Abstract

Karya ilmiah ini mengkaji tentang berbagai macam aspek antara lain : sejarah,program unggulan,tantangan dan trobosan dari ranting Muhammadiyah Sidokare di ruang lingkup masyarakat di daerah tersebut . Dalam proses penelitian kali ini menggunakan teknik pengambilan data dengan wawancara,observasi,foto dan juga video saat proses penelitian dilakukan. Penelitian kali ini bertujuan mengungkap dan menyimpulkan bagaimana sejarah awal berdirinya ranting Muhammadiyah yang ada di daerah Sidokare. Seperti halnya mengaji, memaknai kitab kuning, les bahasa Inggris dan juga bahasa Arab. Di samping adanya trobosan di ranting Muhammadiyah yang ada di Sidokare, ada banyak tantangan dalam melakukan programnya. Seperti halnya ketika ada masjid Muhammadiyah selalu banyak tantangannya terkadang sampai ada problem rebutan dan lainnya Tetapi meskipun begitu, ranting Muhammadiyah Sidokare tetap melakukan programnya dengan harapan ranting Muhammadiyah di Sidokare bisa berkembang bahkan maju untuk kedepannya dan berguna bagi masyarakat yang ada di sekitar wilayah tersebut.

PENDAHULUAN

Muhammadiyah adalah salah satu organisasi islam yang cukup besar yang ada dan berkembang sangat pesat di Indonesia, untuk itu tentu saja ada banyak faktor yang mempengaruhi tentang keberadaan organisasi muhammadiyah itu sendiri. Muhammadiyah sebagai organisasi pembaharuan pastinya mempunyai maksud dan tujuan yang melandasinya dan begitu melekat dibenaknya. Dengan maksud dan tujuan itu Muhammadiyah bergerak dengan di adakannya kegiatan seperti amal usaha Muhammadiyah.

Di samping itu Muhammadiyah pun mempunyai beberapa tingkatan dalam hal pimpinan meliputi pimpinan tingkat ranting, tingkat cabang, tingkat pusat dan juga tingkat daerah. Tingkat ranting adalah pimpinan Muhammadiyah yang biasanya berada di suatu desa. Meskipun hanya tingkat desa, tetapi dalam tingkat ranting pun memiliki tujuan, visi dan misi dan banyak program unggulan yang sudah di tentukan dan juga di langsungkan di ranting tersebut. Untuk itu di sini penulis akan membahas program unggulan, tantangan, trobosan dan juga sejarah berdirinya salah satu pimpinan ranting Muhammadiyah di salah satu desa di Sidoarjo tepatnya di desa Sidokare .

Di tulisnya karya tulis ini untuk mengetahui secara mendalam tentang tingkatan ranting Muhammadiyah yang berlokasi di Sidokare. Sehingga, pembaca dapat mengidentifikasi tentang sejarah,tujuan,program- program beserta trobosan yang berada di lingkup organisasi ranting Muhammadiyah tersebut. Dengan adanya karya tulis ini kita bisa mendapatkan informasi tentang di organisasi Muhammadiyah ini meskipun di tingkat rantingpun sudah memiliki berbagai tantangan untuk melangsungkan program-program kerjanya. Dan dari hal-hal generalsampai specific tentang pimpinan ranting Muhammadiyah Sidokare ini dapat di ketahui oleh kita dari karya tulis ini. Dimana problematika dari awal mula berdiri hingga sekarang namanya telah di akui dan kenal oleh banyak orang.

METODE

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lebih lanjut tentang perkembangan organisasi Muhammadiyah dari aspek budaya dan program program unggulan melalui pengalaman narasumber sebagai pengurus cabang organisasi Muhammadiyah. Adapun metode yang digunakan untuk mengungkap kedua aspek tersebut yaitu metode kualitatif dengan pendekatan etnografi dan pendekatan fenomologi.

Menurut Creswell (2012)[1], penelitian etnografi merupakan salah satu strategi penelitian kualitatif yang didalamnya peneliti meneliti suatu budaya dilingkungan yang ilmiah dalam periode waktu yang cukup lama dalam pengumpulan data utama, data observasi, dan data wawancara. Spradley (dalam Batuadji, 2009) [2], menjelaskan etnografi membantu memahami suatu sudut pandang hidup dari sudut pandang penduduk asli melalui sebuah proses, dimana suatu kebudayaan mempelajari kebudayaan lain untuk membangun pengertian yang sistematik mengenai kebudayaan dari prespektif orang yang telah mempelajari kebudayaan tersebut. Dalam penelitian ini, etnografi ditekankan pada peran organisasi Muhammadiyah dalam kelompok masyarakat yang diteliti (Batuadji, 2009)[2]. Spradley (1997) mengungkapkan tentang langkah-langkah melakukan wawancara etnografis sebagai langkah pencari kesimpulan penelitian dengan metode etnografi[3].

Sementara itu, penelitian ini juga didukung dengan pendekatan fenomologi, yang mana pendekatan ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan makna pengalaman individu tentang suatu konsep atau fenomena yang dialami secara langsung (Kuswarno:2009:22)[4]. Studi fenomologi bertujuan untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami subyek penelitian, seperti perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain dengan cara deskripsi dalam bentuk kata- kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang ilmiah dan menggunakan berbagai metode ilmiah.

Dengan digunakannya pendekatan fenomologi, diharapkan penelitian ini mampu memahami makna dari sebuah pengalaman/peristiwa dari perspektif partisipan wawancara.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tahun 2006 merupakan waktu dimana terbentuknya Ranting Muhammadiyah Sidokare berdasarkan kesepakatan dari pengurus-pengurus desa tersebut. Proses awal mula berdirinya pimpinan Muhammadiyah Sidokare telah membutuhkan waktu dan kerja keras. Hal tersebut dikarenakan masyarakat semata- mata hanya mengetahui organisasi Muhammadiyah tanpa adanya antusias dalam mendirikan sebuah pimpinan kemuhammadiyahan di desa Sidokare. Awal berdirinya Ranting Muhammadiyah Sidokare, bapak Aslan menjabat sebagai ketua pertama setelah terbentuknya Ranting Sidokare. Setelah itu, digantikan oleh bapak Amrozi selaku ketua dengan menggandeng bapak Sono sebagai wakil ketua.

Masa jabatatan bapak Amrozi tidak dapat terlaksana kembali dikarenakan perihal pekerjaan yang mengharuskanmeninggalkan Indonesia,maka pimpinan tersebut diambil alih bapak Sono menjabat sebagai ketua dan hingga saat ini beliau telah menjalankan tugas selama tiga periode. Wilayah Sidokare telah dikenal oleh masyarakat mempunyai pimpinan Ranting Muhammadiyah dengan didukungnya gedung kantor khusus untuk pimpinan Ranting. Pimpinan Muhammadiyah Sidokare telah berusaha dengan mengoptimalkan kegiatan-kegiatan di bidang sosial,keagamaan,pendidikan maupun amal usaha. Membangun sekolah PAUD Muhammadiyah Sidokare dan mengembangkan koperasi Aisiyah menggambarkan bukti bahwa Pimpinan Muhammadiyah Sidokare memiliki kemajuan yang luar biasa.

Dapat dikatakan bahwa ranting Sidokare belum berkembang dibandingkan dengan pimpinan ranting di desa-desa lainnya. Tetapi Ranting Muhammadiyah Sidokare pantang menyerah dalam mengembangkan program-program unggulan pencerahan. Dari program-program inilah Pimpinan Ranting Sidokare dapat dikategorikan memuaskan ditingkat ranting dan sampai saat ini masih terlaksana. Kegiatan tersebut dilakukan pada hari dan jam tertentu,sehingga menjadikan jadwal kegiatan rutin di hari-hari yang sudah ditetapkan. .

Program-program tersebut meluputi antara lain pengajian tafsir setiap hari Jum’at yang diselenggarakan oleh bapak Rofiq dari masjid Al Fatah Buduran, pengajian ibu-ibu Aisiyah pada hari Rabu, kegiatan memaknai kitab kuning Bullughul Maram setiap Senin sore dan pembelajaran Bahasa Arab setiap hari Senin dan Kamis setelah ba’dah shubuh.

Dalam hal beribadah,pimpinan ranting sudah menyiapkan masjid Baiturrahim yang akan digunakan tempat ibadah untuk masyarakat. Setelah melewati beberapa proses sejak berdirinya ranting, pimpinan ranting mengadakan pembangunan asrama putra putri yang berlokalisasi sekitar kantor pimpinan ranting Muhammadiyah Sidokare yang telah di resmikan oleh Bapak Abu Shufyan.Sebelum terealisasikan, daerah tersbut telah dinilai kurang layak karena keadaan sudah menyerupai rawa. Tujuan dari pembangunan asrama yaitu meramaikan jemmah masjid dan menampung mahasiswa mahasiswi dari luar Jawa ataupun negri lain. Jika dibandingkan dari segi fisik asrama putri lebih elok daripada asrama putra. Bahkan proses perbaikan dan pembangunan baru juga masih berlanjut di tanah tersebut.

Kondisi dan situasi masyarakat Sidokare terutama pada ketertarikan menjadianggota Muhammadiyah terbilang rendah. Animo masyarakat sekitar hanya berpusat dalam segi

sosial. Masih melekatnya tradisi-tradisi taqliq yaitu tahayyul,bid’ah dan churofat (TBC). Masyarakat cenderung bermodal ikut-ikutan dalam melakukan suatu hal yang mereka anggap benar dalam hal ibadah tanpa mengetahui dasarnya yang pasti. Orang jawa menyebut dengan modal “jarene” dimana mereka akan melakukan “dari kata si fulan” tanpa bertanya ataupun mencari kebenaran apakah yang mereka lakukan memang serangkain dari ibadah atau jauh dari tuntunan nabi Muhammad S.A.W maupun Al-qur’an dan As-sunnah.

Kita dapat menyimpulkan bahwa penyebabberlangsungnyakegiatan tahayyul,bid’ah dan churofat (TBC) disebabkan rendahnya pemahaman masyarakat dalam hal ibadah yang sesuai Al-qur’an dan As-sunnah. Dari permasalahan-permasalahan masyarakat tersebut maka Muhammadiyah ranting Sidokare menyelenggarakan beberapa program kerja unggulan pencerahan dengan harapan mampu meluruskan pandangan masyarakat dalam keagamaan.

Untuk tantangan yang di alami oleh ranting Muhammadiyah Sidokare sendiri meliputi sulitnya menkoordinir jama’ah yang di sebabkan oleh ideologi dan keadaan masyarakat yang terbilang majemuk juga dangkalnya pengetahuan tentang islam di kalangan masyarakat yang lebih mementingkan masalah dunia dari pada akhirat. Begitu juga dalam hal tempat ibadah, dimana jika adanya masjid yang bernamakan Muhammadiyah selalu menjadi sengketa antara pihak organisasi satu dengan organisasi yang lain. Halini di karenakan ada suatu peraturan yang bertolak belakang dengan misi organisasi ranting tersebut. Banyak sekali masyarakat yang antisipasi dengan Muhammadiyah di karenakan dalam berMuhammadiyah sendiri tidak ada tradisi-

tradisi yang masih biasa mereka lakukan, seperti kegiatan selamatan dan juga tradisi-tradisi yang lainnya.

Untuk terobosan dari ranting Sidokare ini adalah dalam hal usaha. Dimana sudah di mulai dengan adanya kegiatan berbagi sembako sampai dalam hal mengajukan ke Umsidauntuk berjualan makanan tepatnya di kampus II . Dalam hal ini di harapkan dapat memenuhi yang telah di targetkan dan dapat mengembangkan usaha di ranting Sidokare.

Dalam hal ini ranting Sidokare memiliki tiga jenis program dimana untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,mencerdaskan dan mengatasi problem keummatan,yakni :

Figure 1.Grafik Tiga Jenis Program

Program jangka pendek meliputi pembaruan dibidang sosial untuk masyarakat sekitar. Dimana beberapa masyarakat dikategorikan ekonomi menengahkebawahmaka Muhammadiyah ranting Sidokare akan memberi bantuan secara spontanitas.

Program jangka menengah telah meliputi sarana dan prasarana untuk menunjang pendidikan anak-anak di masyarakat

setempat. Bukti dari sarana dan prasarana di wilayah Sidokare yaitu adanya les khusus bahasa Inggris dan bahasa Arab yang akan mampu menambah wawasan dalam segi bahasa maupun diharapkan dapat mengikuti kemajuan zaman.

  1. Sejarahberdirinyaranting Muhammadiyah Sidokare.
  2. Program-program unggulan pencerahan ranting Muhammadiyah Sidokare
  3. Kondisi dan situasi masyarakat ranting Muhammadiyah Sidokare dalam hal budaya dan tradisi.
  4. Tantangan dan trobosan ranting Muhammadiyah Sidokare dalam memberdayakan ummat.
  5. Program-program ranting Muhammadiyah Sidokare dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat,mencerdaskan masyarakat dan mengatasi problem-problem keummatan.
  6. Program jangka pendek.
  7. Program jangka menengah.
  8. Program jangka panjang

Penyiapan generasi Muhammadiyah di desa Sidokare merupakan program jangka panjang yang disebabkan minimnya generasi Muhammadiyah. Ataupun memperbaiki dan mengajak generasi muda mendalami ilmu agama. Untuk itu ranting Muhammadiyah Sidokare membimbing ustadz-ustadz dan imam denganpenguasaanmembaca tilawah,serta ilmu modern yang dapat berkembang dengan berlandasan keislaman. Semua program tersebut bertujuan untuk menarik antusias masyarakat dan mengenalkan kepada masyarakat apabila Muhammadiyah sangat berkemajuan dan tidak tertinggal oleh zaman.

Pimpinan Muhammadiyah Sidokare menaruh keinginanan yang besar pada generasi- generasi selanjutnya agar tidak mudah terjangkit oleh tahayul,bid’ah dan churofat serta mengetahui bagaimana perbedaan antara bid’ah dalam segi ibadah dan dunia. Sehingga menjadikan generasi yang unggul dengan mengetahui ajaran Al-qur’an dan Al-hadist sesuai tuntunan. Karena ibadah sebuah ketentuan yang telah tertera dalam Al- qur’an dan Al-hadist tidak mungkin akan bisa di rubah oleh perkembangan zaman.

KESIMPULAN

Demikianlah karya ilmiah tentang pimpinan ranting Muhammadiyah Sidokare ini kami buat. Sesuai dengan yang sudah di jelaskan oleh penulis, bahwa pimpinan ranting Muhammadiyah Sidokare adalah salah satu pimpinan Ranting Muhammadiyah di kota Sidoarjo. Seperti pimpinan Muhammadiyah pada umumnya, pimpinan ranting ini juga memiliki banyak sekali program unggulan dengan berbagai tujuan.

Seperti halnya untuk membentuk generasi yang mengetahui perkembangan dan yang faham tentang agama secara menyeluruh dan berbagai tujuan positif lainnya. Meskipun di tingkat ranting, masih banyak tantangan yang terjadi di pimpinan ranting Muhammadiyah Sidokare ini. Tetapi, warga Muhammadiyah di sana tidak menyerah dan tetap melangsungkan programnya dengan harapan pimpinan ranting Muhammadiyah Sidokare akan berkembang dan maju di masa sekarang maupun di masa yang akan datang.

UCAPAN TERIMA KASIH

Dengan terselesaikannya Karya Ilmiah ini penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam- dalamnya kepada:

  1. Allah S.W.T atas limpahan karunia dan hidayahnya sehingga penulis dapat melaksanakan penelitian dan menyelesaikan Karya Ilmiah.
  2. Bapak Dosen Muhlasin Amrullah,M.Pd.I selaku Dosen kami atas bimbingan, arahan dan koreksinya selama penyusunan dan penulisan Karya Ilmiah.
  3. Teman-teman kelompok kami yang saling membantu dan mendukung dalam mengerjakan Karja Karya Ilmiah ini dan atas kerjasamanya.

References

  1. Creswell, John W (2013), (terj) Penelitian Kualitatif dan Desain Riset, Yogyakarta, Pustaka Pelajar.
  2. Batuadji. Kristianto, 2009. Thesis As Mokshartham Jagadhita Studi Etnografi
  3. Spradley. James P, 1997. Metode Etnografi. Terjemahan oleh Misbah Yulfa
  4. Kuswarno, Engkus (2009). Metedologi Penelitian Komunikasi Fenomenologi;