Articles
DOI: 10.21070/icecrs2020534

Muhammadiyah Magersari Subdistrict Strategy in Community Development


Strategi Ranting Muhammadiyah Magersari dalam Pembinaan Masyarakat

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Muhammadiyah Strategi Pembinaan

Abstract

Muhammadiyah merupakan organisasi yang menjunjung Islam.Organisasi Islam Muhammadiyah memiliki struktur dalam keorganisasian, dari tingkat yang paling tinggi ya itu pusat, wilayah, daerah, cabang,dan yang paling rendah ranting.  Semua tingkat keorganisasian di Muhammadiyah memilki peran dan tanggung jawab masing - masing. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui permasalahan-permasalahan yang ada di masyarakat dan juga untuk mengetahui strategi dalam mengembangkan Muhammadiyah di Ranting Magersari. Manfaat observasi ini juga menambah keilmuan terutama pada bidang agama Islam. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif, pengambilan data  dilakukan dengan cara observasi dan wawancara bapak Abdul Rochim selaku Pimpinan Muhammadiyah Ranting Magersari. Oleh sebab itu, Bapak Abdul Rochim selaku masyarakat Magersari mendirikan RANTING MUHAMMADIYAH yang bertujuan untuk mengajak semua masyarakat dalam mengamalkan ajaran Islam yang sesuai di kehidupan sehari-hari untuk menggerakkan pemberantasan tahayyul, bid’ah, serta khurafat serta untuk membantu warga menuju ke hal yang lebih baik. Dengan adanya kegiatan tersebut, ketua Ranting Magersari mengadakan sebuah pertemuan rutin seperti majelis taklim untuk dakwah membahas mengenai islam yang sebenarnya. Hasilnya mereka diharapkan bersedia mengikuti pertemuan rutin tersebut.

PENDAHULUAN

Ranting merupakan kedudukan yang penting dalam sebuah persyarikatan dalam menyebarkan agama Islam. Ranting merupakan tingkatan terendah dari susunan organisasi Muhammadiyah. Terutama pada Ranting Muhammadiyah Desa Magersari Kabupaten Sidoarjo ini, penduduk setempat yang menjadi anggota Muhammadiyah masih dalam golongan minoritas. Hal tersebut dikarenakan penduduk setempat masih sangat awam pada organisasi Muhammadiyah.Mereka belum memahami bahwa organisasi Muhammadiyah yaitu organisasi yang memiliki kegiatan dan tujuan positif dimana organisasi itu bukan tujuan pokok akan tetapi sebagai sarana mencapai suatu tujuan. Sebagaimana Muhammadiyah ini sebagai dakwah Islam yang bertujuan untuk menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujudnya masyarakat yang sebenarnya sesuai ajaran Rasulullah SAW.

Dakwah merupakan suatu usaha menyampaikan ajaran Islam yang dilakukan secara sadar dan terencana dengan menggunakan cara-cara tertentu untuk mempengaruhi orang lain agar dapat mengikuti apa yang menjadi tujuan dakwah tersebut tanpa ada paksaan. (Nurwahidah, 2007:74)

Oleh sebab itu, ketua Ranting Magersari pada tahun 1993 ini mempunyai angan-angan untuk bisa mendirikan Ranting di desa tersebut dan mengajak masyarakat untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya dan bisa menghapus apa saja yang dilarang , seperti pola pikir masyarakat, tingkah laku, dan sikap yangmenyimpang dari Islam. Sehingga lambat laun dapat menggerakkan masyarakat menuju tujuannya. Ibadah itu tidak cukup untuk dirinya sendiri, Akan tetapi untuk semua orang supaya dapat mencapai tujuan bersama-sama. Dalam organisasi Muhammadiyah Magersari ini memiliki kegiatan untuk mengadakan rapat bersama yang membahas mengenai berbagai kegiatan yang akan dilakukan dan juga untuk membicarakan permasalahan-permasalahan yang ada. Serta berdiskusi bersama membahas mengenai aturan-aturan dalam agama Islam yang boleh dilakukan dan dilarang sesuai dengan syariat Islam.

M ETODE

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yakni menggunakan metode Kualitatif Deskritif, Menurut Bogdan dan Taylor dalam Moleong (2010) mengemukakan bahwa penelitian Kualitatif adalah “prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati”. Penelitian Kualitatif bertumpu pada latar belakang alamiah secara holistik, memposisikan manusia sebagai alat penelitian, melakukan analisis data secara induktif, lebih mementingkan proses daripada hasil penelitian yang dilakukan disepakati oleh peneliti dan subjek penelitian. Metode penelitian deskriptif juga digunakan karena berkaitan dengan peristiwa-peristiwa yang sedang berlangsung dan berkenaan dengan kondisi masa sekarang. Menurut Sugiyono (2005:21) menyatakan bahwa metode deskriptif adalah suatu metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas.

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian ini adalah mendapatkan data. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu observasi (pengamatan), wawancara serta dokumentasi. Adapun teori yang dipakai berupa teori Peran pimpinan Ranting Muhammadiyah, Pembinaan masarakat, dan faktor-faktor pembinaan masyarakat [1].

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sejarah Ranting Muhammadiyah Magersari

Perkembangan organisasi Muhammadiyah berkembang sangat pesat, hal ini terlihat di setiap daerah terdapat organisasi Muhammadiyah, dimulai dari ranting sebagai tingkatan organisasi rendah hingga pusat sebagai tingkat organisasi tertinggi di Muhammmadiyah.Jaringan struktural Muhammadiyah di Indonesia terdiri atas: (1) Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang merupakan jaringan struktural tertinggi dari seluruh level Pimpinan Muhammadiyah. (2) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) setingkat propinsi. (3) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) untuk tingkat kabupaten/kota. (4) Pimpinan Cabang Muhammadiyah pada tingkat kecamatan (sub-district). (5) Pimpinan Ranting Muhammadiyah untuk tingkat pemerintahan desa. (Dja’far, 2017:14)[1].

Seperti halnya di desa Magersari, pendirian ranting Magersari memiliki sejarahnya sendiri. Berdirinya ranting Muhammadiyah Magersari pada Februari 2006, didirikan oleh Bapak Abd. Rochim. Pendirian ranting Muhammadiyah Magersari dilatarbelakangi oleh keinginan Bapak Abd. Rochim karena keprihatinan terhadap keadaan masyarakat setempat yang masih berkeyakinan dengan hal-hal yang tidak sesuai dengan syariat Islam , seperti takhayul, bid’ah dan khurafat. Keprihatinan tersebut menumbuhkan cita-cita untuk memberantas hal-hal yang tidak sesuai dengan syariat Islam di daerah tersebut. Awal pembentukan ranting Muhammadiyah Magersari di urus oleh 3 orang, Bapak Abd. Rochim sebagai ketua ranting, dan yang lain menjadi sekretaris dan bendahara. Dalam menjalankan organisasi Muhammadiyah ranting Magersari, ketua ranting berinteraksi secara langsung dengan masyarakat setempat melalui dakwah. Karena kegigihan dan kerja keras ranting Muhammadiyah Magersari lambat laun mempunyai tambahan pengurus ranting dengan tugas dan peran nya masing-masing dalam melaksanakan program-program ranting. Melalui organisasi ini diharapkan memberikan amal usaha yang lebih baik serta diharapkan sedikit demi sedikit bisa mengetahui lebih jauh akan Muhammadiyah yang sebenarnya [2].

Bentuk Pembinaan Ranting Muhammadiyah Magersari

Ada beberapa bentuk pembinaan yang dilakukan ranting Muhammadiyah Magersari dalam mewujudkan tujuan yang diinginkan yakni dengan merealisasikan program-program yang telah dibentuk, pertama program majelis taklim yang diadakan rutin sesuai dengan jadwal yang telah dibentuk, tujuan dari program ini untuk mengajak masyarakat sekitar dalam mendalami ilmu agama Islam sesuai dengan ajaran Nabi Muhammad SAW, yang diharapkan dapat meninggalkan kebisaan buruk masyarakat Magersari seperti kepercayaan warga terhadap takhayul, bid’ah dan khurafat agar menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Dengan adanya kegiatan majelis taklim dapat membina dan mengembangkan agama Islam bersama serta sebagai ajang silaturahmi yang dapat menghidupkan dakwah dan ukhuwah islamiah. Dan juga dapat memperkuat dan membentengi masyarakat dari pengaruh-pengaruh negatif. Kedua, membentuk koperasi simpan pinjam desa dengan anggota dari seluruh masyarakat desa Magersari, tujuan dari pembentukan koperasi simpan pinjam ialah memberi kemudahan bagi warga yang mengalami masalah perekonomian dapat meminjam uang ke koperasi simpan pinjam yang didirikan ranting Muhammadiyah Magersari agar tidak terlilit hutang lagi dengan rentenir. Disisi lain koperasi simpan pinjam ini tidak menerapkan sistem bunga bagi peminjam uang, karena bunga sama halnya dengan riba, sehingga hal ini dapat meringankan beban peminjam[3].

Faktor-faktor yang M enunjang Pembinaan

Ada beberapa factor yang menunjang pembinaan dapat dilihat dari pimpinan, lingkungan, masyarakat, dan sarana prasarana. Dari pimpinan, pimpinan sangat berperan penting dalam ranting Muhamadiyah Magersari, pimpinan sebagai pemberi contoh, pemberi ide/gagasan, pengontrol dan pengevaluasi program ranting. Tersedia nya Sarana prasarana dari ranting Muhammadiyah Magersari adalah pembangunan masjid sebagai sarana dakwah rutin/majelis taklim, karena sebelumnya tidak ada masjid di desa Magersari serta sebagai sarana yang dapat mendukung kegiatan rutin sehingga membuat warga masyarakat lebih semangat dan tertarik tersebut dan adanya pembangunan koperasi simpan pinjam warga desa Magersari yang sangat bermanfaat untuk memecahkan masalah perekonomian masyarakat.

KESIMPULAN

Pimpinan Ranting Muhammadiyah memiliki peran penting dalam upaya pembinaan masyarakat desa Magersari. Adapun upaya pembinaan masyarakat desa Magersari meliputi pengadaan kegiatan rutin majelis taklim, dan mendirikan koperasi simpan pinjam yang tidak menerapkan sitem bunga sehingga dapat meringankan beban masyarakat dalam masalah perekonomian selain itu adapun dalam pembangunan Masjid yang dikelola oleh anggota Muhammadiyah Ranting Magersari dikumpulkan dari dana anggota ranting Magersari dan donatur . Berdasarkan penelitian yang telah dikemukakan pada pembahasan diatas, dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu peran Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Magersari dalam merealisasikan program-program yang telah dibentuk untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Serta memiliki tujuan untuk mengajak semua masyarakat dalam mengamalkan ajaran Islam yang sesuai syariat di kehidupan sehari-hari untuk menggerakkan pemberantasan tahayyul, bid’ah, serta khurafat serta untuk untuk membantu warga menuju ke hal yang lebih baik.

UCAPAN TERIMAKASIH

Kami ucapkan terima kasih kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya, kedua kepada Bapak Mukhlasin Amrullah, M.Pd.I selaku dosen pembimbing dalam penyusunan paper ini, ketiga kepada Bapak Abd. Rochim selaku Pimpinan Ranting Magersari yang telah bersedia menjadi narasumber dalam penyusunan paper ini sehingga dapat tersusun dengan baik dan maksimal serta Universitas Muhammadiyah Sidoarjo yang telah memberikan kesempatan bagi kami untuk mempublikasikan paper ini.

References

  1. Alimuddin, Nurwahiddah. 2007. KONSEP DAKWAH DALAM ISLAM. Jurnal Hunafa. Vol.4.Siddik, Dja’far. 2017.
  2. DINAMIKA ORGANISASI MUHAMMADIYAH DI SUMATERA UTARA. JOURNAL OF CONTEMPORARY ISLAM AND MUSLIM SOCIETY. Vol 1, No 1 Siddik (2017).
  3. PWM Jawa Barat, 2009. Dasar-Dasar Gerakan Muhammadiyah,PWM Jawa Barat : Bandung