus menimbang kembali alasan mereka memberikan media digital kepada anak. Di era sekarang orang tua memberikan anak mereka media digital dengan alasan agar muda komunikasi dan hal itu merupakan alasan kuat bagi orang tua. Mengimbangi itu orang tua juga selayaknya memberikan pendampingan dialogis saat anak bermain dengan gadgetnya. Orang tua harus mampu menjadi guru saat anak menggunakan gadget artinya orang tua mampu mengarahkan anaknya untuk mengakses aplikasi sesuai dengan umur.
Melepaskan gadget dari tangan anak usia dini yang sudah kecandungan dengan gadget merupakan hal yang sulit dilakukan. Anak tidak akan mau melepas gadget dengan cara pemaksaan, akan tetapi orang tua dapat meninimalisir penggunaan gadget yang berlebih pada anak usia dini dengan cara orang tua tidak menggunakan gadget saat berada didekat anak. Hal tersebut terlihat sepele namun dapat membantu anak untuk meminimalisir penggunaan gadget. Orang tua juga dapat memberikan batasan-batasan waktu anak saat bermain gadget. Penerapan seperti ini akan membuat anak lebih cepat marah dan akhirnya anak akan berontak dan tidak mau lagi mendengarkan ucapan orang tua. Orang tua juga dapat mengajak anak mengikuti kesibukan orang tua seperti memasak, menggambar dan sebagainya. Kegiatan tersebut merupakan kegiatan yang dilakukan saat waktu luang, namun dapat mengurangi kecanduannya terhadap gadget. Waktu bersama anak merupakan waktu emas bagi orang tua, apabila orang tu tidak dapat mengambil waktu emas itu maka anak anak terjerumus kedalam hal negatif. Pendampingan dialogis ini tidak dapat diakukan sekali dua kali, namun untuk menghilangkan efek kecanduan anak usia dini pada gadget dapat diterapkan secara berkelanjutan.
Tanggung jawab orang tua kepada anak juga diatur oleh undang-undang nomor 35 tahun 2014 tentang perlindungan anak yang berisiskan orang tua berkewajiban membimbing dan bertanggung jawab untuk;
- Mengasuh, memelihara, mendidik dan melindungi anak
- Menumbuhkembangkan anak sesuai dengan kemampuan, bakat dan minatnya
- Mencegah terjadinya perkawinan anak usia dini
- Memberikan pendidikan karakter dan penanaman nilai budi pekerti pada anak
Apabila orang tua tidak dapat memenuhi kewajibannya dikarenakan sudah tiada atau tidak diketahui keberadaannya maka kewajiban itu akan dilimpahkan kepada keluarga. Melihat sangat pentingnya cara mengsuh anak hal ini harus orang tua sadari apabila seorang anak hanya dipenuhi untuk mengikuti era zaman tanpa adanya pengawasan maka, karakter seorang anak tersebut dapat berubah. Berubahnya karakter anak yang mengikiti zaman dapat dilihat dari perubahan anak, apabila seorang anak berubah ke arah yang positif tentunya orang tua merasa bangga dan bersyukur namun sebaliknya apabila seorang anak berubah kearah yang negatif, maka orang tua harus meningkatkan pemahaman pada anak agar tidak terjerumus lebih jauh lagi.
KESIMPULAN
Berdasarkan dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa teknologi di era digital masa kini semakin canggih menyebabkan terjadinya perubahan besar dunia. Keadaan seperti ini yang menjadikan anak semakin dimanjakan dengan kecanggihan gadget. Dimana sekali akses akan beraneka ragam informasi yang didapatkan. Dengan ini mengharuskan orang tua untuk bertnggung jawab dan memberikan bimbingan kepada anak. Kewajiban orang tua bagi anak yang termuat dalam UU No. 35 Tahun 2014 tentang perubahan atas UU No. 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak pasal 4 bahwa ”setiap anak berhak untuk dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara wajar sesuai dengan hakikat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.”
UCAPAN TERIMA KASIH
Dengan terselesainya artikel ini penulis mengucapkan terima kasih kepada allah SWT atas limpahan karunia dan hidayanya sehingga kami dapt menyelesikan studi literasi artikel ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Muhlasin Amrulloh, S.Ud., M.Pd.I. yang telah membantu menyelsaikan artikel kami yang berjudul ”peran orang tua terhadap penggunaan sosial media pada anak usia dini”. Serta tak lupa kami berterimakasih kepada rekan-rekan mahasiswa Universitas Sidoarjoyang telah bekerja sama meneyelesaikan artikel ini.
References
- Roesli, Muhammad, Ahmad Syafi’i, Aina Amalia, “Kajian IslamTentang Partisipasi Orang Tua Dalam Pendidikan Anak, Jurnal Darussalam,Volume 9, Nomor 2, 2018
- Yasin, Muhammad, “Tanggung Jawab Orang Tua Kepada Anak Di Era Digital Perpektif Hukum Keluarga Islam Di Nusantara, Jurnal Of Islamic Family Law Al-huama, volume 08, Nomor 02, Desember 2018: 431-455
- Bungin, Burhin. 2008. “Metodologi Penelitian Kualitatif”. Jakarta: RajaGrafindo Persada
- Zulaiha, Siti, Sagiman dan Mutia, “Edukasi Literasi Informasi Bagi Anak dan Remaja Untuk Meminimalisir Penyalagunaan Media Jejaring Sosial”, Jurnal Harkat Media Komunikasi Gender, volume 15, Nomor 02, 2019
- Warisyah, Yusni, “pentingnya Pendampingan Dialogis Orang Tua dalam Penggunaan Gadget pada Anak Usia Dini”, Prosiding Seminar Nasional Pendidikan FKIP Universitas Muhammadiyah Ponorogo, 2015: 130-138
- Hana, Pebriana Putri, “Analisis Penggunaan Gadget Terhadap Kemampuan Interaksi Sosial pada Anak Usia Dini, Jurnal Opsesi, Volume 1, Nomor 01, 2017: 1-11