Abstract
Muhammadiyah movement is known as the movement of enlightenment. The enlightenment movement has a role to return the people to the right guidelines of life namely the Al Qur'an and the Sunnah. Muhammadiyah is also known as a large movement and spread throughout Indonesia, therefore to facilitate the delivery of religious knowledge to the community some branches or branches take care and observe the condition of this movement in each region. The purpose of this research is to recognize and understand how the development of the enlightenment movement in the environment around us in carrying out their duties and their contribution to society through programs that have been made to return people to the right direction and still hold fast to the Qur'an and sunnah or how Muhammadiyah's role in empowering the surrounding community. The method used is descriptive qualitative through observation and interviews with figures in the membership structure of Muhammadiyah who are in branches. The results showed that several excellent programs have been carried out by Muhammadiyah branches that deal directly with the Muhammadiyah community in the area itself, and through this program, many positive things have been created to enlighten the people.
PENDAHULUAN
Muhammadiyah yang menjadi salah satu organisasi islam terbesar di Indonesia yang diorganisasikan secara modern. Menjadi salah satu organisasi terbesar pastinya memiliki tantangan yang mengikuti proses dalam terbentuknya organisasi ini. Gerakan ini juga di sebut sebagai gerakan pencerahan. Selain itu, Muhammadiyah memiliki identitas sebagai organisasi islam dengan gerakan dakwah amar makruf nahi munkar. Sebuah gerakan yang menyeru kebaikan dan mencegah pada kemunkaran. Berbagai kegiatan dan amal usaha yang dilakukan Muhammadiyah sejak kelahirannya tidak lepas dari upaya mengajak umat manusia untuk melakukan hal yang baik, dan mencegah terjadinya kemungkaran.
Gerakan Muhammadiyah memiliki tujuan dakwah yaitu untuk meningkatkan kualitas hidup manusia untuk menjadi lebih baik, yang berhubungan erat dengan tujuan sosial mereka yaitu bergerak untuk membantu masyarakat disekitarnya dalam bidang pendidikan, keagamaan, dan kemasyarakatan. Gerakan Muhammadiyah berusaha memberikan manfaat bagi siapapun disekitarnya. Begitu juga yang sedang terjadi di lingkungan desa Wonokoyo lebih tepatnya di dusun Penampon, gerakan Muhammadiyah berusaha membantu warga desa dalam ketiga bidang tersebut.
METODE
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Pendekatan kualitatif merupakan proses penelitian untuk memahami masalah-masalah sosial atau manusia dengan menganalisis kata-kata untuk menciptakan gambaran kompleks dan menyeluruh, serta melaporkan pandangan informasi terperinci yang diperoleh dari para sumber informasi dalam lingkungan alami . Pendekatan kualitatif juga bertujuan untuk menyelidiki, menemukan, menggambarkan, serta menjelaskan kualitas atau keistimewaan dari pengaruh sosial yang tidak dapat dijelaskan, diukur, atau digambarkan melalui pendekatan kuantitatif . Penggunaan metode kualitatif ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran mengenai potensi Muhammadiyah sebagai penggerak pemberdayaan masyarakat di Desa Wonokoyo.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian deskriptif di mana peneliti mengkaji fenomena yang terjadi secara lebih rinci atau membedakannya dengan fenomena yang lain tanpa menjelaskan hubungan sebab akibat yang terjadi. Data deskripsi yang dihasilkan berupa ucapan lisan tertulis dari orang-orang atau perilaku yang diamati.Pencarian data dilakukan dengan cara interview, observasi, dan dokumentasi langsung ke ranting Muhammadiyah Desa Wonokoyo. Sedangkan untuk teknik analisis data menggunakan metode triangulasi untuk mencari validitas dari data yang telah diperoleh dari berbagai sumber.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Muhammadiyah merupakan salah satu organisasi masyarakat yang didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan yang bertujuan dalam meningkatkan taraf hidup kaum miskin dan yang terpinggirkan. Tidak hanya bergerak dalam bidang dakwah, namun Muhammadiyah juga berkontribusi dalam bidang sosial kemasyarakatan, salah satunya adalah sebagai penggerak pemberdayaan masyarakat.
Dalam rangka menjalankan dakwahnya, Muhammadiyah memiliki struktur organisasi yang terdiri atas Ranting, Cabang, Daerah, Wilayah, dan Pusat. Dalam penelitian ini, peneliti mengobservasi struktur terkecil dari Muhammadiyah, yaitu ranting. Ranting dalam AD/ART Muhammadiyah merupakan kesatuan anggota dalam suatu tempat atau lingkup kawasan kecil yang terdiri atas kurang lebih 15 orang, di mana mereka melakukan pembinaan dan pemberdayaan anggota. Berdirinya Muhammadiyah di ranting Wonokoyo khusunya di dusun Penampon tidaklah mudah. Banyak usaha dan perjuangan yang dilakukaan oleh warg Penampon terdahulu dalam mendirikan Muhammadiyah di dusun penampon. Pada tahun 1970- an, ada bapak yang bernama Bapak Ngatemo. Beliau adalah ketua pertama Muhammadiyah di dusun Penampon yang tentunya dibantu oleh pengurus lain dalam mendirikan Muhammadiyah disana, seperti Bapak H. Hidayat, Bapak Fatah, Bapak Toha, dkk. Pada tahun tesebut mereka berusaha memisahkan diri dari masyumi, organisasi islam yang eksis pada saat penjajahan Jepang. Dahulunya, Bapak Ngatemo dan Bapak Hidayat menimbah ilmu di Bangil yang berjarak cukup jauh dari dusun Penampon sendiri. Beliau berdua tidak pernah putus asa dalam mengikuti berbagai macam kajian yang ada di Bangil. Karna melihat perjuangan Bapak Ngatemo dan Bapak Hidayat dalam menuntut ilmu, akhirnya pihak dari cabang bangil membuatkan ranting di dusun Penampon sendiri yang pertama kali di ketuai oleh Bapak Ngatemo. Dari situlah Muhammadiyah berkembang dan disambut oleh warga lainnya dengan baik. Muhammadiyah di dusun Penampon berkembang pesat disana dan mengalami banyak perubahan. Artinya, Muhammadiyah disana tidak hanya sebuah ORMAS melainkan organinasasi yang InsyaAllah dapat menyejahterahkan ummat khususnya di dusun Penampon. Puji syukur kehadirat Allah SWT. Dusun penampon tidak hanya dipercaya sebagai ranting, namun juga dipercaya sebagai cabang Beji yang sekarang diketuai oleh Bapak Amrul.
Kondisi masyarakatnya pun sangat kondusif. Meskipun ada beberapa ORMAS lain yang mendominasi, namun mereka saling menghargai dan saling toleransi satu sama lain. Tradisi-tradisi orang terdahulu seperti adanya ISLAM kejawen juga mulai tidak ada di dusun Penampon. Mereka mulai sadar bahwasannya agama Islam bersumberr dari Al-Qur’an dan Hadist. Pun, ketika memasuki hari-hari nasional tertentu seperti HUT RI, mereka saling bergotong royong untuk meramaikannya. Mereka tidak mengganggu satu sama lain dan saling memahami tentang apa yang mereka lakukan. Dengan kata lain, warga Muhammdiyah tidak keberatan dengan adanya kegiatan tahlilan atau semacamnya. Mereka menghormati, dan menghargai.
Dengan adanya program-program unggulan yang dibentuk oleh warga sekitar sudah menjadi barang tentu apabila Muhammadiyah di dusun Penampon mengalami perubahan yang signifikan dari tahun ke tahun dalam rangka menyejahterahkan ummatnya. Meskipun dusun Penampon merupakan salah satu dusun yang mayoritas warganya adalah warga Muhammadiyah, dan ada beberapa warganya lain yang berorganisasi lain seperti NU dan Salafi, hal tersebut tidak kemudian manjadikan mereka bermusuhan. Mereka hidup rukun dan damai. Selain itu, warga disana mempunyai program-program unggulan yang dapat mencerahkan warganya seperti kajian rutin yang diadakan setiap minggu, kemudian juga ada program yang dapat mencerdaskan masyarakat seperti, tahfidz, mendirikan lembaga sekolah, serta program yang dapat menyejahterahkan masyarakat seperti, membangun saluran air.
Kajian Rutin
Salah satu program unggulan yang sudah dibentuk dan berjalan selama bebarapa tahun ini yaitu, kajian rutin yang merupakan salah satu faktor penunjang dalam membekali umat untuk memahami hukum-hukum Islam serta masalah-masalah pendidikan agama Islam . Kajian rutin tersebut diadakan oleh warga sekitar setiap akhir pekan tepatnya pada hari kamis malam jum’at dan didikuti oleh ibu-ibu NA (Nasyiatul Aisiyah). Sedangkan untuk bapak-bapak/ pemuda diadakan pada hari ahad malam senin. Sehingga dalam 1 pekan terdapat 3 kegiatan yang dapat memberikan pencerahan kepada warga dusun penampon. Adapun kajian rutin yang yang diadakan setiap 1 bulan sekali, tepatnya dipekan kedua, hari ahad, dimana warga Muhammadiyah dusun Penampon mengundang Ulama untuk menjadi pembicara.
Kajian rutin yang dilakukan oleh warga Muhammadiyah merupakan kajian yang membawa banyak manfaat untuk para jamaahnya. Karena kajian yang khususnya diadakan oleh jam’iyah ibu-ibu NA(Nasyiatul Aisiyah) ini dilakukan door-to-door sehingga hubungan silaturrahmi mereka tetap terjalin dengan baik. Sebelum kajian dimulai, para jamaah juga diminta untuk membaca Al-Quran terlebih dahulu. Hal ini bertujuan untuk mengetahui bacaan- bacaan yang belum benar. Hal ini berbeda dengan kajian yang dilakukan oleh jamaah laki-laki. Mereka mengadakan kajian di masjid setempat pada hari ahad ba’da isya. Kemudian, dalam menjadikan warganya sejahtera dan cerdas, Muhammadiyah di dusun Penampon juga memiliki program seperti pengkaderan para pemuda. Mereka melatih para pemuda agar dapat menjadi penerus dan akidah mereka tidak terkikis oleh kemajuan zaman. Seperti mereka dijadikan kader yang dapat menjadi muadzin, penceramah, dan imam. Warga Muhammadiyah di dusun Penampon selalu membrikan kesempatan kepada para pemuda untuk senantiasa ikut andil dalam sebuah forum. Selain itu, dalam menjadikan mereka para kader yang percaya diri dan warga Muhammadiyah disana berinisiatif untuk mengirim salah satu dari mereka setiap satu minggu sekali untuk menjadi imam di masjid besar di daerah Bangil. Hal ini merupakan langkah pertama warga Muhammadiyah dalam membentuk kader yang dapat menjadi panutan ummat.
Selain program unggulan diatas, warga Muhammadiyah di dusun Penampon juga memiliki program-program lain yang dapat mensejahterahkan masyarakatnya seperti membangun MCK umum di daerah setempat serta membangun saluran air yang nantinya akan dialirkan ke rumah-rumah warga. Kemudian, program yang dapat mencerdaskan masyarakat yaitu telah didirikan nya LKSA (Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak) yang dulunya bernama panti asuhan. Selain itu, ada pula program yang dapat mencerdaskan masyarakat yaitu program tahfidz. Dalam program ini, anak- anak dusun Penampon serta anak yang tinggal di LKSA dibimbing untuk menjadi penerus generasi bangsa yang berwawasan Al-Quran. Adapula program yang dapat mengatasi problem sosial yaitu dengan mendirikan lembaga sekolah yaitu TK ABA yang berdiri di area masjid Penampon.
Program Tahfidz dan Mendirikan Lembaga Sekolah
Dalam rangka mencerdaskan masyarakatnya, warga Muhammadiyah di dusun Penampon memlikiprogram yang dapat mencerdaskan masyarakat yaitu didirikannya LKSA (Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak) yang dulunya bernama panti asuhan. Selain itu, ada pula program tahfidz. Dimana dalam program ini, anak- anak dusun Penampon serta anak yang tinggal di LKSA dibimbing untuk menjadi penerus generasi bangsa yang berwawasan Al-Quran.
Adapula program yang dapat mengatasi problem sosial yaitu dengan mendirikan lembaga sekolah yaitu TK ABA yang berdiri di area masjid Penampon. Mereka mendirikan sebuah lembaga tersebut dari tahun 2011. Akan tetapi maayoritas siswa yang belajar di sekolah tersebut bukanlah warga Muhammadiyah sendiri, namun berasal dari desa tetangga yakni warga Nahdliyin atau warga NU. Hal ini tidak kemudian menjadikan mereka tidak berinteraksi satu sama lain. Sebaliknya, mereka saling membantu, memahamkan dan toleransi.
Pembangunan Saluran Air
Warga Muhammadiyah di dusun Penampon juga memiliki sebuah program yang dapat mensejahterahkan masyarakatnya seperti membangun MCK umum di daerah setempat serta membangun saluran air yang nantinya akan dialirkan ke rumah-rumah warga.
Warga Muhammadiyah di dusun Penampon sangatlah terbuka. Mereka juga memiliki kontribusi besar dalam menyejahtrahkan warga setempat. Seperti pembangunan saluran air yang akan dialirkan ke rumah warga sekitar. Mereka juga bergotong royong dalam membersihkan desa, memperingati hari- hari besar seperti HUT RI dan hari raya Idul Adha. Meskipun kadang terdapat perbedaan pendapat menganai puasa Ramadhan dan hari raya Idul Fitri. Hal tersebut sudah bisa bagi mereka. Mereka saling menghargai, dan saling terbuka, namun ketika sudah sudah dalam ranah aqidah, seperti warga NU mengadakan acara Tahlilan atau sejenisnya, warga Muhammadiyah sudah menganggap hal yang biasadan menghargai. Sebaliknya, seperti contoh lain, ketika warga Muhammadiyah tidak menggunakan qunut dalam sholat subuh, dan ada salah satu jamaah sholat dari warga NU, mereka juga tidak pernah mempermasalahkan hal tersebut dan mereka saling memahami. Jadi, ketika mereka dalam urusan yang tidak menyinggung syari’at, mereka bekerja sama dan bergotong royong. Namun, ketika sudah memasuki prinsip dan akidah, maka mereka saling menghormati, tidak saling menghina dan tidak saling menggaggu, dan selagi sumber mereka sama yaitu Al’Quran dan hadist, maka tidak dipermasalahkan.
Dengan berkembangnya berbagai program mulai dari tujuan mencerahkan, mencerdaskan hingga menyejahterahkan masyarakatnya, bukan berarti warga Muhammadiyah di dusun Penampon tidak memiki trobosan dan tantangan dalam hal toleransi. Sejauh ini, Tantangan yang dihadapi oleh warga muhammadiyah di dusun Penampon yakni berupa perbedaan pendapat yang sering muncul dari ulama NU dan Salafi. Namun, warga Muhammadiyah sendiri mempunyai trobosan tersendiri agar mereka tetap berada dalam ranah mereka, yaitu dengan mengadakan pengajian rutin untuk para pemuda setiap harinya, dengan tujuan untuk membentengi akidah mereka dari faham yang menyimpang.
KESIMPULAN
Berkat keaktifan Bapak Ngatemo dan Bapak Hidayat dalam menimba ilmu menarik pimpinan cabang bangil untuk mebuatkan ranting di desa penampon. Terbentuknya ranting tersebut membawa banyak perubahan di desa penampon, adanya toleransi antar ORMAS, gotong royong antar warga, dan yang lebih baiknya sudah tidak ada lagi kegiatan tradisi-tradisi Islam kejawen. Hal tersebut menjadikan kondisi masyarakat di desa penampon sangat kondusif. Program-program unggulan yang dimiliki ranting penampon dapat mensejahterakan warga sekitar. Perbedaan organisasi tidak menjadikan kesenjangan bagi mereka melainkan dapat membuat kehidupan mereka rukun dan damai. Program-program tersebut antara lain kajian rutin, tahfidz dan pembangunan lembaga sekolah, dan pembangunan saluran air. Kegiatan-kegiatan tersebut bertujuan untuk mencerdaskan warga serta menambah pengetahuan dalam bidang keIslaman. Hal tersebut juga menjadikan warga desa penampon bersatu untuk mendorong kebajikan demi kemaslahatan bersama, sehingga terbentuklah masyarakat yang damai dan sejahtera. Tentunya hal ini tidak berjalan mulus, untuk itu dalam membekali masyarakat Muhammadiyah di desa penampon dengan kegiatan-kegiatan islami agar mereka dapat memiliki pengetahuan sebelum bertindak demi meminimalisir terjadinya pertikaian antar warga.
UCAPAN TERIMA KASIH
Kami ucapkan terima kasih kepada, Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah- Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas paper kami dengan tepat waktu. Orang tua yang telah meridhoi setiap langkah kami. Bapak Muhlasin Amrullah, M. Pd. I, selaku dosen pembimbing kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas paper kami dengan baik. Para narasumber dari Ranting Muhammadiyah Desa Wonokoyo. Teman- teman yang telah meluangkan waktunya untuk menyelesaikan tugas paper kami sehingga kami dapaat menyelesaikannya dengan baik dan tepat waktu.
References
- Purwantari, B. (2010, Juli 5). Menilik Peran Sosial Muhammadiyah. Retrieved from Kompas.com: https://amp.kompas.com/nasional/read/2010/07/05/09330984/~Nasional?page=2
- Creswell, J. W. (2010). Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
- Saryono. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif dalam Bidang Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika
- Karsiman, & Edyanto. (2018). Peran Muhammadiyah dalam Pemberdayaan Masyarakat Kokoda di Kota Sorong. Jurnal Noken, 23-33.
- Yanti. (2015). Peran Pimpinan Ranting Muhammadiyah Ngembatpadas I dalam Pembinaan Masyarakat di Desa Dempul, Kelurahan Ngembatpadas Tahun 2014. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.
- Nursyamsiyah, S. (2018). Peningkatan Mutu Pendidikan Agama Islam Melalui Kajian Rutin Keagamaan Mahasiswa. TARLIM, 31-38.