Articles
DOI: 10.21070/icecrs2020530

The Role Of The Ranting Muhammadiyah Jemundo In The Community Through Education And Cultural Missionary Endeavor


Peran Ranting Muhammadiyah Jemundo Dalam Masyarakat Melalui Pendidikan Dan Dakwah Kultural

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Muhammadiyah Cultural Missionary Endeavor

Abstract

This research aims to know the act of Ranting Muhammadiyah Jemundo to improve people pass through education and cultural missionary endeavour for better ahead. The method of this research is a descriptive qualitative method, interview, and observation altogether. According to the research, Ranting Muhammadiyah Jemundo does within the superior program to improve the people through education and cultural missionary endeavour that carried out together in that organization. Muhammadiyah is one of the most bigger religion organization and owned a lot of congregants all around Indonesia. With based on Amar Ma’ruf Nahi Munkar, a congregant of Muhammadiyah can be said that quite successful in several sectors, for example, in the economy sector, education, and enlightenment sector. The purpose of this research is to know about history, society condition, tradition, culture, and the situation in Ranting Muhammadiyah Jemundo and also to know the programs, challenges, and the breakthroughs inside the Ranting Muhammadiyah Jemundo. This research use the interview method as the main method and continued by observation to endue and maximize the result of thiss research. The result that be found from this research include the history about establishment of Ranting Muhammadiyah Jemundo, the programs, society condition, the breakthroughs of Ranting Muhammadiyah Jemundo to confront any challenge, and also the way Ranting Muhammadiyah Jemundo did to enlight and to properous people’s life.

PENDAHULUAN

Muhammadiyah merupakan salah satu organisasi keagamaan yang cukup besar dan memiliki banyak jama’ah di seluruh Indonesia. Dengan berdasarkan Amar Ma’ruf Nahi munkar, Jama’ah Muhammadiyah dapat dikatakan cukup berhasil dalam berbagai bidang misal dalam bidang ekonomi, pendidikan dan pencerahan. Salah satu jaringan Muhammadiyah yang jumlahnya paling banyak adalah Pimpinan Ranting Muhammadiyah. Pimpinan Ranting Muhammadiyah merupakan suatu Jaringan Muhammadiyah yang memiliki peran sangat penting di tingkat desa. Dengan adanya Pimpinan Ranting Muhammadiyah ini sendiri pula Muhammadiyah lebih mudah dalam merangkul warga warganya yang memang jauh dari Pimpinan Pusat.

Dalam Pimpinan Ranting Muhammadiyah terdapat susunan pengurus yang bertanggung jawab dalam segala kegiatan Muhammadiyah dalam lingkup ranting tersebut. Tetapi tidak hanya itu saja, Pimpinan Ranting Muhammadiyah juga memiliki peran sangat penting dalam masyarakat melalui pendidikan dan dakwah kultural untuk melaksanakan program-program Muhammadiyah seperti: kajian dan menghadapi setiap tantangan ke-Ummatan yang ada dalam ranting tersebut dengan trobosan-trobosan. Dakwah kultural dalam arti luas dipahami sebagai kegiatan dakwah dengan memperhatikan potensi dan kecenderungan manusia sebagai makhluk berbudaya dalam rangka menghasilkan kultur alternatif yang bercirikan Islam, yakni berkebudayaan dan berperadaban yang dijiwai oleh pemahaman, penghayatan, dan pengamalan ajaran Islam yang murni bersumber dari al-Quran dan sunnah Nabi, dan melepaskan diri dari kultur dan budaya yang dijiwai oleh syirik, takhayul, bid’ah, dan khurafat. (Tim Majelis Tabligh, 2002).

Pimpinan Ranting Muhammadiyah sebagai gerakan pencerahan berasaskan Amar Ma’ruf Nahi Munkar. Memiliki fokus dalam mengembangkan tujuan positif sebagai suatu langkah maju Muhammadiyah, untuk itu dibuatlah “Peran Ranting Muhammadiyah Jemundo Dalam Masyarakat Melalui Pendidikan Dan Dakwah Kultural”. Adapun Rumusan masalah yang dibahas dalam journal ini sebagai berikut :

  1. Bagaimana Sejarah Berdirinya Pimpinan Ranting Muhammadiyah Jemundo ?
  2. Apa Saja Program-Program Unggulan Pencerahan Ranting Muhammadiyah Jemundo ?
  3. Bagaimana Keadaan Dan Situasi Masyarakat Di daerah Pimpinan Ranting Muhammadiyah ?
  4. Bagaimana Tantangan Dan Trobosan Pimpinan Ranting Muhammadiyah ?

METODE

Metode yang digunakan oleh penuis dalam penelitian ini kami menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, menurut Lexy J. Moleong (1989:27) menjelaskan bahwa penelitian kualitatif yaitu “penelitian kualitatif itu berakar pada latar alamiah sebagai keutuhan manusia sebagai alat penelitian, memanfaatkan metode kualitatif, mengandalkan analisis secara induktif, mengarahkan sasaran penelitiannya pada usaha menemukan teori dari dasar, bersifat deskriptif lebih mementingkan proses dari pada hasil, membatasi studi dengan fokus memiliki seperangkat kriteria untuk memeriksa keabsahan data, rancangan penelitiannya bersifat sementara, dan hasil penelitiannya disepakati oleh kedua belah pihak antara peneliti dan sebyek penelitian”.

Teknik pengumpulan data merupakan unsur yang sangat penting dalam melakukan suatu penelitian. Dan dalam penelitian ini kami menggunakan 2 macam teknik penelitian yakni wawancara dan observasi. Wawancara menurut Kartini Kartono (1986:171) merupakan “suatu percakapan yang diarahkan pada suatu masalah tertentu; ini merupakan proses Tanya jawab lisan, dimana dua orang atau lebih berhadapan secara fisik”. Berdasarkan teori tersebut, wawancara memiliki tujuan untuk mendaatkan informasi mengenai suatu kejadian, tempat, perorangan, kelompok atau hallain secara langsung dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada narasumber. Sedangkan Teknik kedua yang kami gunakan dalam penelitian ini adalah dengan teknik Observasi. Observasi menurut Lexy J. Moleong ( 1988:157) “memungkinkan peneliti untuk merasakan apa yang dirasakan dan dihayati oleh subyek. Sehingga memungkinkan pembentukan pengetahuan yang diketahui bersama, baik dari pihaknya maupun dari pihak subyek. Keuntungan yang diperoleh dengan menggunakan teknik observasi yaitu pengalaman yang diperoleh secara mendalam dimana peneliti bisa berhubungan langsung dengan subyek penelitian“

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sejarah Berdirinya Ranting Muhammadiyah Jemundo

Tidak diketahui pasti kapan berdirinya Ranting Muhammadiyah Jemundo, namun ada sebuah bukti fisik berupa foto yang membuktikan bahwa pada tahun 1968 atau lebih tepatnya pada tanggal 2 September 1968 adalah saat peletakan batu pertama pada Masjid Al-Mu’minin Jemundo yang kemudian dijadikan sebagai sentral kegiatan muhammadiyah di daerah Jemundo ini. Jadi dapat dikira-kira bahwa berdirinya Ranting Muhammadiyah Jemundo sendiri adalah sebelum tahun 1968 atau sebelum berdirinya Masjid Al-Mu’minin sendiri. Dan sebelum berdirinya masjid ini, pendirian masjid ini sudah digagas terlebih dahulu oleh bapak Hj. Anwar selaku perintis sekaligus orang yang memperjuangkan Muhammadiyah desa Jemundo.

Program-program Unggulan Pencerahan Ranting Muhammadiyah Jemundo

Dalam sektor peningkatan sumber daya manusia, Pimpinan Ranting Muhammadiyah Jemundo memiliki sebuah kegiatan kajian keliling dari rumah ke rumah untuk menjalin tali silaturahmi antar anggota Muhammadiyah di Jemundo. Kegiatan ini akan digilir bergantian untuk lokasi kegiatan tersebut di rumah rumah warga anggota Muhammadiyah. Tidak hanya dari daerah Jemundo saja, peserta kegiatan kajian ini juga banyak yang berasal dari luar Ranting Muhammadiyah Jemundo yakni ada peserta kajian yang berasal dari daerah Sambikerep, Sambisari, Sukodono dan Sadang. Kegiatan ini dilaksanakan 2 minggu sekali. Dan ada pula kegiatan yang lain setiap hari Kamis, 2 minggu sekali Ranting Muhammadiyah Jemundo juga mengadakan kajian-kajian di Masjid Al-Mu’minin sebagai tempat kajian tersebut. Pimpinan Ranting Muhammadiyah Jemundo juga menginstruksikan kepada ta’mir Masjid Al-Mu’minin untuk juga mengadakan kajian-kajian selain kajian kajian yang diadakan oleh Pimpinan Ranting Muhammadiyah sendiri untuk mengajak para generasi muda agar senang berkunjung ke Masjid Al-Mu’minin karena kecemasan Pimpinan Ranting Muhammadiyah sendiri yang melihat para generasi muda yang lebih suka nongkrong di warung kopi dibandingkan dengan mengunjungi Masjid.

Kondisi Masyarakat Muhammadiyah Jemundo, sudah seperti masyarakat di daerah perkotaan, baik itu dalam pola berpikir, status sosial, dan status perekonomian Masyarakat Ranting Muhammadiyah Jemundo sudah lebih baik atau jika bisa diibaratkan dengan sebuah negara, Masyarakat Muhammadiyah Jemundo dapat disebut sebagai sebuah negara berkembang. Kondisi Masyarakat Muhammadiyah Jemundo saat ini sangat berbeda dengan kondisi Masyarakat pada beberapa puluh tahun lalu, yang jika dilihat dari sudut pandang ekonomi belum sebaik saat ini dan strata pendidikannya juga sangat berbeda dengan kondisi saat ini. Dan sekarang kondisi masyarakat saat ini sudah semakin bagus serta hubungan Masyarakat Muhammadiyah Jemundo dengan organisasi keagamaan juga berjalan dengan baik karena pola pikir yang telah berubah. Jika pada generasi sebelumnya cenderung lebih memisahkan diri dengan organisasi keagamaan yang lain, namun saat ini Pimpinan Ranting Muhammadiyah lebih menjalin hubungan dengan organisasi keagamaan yang lain dengan cara mengesampingkan perbedaan ideologi dan pemahaman yang memang sudah berbeda dan sulit bahkan tidak mungkin untuk saling menyatu, serta hanya mementingkan Habluminannas yang bisa diangkat untuk menjalin hubungan tersebut. Misalkan Pimpinan Ranting Muhammadiyah Jemundo setiap tahun mengadakan sebuah pengajian umum menjelang bulan suci Ramadhan, pada saat itu semua elemen organisasi keagamaan apapun minimal setiap pengurusnya diundang untuk menghadiri kegiatan tersebut dan Alhamdulillah anggota yang diundang itu semuanya datang sehingga terjalinlah silaturahmi. Demikian juga sebaliknya, jika organisasi keagamaan mengadakan kegiatan misalkan pengajian umum, organisasi keagamaan tersebut pasti akan mengundang Pimpinan Ranting Muhammadiyah Jemundo dengan konsekuensi pihak Pimpinan Ranting Muhammadiyah Jemundo harus hadir agar terjalin timbal balik antara Pimpinan Ranting Muhammadiyah Jemundo dengan organisasi masyarakat tersebut. Meskipun setting acara tersebut tidak sesuai dengan kebiasaan Masyarakat Pimpinan Ranting Muhammadiyah Jemundo, anggota Pimpinan Ranting Muhammadiyah Jemundo tidak perlu mengikuti ritual yang dilakukan oleh organisasi keagamaan tersebut dan hanya sebatas mendatangi kegiatan tersebut sebagai tamu undangan dan menghormati organisasi keagamaan yang telah mengundang Pimpinan Ranting Muhammadiyah Jemundo. Organisasi keagamaan tersebut juga paham mengenai kondisi Pimpinan Ranting Muhammadiyah Jemundo sehingga memisahkan tempat untuk anggota Pimpinan Ranting Muhammadiyah Jemundo dengan tempat para anggota organisasi tersebut.

Program-program Ranting Muhammadiyah Jemundo dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, mengatasi problem sosial, mencerdaskan masyarakat, dan mengatasi problem-problem ke ummatan. K.H. Ahmad Dahlan mengungkapkan bahwa model interprestasi ajaran islam lewat jalur pendidikan yang terdiri dari 4 yaitu: Pertama, memberikan pengajaran kepada siswa-siswi di sekolah. Kedua, menyelenggarkan sekolah sendiri. Ketiga, memberikan pendidikan kepada anak-anak yang terlantar dijalanan tentang cara hidup muslim yang sesungguhnya. Keempat, memberi pengajaran kepada masyarakat umum dengan melalui guru keliling dan guru desa tersebut. Abdul Munir Mulkhan (2007:2) Pimpinan Ranting Muhammadiyah Jemundo telah mendirikan sekolah TK Aisyiah Bustanul Athfal sebagai sektor amal usaha dalam urusan mencerdaskan masyarakat di daerah Ranting Muhammadiyah Jemundo, yang sebelumnya hanya menyewa sebuah rumah namun sekarang sudah berhasil mendirikan sebuah TK yang lumayan besar untuk daerah sekitar Desa Jemundo ini. Di Ranting Muhammadiyah Jemundo juga memiliki 2 sekolah yakni SMK Muhammadiyah 1 Taman dan SMK Muhammadiyah 2 Taman. Pimpinan Ranting Muhammadiyah Jemundo siap untuk menjadi jembatan anak anak yang kurang mampu dan menyalurkannya untuk meminta rekomendasi dana pendidikan dari Cabang Sepanjang yang memang sudah siap untuk memberikan dana pendidikan tersebut. Di lain bidang, mayoritas warga Muhammadiyah Jemundo sudah dalam status menengah keatas dalam bidang ekonomi. Dapat diambil contoh pada kegiatan kurban sebelumnya, jika Pimpinan Ranting Muhammadiyah Jemundo hanya membagiakan daging kurbannya hanya kepada warga Muhammadiyah Jemundo saja terlebih lagi jika hanya memberikannya kepada warga yang kurang mampu dapat dipastikan setiap penerima akan mendapatkan banyak daging kurban. Namun pihak Pimpinan Ranting Muhammadiyah Jemundo mengambil keputusan bahwa daging kurban ini harus dibagikan ke seluruh warga Jemundo tidak hanya untuk warga Muhammadiyah saja. Tidak hanya daerah Jemundo saja, daging kurban ini juga dibagikan kepada jamaah jamaah di luar wilayah Jemundo. Sama halnya ketika Idul Fitri, Pimpinan Ranting Muhammadiyah Jemundo juga membagikan zakat kepada seluruh warga Jemundo.

Tantangan dan Trobosan Ranting Muhammadiyah Jemundo dalam Pemberdayaan Ummat

Tantangan Pimpinan Ranting Muhammadiyah Jemundo sendiri adalah terputusnya kaderisasi Muhammadiyah yang mau melaksanakan kegiatan-kegiatan di Masjid. Krisis yang pernah dialami adalah kurangnya kader Da’I di Pimpinan Ranting Muhammadiyah Jemundo ini. Sebagian besar warga Muhammadiyah di Pimpinan Ranting Muhammadiyah Jemundo memilih untuk menjadi pendidik di akademis, sangat jarang sekali warga Pimpinan Ranting Muhammadiyah Jemundo yang berminat dan memilih untuk belajar di Pondok Pesantren. Karena adanya krisis ini Pimpinan Ranting Muhammadiyah Jemundo pernah mengalami suatu kejadian dimana saat Khotib Sholat Jum’at tidak hadir Pimpinan Ranting Muhammadiyah Jemundo sendiri kebingungan dikarenakan Pimpinan Ranting Muhammadiyah Jemundo tidak memiliki kader-kader Da’I di daerah Pimpinan Ranting Muhammadiyah Jemundo. Untuk trobosan dalam mengatasi tantangan ini sendiri pihak Pimpinan Ranting Muhammadiyah Jemundo sudah membuat sebuah jadwal yang berisikan anggota-anggota Ranting Muhammadiyah Jemundo yang siap untuk menggantikan Khotib ketika tidak hadir.

Tantangan selanjutnya berasal dari Angkatan Muda Muhammadiyah yang sulit untuk diajak lebih aktif dalam mengikuti kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh pihak Pimpinan Ranting Muhammadiyah Jemundo sendiri seperti kegiatan – kegiatan kajian. Dan untuk kajian pemuda sendiri sangat sedikit anak muda yang mau mengikuti kegiatan tersebut. Untuk trobosan dalam mengatasi masalah ini, pihak Pimpinan Ranting Muhammadiyah sudah mengambil tindakan dimana pemberian koneksi Wi-Fi dalam Masjid Al-Mu’minin agar Angkatan Muda mau berkumpul di Masjid dan mengurangi kegiatan kegiatan yang kurang bermanfaat. Selain itu, para Angkatan Muda Muhammadiyah ini juga diajak untuk aktif mengikuti kegiatan kajian door-to-door seperti Dakwah kultural sebagai dakwah pemahaman dan pengamalan ajaran islam dengan ijtihad dan tajdid. Sehingga pemurniaan ajaran islam tidak kaku dan eksklusif tetapi akan menjadi lebih terbuka dan memiliki rasionalitas yang tinggi supaya dapat diterima oleh semua pihak. Berdasarkan pemikiran tersebut. Dakwah kultural dapat mudah dipahami dalam dua pengertian tersebut. Pengertian umum (makna luas) ialah dakwah sebagai kegiatan dakwah dengan memperhatikan potensi dan kecenderungan manusia dijiwai oleh pemahaman, penghayatan, dan pengamalan ajaran islam yang bersumber dari Al-Qur’an dan As-Sunnah. Sedangkan Pengertian Dakwah Khusus (makna sempit) ialah kegiatan dakwah itu dengan cara memperhatikan, memperhitungkan, dan budaya lokal yang tidak bertentangan dengan ajaran islam proses menuju kehidupan islami sesuai manhaj muhammadiyah pada prinsip salafiyyah (purifikasi) dan Tajdidiyah (pembaruan). Tim majelis Tabligh (2002)

KESIMPULAN

Sebagai salah satu bagian penting dalam maju dan berkembangnya Muhammadiyah terutama di daerah desa Jemundo sendiri, Pimpinan Ranting Muhammadiyah Jemundo sudah sangat baik dalam pelaksanaan program-program yang telah digagas. Masyarakat merasa terbantu dengan adanya program-program yang telah diciptakan oleh Pimpinan Ranting Muhammadiyah Jemundo. Pemberdayaan dan kesejahteraan masyarakat di lingkup Pimpinan Ranting Muhammadiyah Jemundo juga terjamin dengan cukup sedikitnya angka jama'ah miskin yang berada di lingkup Pimpinan Ranting Muhammadiyah Jemundo. Dan Pimpinan Ranting Muhammadiyah Jemundo sudah terlampau baik dalam menciptakan terobosan-terobosan dalam setiap tantangan yang ada.

UCAPAN TERIMA KASIH

Tak lupa kami ucapkan atas terima kasih kepada teman-teman mahasiaswa di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo yang selalu memberi dukungan sehingga kami dapat menyelesaikan artikel ini.

References

  1. Lexi, Maelong. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
  2. Kartono, Kartini, 1986, Pangantar Metodologi Riset Sosial, Bandung : Alumni.
  3. Munir, Abdul. 2007. Pesan dan kisah Kiai Ahmad Dahlan dalam hikmah Muhammadiyah. Suara Muhammadiyah
  4. Nazir, Moh. “Metode Penelitian. ” Jakarta: Ghalia Indonesia (1988).
  5. Suroyo, Agus. 2013. Pembinaan Ranting Muhammadiyah. Yogyakarta: LPCR PP Muhammadiyah
  6. Pasha, Mustafa Kamal dan Ahmad Darban. 2000. Muhammadiyah Sebagai Gerakan Dakwah. Yogyakarta: LPPIN
  7. Hidayat, Syamsul. “Dakwah kultural dan Seni Budaya dalam Gerakan Muhammadiyah.” (2004)
  8. Hambali, Hamdan. 2011. Ideologi dan Strategi Muhammadiyah.Yogyakarta: Suara Muhammadiyah