Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pendidikan IPA ramah anak. Penelitian ini menggunakan metode penelitian pustaka atau library research yang bersumber pada data-data pustaka, seluruh data dianalisis dengan Teknik analisis data dan teknik deskriptif komparatif serta analisis kritis. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Pendidikan IPA ramah anak merupakan suatu penerapan proses pembelajaran IPA yang inovatif, kreatif dan efektif yang berpusat terhadap anak sehingga anak merasa nyaman, betah dan aspiratif dalam melakukan kegiatan pembelajaran IPA yang cenderung pada kegiatan praktikum dan perhitungan ilmiah. Dalam Pendidikan IPA ramah anak mencakup dua hal yaitu pendidik yang ramah kepada anak dan proses pembelajaran yang ramah anak. Proses Pembelajaran yang ramah anak dalam pembelajaran IPA terdapat berbagai macam proses kegiatan belajar mengajar yang memusat pada 6 standar nasional pembelajaran yaitu; 1) Tujuan belajar, 2) Motivasi, 3) Hambatan atau atau tingkat kesulitan, 4) Stimulus dari lingkungan, 5) Situasi, dan 6) Respon peserta didik.

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya dan dapat mencapai tujuannya, dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1. Pada era modern saat ini sangatlah dibutuhkan ide-ide luar biasa yang dapat memajukan pendidikan baik dalam negeri maupun luar negeri. Sehingga manusia harus menyesuaikan diri dengan lingkungannya, dalam rana pendidikan dengan majunya zaman kita dituntut untuk berfikir secara kreatif guan untuk menganalisis setiap informasi yang ada untuk menghasilkan suatu inovasi dalam memenuhi kehidupan manusia. Semakin pesatnya teknologi dan perubahan sosial maka masalah yang akan timbul akan ikut berubah dan berkembang, sehingga dengan pemikiran kreatif dan kritis dapat menghasilkan solusi baru dalam menghadapi masalah baru yang lebih kompleks, Abidin (2016).

Pengembangan pendidikan memerlukan tiga unsur penting, keluarga, masyarakat dan sekolah. Tiga unsur tersebut adalah habit/lingkungan anak, yang mana tiga lingkungan tersebut secara sosial akan membentuk kepribadian anak, mental anak, dan spiritual anak, untuk itu penting menghadirkan pendidikan yang ramah kepada anak serta menjamin terpenuhinya hak-hak anak dan membantu anak untuk bisa tumbuh dan berkembang berdasarkan potensinya.

IPA atau sering di terjemahkan dengan sains yang berarti suatu ilmu atau pengetahuan yang mempelajari tentang gejala-gejala alam, baik benda hidup atau benda mati melalui metode ilmiah. Seperti yang dikemukakan Wahyana (dalam Trianto,2010:136) mengungkapkan bahwa IPA merupakan suatu kumpulan pengetahuan tersusun sistematik, dan dalam penggunaanya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam. Menurut Nur dan Kardi dalam (Trianto 2010:136) IPA atau ilmu tentang alam merupakan ilmu tentang dunia zat, baik mahluk hidup ataupun benda-benda mati yang diamati. Menurut Maslichah (2006:7) “Sains adalah pengetahuan manusia tentang alam yang diperoleh dengan cara terkontrol. Penjelasan ini juga mengandung maksud bahwa bahwa sains selain sebagai produk juga sebagai proses. Sains sebagai produk yaitu pengetahuan yang dimiliki manusia dan sebagai proses yaitu bagaimana caranya seseorang mendapatkan pengetahuan tersebut. IPA merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui gejalagejala dan fenomena-fenomena alam yang didapatkan dengan cara observasi, eksperimen yang sistematis.

Dalam beberapa kasus penyelengaraan Pendidikan di sekolah masih belum ramah kepada anak, diantaranya karena faktor subyektif like and dislike penyelenggaraan pendidikan, baik guru atau karyawan sekolah terhadap peserta didik dan segala latar belakangnya terkadang memicu kekerasan terhadap anak. hal itu bisa terjadi baik secara langsung maupun tidak langsung, fisik ataupun psikis. Hal inilah yang menjadi keprihatinan tersediri berkaitan dengan pemenuhan hak-hak anak sekaligus menjadi tantangan untuk mewujudkan Pendidikan IPA yang ramah anak [1].

Pendidikan ramah anak akan melahirkan generasi penerus yang memiliki perilaku tidak menyimpang dari aturan yang berlaku. Perilaku menyimpang misalnya tindak kekerasan, korupsi, seks bebas, tindak kejahatan lainnya. Pendidikan ramah anak diharapkan melahirkan anak yang berkepribadian ramah, sopan, santun, jujur, dan lainnya.

Ramah anak adalah memerlakukan anak sebagai mana karakteristik anak. Anak memiliki karakter yang bermacam-macam, salah satunya suka bermain, bercanda, semuanya sendiri, dan suka bergerak kesana-kemari. Karakter tersebut harus mampu diwadahi dengan memberikan Pendidikan yang ramah, yaitu Pendidikan yang bisa mencangkup semua karakter tersebut. salah satunya dengan menerapkan pembelajaran IPA yang inovatif.

Pendidikan ramah anak juga tercermin dengan ketersediaan sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh siswa seperti dalam kaitannya dengan kesehatan siswa yaitu tersedianya ruang UKS, program jumat bersih, kerja bakti, dokter kecil, maupun program tanaman toga. Sedangkan di bidang lain seperti tersedianya toilet, sanitasi air untuk mencuci tangan. Namun belum semua sekolah memiliki sanitasi air maupun toilet yang bersih. Bentuk pendidikan ramah anak yang lain yaitu tersedianya perpustakaan, kantin, koperasi siswa, taman bermain siswa, dan mading. Pendidikan ramah anak dalam kegiatan tertentu juga tercermin ketika memperingati hari besar, misalnya peringatan kemerdekaan diisi dengan lomba-lomba, upacara, memakai pakaian adat dll.

Beberapa indikator pendidikan ramah anak adalah dengan mengedapankan rasa riang, aman, sehat, menarik, efektif, menghormati hak anak, asah, asih, asuh, nyaman, aspiratif dan komunikatif. Riang ditunjukan dengan rasa senang anak dalam melakukan kegiatan, tidak bosan dan tidak jemu. Keadaan aman dan sehat yang memberikan jaminan keselamatan dan kesehatan yang bersifat pisik, psikis. Dengan pembelajaran IPA yang menarik dapat menumbuhkan minat untuk mengembangkan potensi anak. Suasana nyaman membuat anak menjadi kerasan/betah dalam melakukan kegiatan. Untuk itulah penelitian ini sangat penting untuk menganalisis dan memberikan gambaran mengenai Pendidikan IPA ramah anak.

METODE

Penelitian ini merupakan penelitian pustaka atau Library research. Penelitian Literatur sering dikenal dengan istilah penelitian Kepustakaan (library research). Penelitian kepustakaan lebih menekankan pada olahan filosofis dan teoritis daripada uji empiris dilapangan. Hal tersebut dikarenakan sifatnya yang penuh dengan teori, Penelitian kepustakaan ini juga sering menggunakan pendekatan filosofis (philosophical approach) dibandingkan dengan pendekatan yang lain. Metode penelitiannya mencakup sumber data dan analisis data, Bungin [2].

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan model pendekataan kajian isi (content analysis). Penelitian ini bersifat pembahasan teori yang mendalam terhadap isi suatu informasi tertulis atau tercetak dalam media massa. Analisis ini biasanya digunakan pada penelitian kualitatif. Kajian isi (content analysis) secara umum diartikan sebagai metode yang meliputi semua analisis mengenai isi teks, tetapi dari sudut pandang lain analisis isi juga digunakan untuk mendeskripsikan pendekatan analisis khusus. Kajian isi (content analysis) adalah suatu teknik yang digunakan untuk menarik kesimpulan melalui usaha menemukan karakteristik pesan yang dilakukan secara objektif dan sistematis. Kajian isi juga digunakan untuk menganalisis semua bentuk komunikasi, baik surat kabar, berita radio, iklan televisi maupun semua bahan-bahan dokumentasi yang lain, Bungin [2].

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian. Dalam penelitian ini data terbagi menjadi dua yaitu primer dan sekunder. Data primer meliputi buku-buku yang berkaitan dengan pendidikan IPA ramah anak. Adapaun data sekunder meliputi pemahaman-pemahaman berkaitan dengan pendidikan IPA ramah anak, serta cara mengajarkan materi IPA yang ramah anak, kemudian melakukan analisa berkaitan dengan pendidikan IPA yang ramah anak.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pendidikan IPA merupakan usaha untuk menggunakan tingkah laku siswa hingga siswa dapat memahami proses-proses pembelajaran IPA, memiliki nilai-nilai dan sikap yang baik dalam proses pembelajaran IPA serta menguasai materi IPA berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori IPA, Tohari [3]. Pendidikan IPA merupakan suatu kegiatan pembelajaran yang memberikan materi secara langsung maupun praktikum untuk mengembangkan potensi siswa agar mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.

Pelaksanaan pembelajaran IPA berbasis pembelajaran ramah anak melakukan pada aktivitas peserta didik untuk melakukan berbagai kegiatan yang nyata seperti mengamati dan melihat langsung, mencoba melakukan sendiri (learning by doing) dengan pengawasan pendidik dan dibebaskan berekspresi dan mengemukakan pendapatnya tanpa rasa takut. Selain itu pembelajaran IPA yang ramah anak dengan menggunakan kurikulum IPA dimana didalamnya terdapat 3 komponen proses pembelajaran yaitu: pembelajaran IPA harus merangsang pertumbuhan intelektual dan perkembangan siswa,melibatkan siswa dalam kegiatan praktikum atau percobaan mengenai materi IPA, mendorong terbentuknya sikap ilmiah yaitu mengembangkan kemampuan penggunaan keterampilan berfikir kritis dan rasional.

Ramah anak adalah suatu perilaku atau tindakan yang memperlakukan anak sebagaimana karakteristik anak. Anak memiliki karakter yang bermacam-macam, salah satunya suka bermain, bercanda, semuanya sendiri, dan suka bergerak kesana-kemari. Karakter tersebut harus mampu diwadahi dengan memberikan Pendidikan yang ramah, yaitu Pendidikan yang bisa mencangkup semua karak tertersebut. Salah satunya dengan menerapkan pembelajaran IPA yang kreatif dan juga ramah anak, karena dengan pembelajaran IPA dapat membiasakan peserta didik untuk berfikir dengan pola kerja ilmiah sehingga dapat menumbuhkan karakter seperti rasa ingin tahu, jujur, disiplin, teliti, kreatif, komunikatif dan peduli akan lingkungan alam sekitar. Sehingga pembelajaran IPA tidak berpusat pada guru saja tetapi pembelajaran IPA akan berpusat kepada siswa juga dengan begitu pembelajaran IPA lebih berkualitas, karena pembelajaran yang berkualitas ditunjukkan oleh tingkat interaksi dan partisipasi aktif siswa dalam proses pembelajaran dan menumbuhkan karakter siswa.

Hal ini dapat disimpulkan bahwa pendidikan IPA ramah anak merupakan suatu penerapan proses pembelajaran IPA yang inovatif, kreatif dan efektif yang berpusat terhadap anak sehingga anak merasa nyaman, betah dan aspiratif dalam melakukan kegiatan pembelajaran IPA yang cenderung pada kegiatan praktikum dan perhitungan ilmiah. Oleh karena itu, dengan adanya Pendidikan IPA ramah anak ini dapat mengembangkan potensi siswa jauh lebih baik dan dapat menunjukkan karakter dirinya, serta bertanggung jawab untuk menghormati orang lain. Pendidikan IPA ramah anak mencakup dua hal yaitu, pendidik yang ramah kepada anak dan proses pembelajaran yang ramah kepada anak.

Pendidik yang ramah kepad a anak

Seorang pendidik tentu harus mempunyai kemampuan dan keahlian dalam bidang keguruannya, serta perilaku yang baik kepada siswanya maupun dengan pendidik yang lain. Seorang pendidik saat mengajar harus mampu memahami karakteristik dari siswa-siswinya agar dapat tercapainya tujuan pembelajaran yang efektif. Pendidik harus melalukan hal-hal yang positif kepada siswa agar siswa merasa gembira dan nyaman saat melakukan proses pembelajaran maupun saat di sekolah seperti, pendidik harus mempunyai ide-ide kreatif, inovatif dalam proses pembelajaran, senantiasa membiasakan dirinya untuk menyapa anak didiknya setiap kali bertemu, membiasakan diri untuk mengucapkan salam sebelum dan sesudah proses pembelajaran yang kemudian diikuti dengan acara doa bersama,membiasakan tersenyum, ramah kepada semua siswa-siswanya dalam menerangkangkan materi, tidak boleh menunjukkan kejengkelan selama proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, seorang pendidik harus memberikan waktu untuk siswa bertanya akan materi yang mereka tidakpahami, kemudian mengulangi kembali materi tersebut dengan sabar. Selain itu pendidik senantiasa memeriksa pekerjaan rumah siswa, serta memperhatikan seragam yang dikenakan siswa dan perlengkapan yang dibawa. Hal ini bertujuan untuk melatih kedisiplinan dalam menataati peraturan sekolah [4].

Pendidik harus memberikan contoh yang baik terhadap anak didik, bukan hanya memperhatikan kelengkapan seragam siswa atau kerapian siswa tetapi pendidik harus memberikan contoh yang baik terhadap siswa dengan memakai baju yang rapi, berpakaian sopan, sehingga dengan begitu siswa akan menyontoh pendidik yang baik. Karena pendidik yang ramah terhadap anak merupakan pendidik yang berupaya menjamin dan memenuhi hak-hak anak dalam setiap aspek kehidupan secara terencana dan bertanggung jawab. Seorang pendidik tidak boleh mendiskriminasi peserta didik, yang terdapat dalam UU No 23 Pasal 4 Tahun 2002 mengenai perlindungan anak.

Proses Pembelajaran yang Ramah Anak

Dalam pembelajaran IPA yang ramah anak terdapat berbagai macam proses kegiatan belajar mengajar yang memusat pada 6 standar nasional pembelajaran yaitu:

Dalam setiap pembelajaran baik guru maupun peserta didik masing masing memiliki tujuan belajar yang akan dilakukan dalam kegiatan belajar sesuai dengan yang dia inginkan. Institusi pendidikan mengemas sebuah tujuan yang direncanakan sebuah tujuan yang dicita citakan ataupun diharapkan peserta didik.

Atifitas belajar merupakan kegiatan yang dilakukan dengaja dan dilakukan dalam keadaan sadar. Dalam kegiatan belajar sangat dibutuhkan motivasi agar peserta didik memiliki tujuan dalam melakukan kegiatan belajar yang akan dilaksanakan, hal inilah yang menjadikan motivasi salah satu hal penting yang harus diberikan kepada peserta didik.

Faktor ini merupakan sebuah hambatan yang dirasakan peserta didik dalam mencapai tujuan belajar. Hambatan ini yang menjadikan tantangan bagi peserta didik untuk menjadikan sebuah pembelajaran yang menarik dan mudah dipahami. Pendidik dituntut untuk mengemas materi pembelajaran dalam bentuk media pembelajran yang efektif dan efisien sesuai dengan kurikulum yang berlaku.

Salah satu faktor yang penting karena adnaya sebuah hambatan harus ada stimulus / rangsangan untuk peserta didik agar tidak merasakan kegagalan dalam pencapaian tujuan belajar.

Situasi pembelajaran oleh peserta didik akan memudahkan dalam memahami berbagai kegiatan belajar yang berbeda dalam merespon stimulasi lingkungan untuk memecah permasalahan.

  1. Tujuan belajar
  2. Motivasi
  3. Hambatan atau tingkat kesulitan
  4. Stimulus dari lingkungan
  5. Situasi
  6. Respon peserta didik

Peserta didik dapat merespon stimulus yang telah diberikan dengan mersepon hal tersebut dapat dikatakan peserta didik berjalan mencapai tujuan dengan acuan arahan dan pengawasan.

KESIMPULAN

Pendidikan IPA merupakan suatu kegiatan pembelajaran yang memberikan materi secara langsung maupun praktikum untuk mengembangkan potensi siswa agar mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. Pembelajaran IPA berbasis pembelajaran ramah anak melakukan pada aktivitas peserta didik untuk melakukan berbagai kegiatan yang nyata seperti mengamati dan melihat langsung, mencoba melakukan sendiri (learning by doing) dengan pengawasan pendidik dan dibebaskan berekspresi dan mengemukakan pendapatnya tanpa rasa takut. Pendidikan IPA ramah anak merupakan suatu penerapan proses pembelajaran IPA yang inovatif, kreatif dan efektif yang berpusat terhadap anak sehingga anak merasa nyaman, betah dan aspiratif dalam melakukan kegiatan pembelajaran IPA yang cenderung pada kegiatan praktikum dan perhitungan ilmiah.

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang membantu dan berkonstribusi terhadap penyusunan artikel ini yaitu Bapak Muhlasin Amrulloh, S.Ud., M.Pd.I. selaku pembimbing I yang dengan penuh kesabaran telah banyak memberikan bimbingan, arahan, dan petunjuk sehingga kami dapat meneyelesaikan artikel ini. Tak lupa kami ucapkan juga kepadarekan-rekan mahasiswa yang selalu memberi dukungan dan semangat.

References

  1. Amrullah, Muhlasin, Khizanatul Hikmah. “Pendidikan Ramah Anak Dalam Standar Nasional Pendidikan Indonesia [Child Friendly Education in Indonesia's National Education Standards]”. Jurnal pendidikan. Vol. 8(1). 2019. [online], http://doi.org//10.21070/pedagogia.v8i1.1883.pdf [diakses 3 Maret 2020].
  2. Senowarsito dan Arisul Ulumuddin. “Implentasi Pendidikan Ramah Anak dalam Konteks Membangun Karakter Siswa Di Sekolah Dasar Negeri Di Kota Semarang”. Jurnal Penelitian dalam Bidang Pendidikan dan Pengajaran Vol. 6(1). 2012. [online].
  3. Ratnasari, Yuni. “Implementasi Pendidikan IPA Ramah Anakmelalui Model Pembelajaran Snowball Drilling Pada Siswa Kelas IV SD Muhammadiyah Gribig Kudus”. Seminar Nasional Pendidikan. 2014. [online].
  4. Risminawati dan Siti Nur Rofi’ah. “Implementasi Pendidikan Ramah Anak Dalam Pembentukan Karakter Siswa Kelas Rendah SD Muhammadiyah Program Khusus Kota Barat Tahun Pelajaran 2013/2014”. Jurnal Profesi Pendidikan Dasar Vol. 2(1). 2015. [Online]