Abstract
The aim of this service is to improve community empowerment, help local communities by providing education and training on village pool management, tourism management and promotion of local destinations. The service methods applied are training and workshops to provide local community training about managing village ponds, increasing tourism and environmental curiosity. The result of this service is that there is more local community participation in the management and promotion of the Village Pool, giving them a sense of ownership and responsibility for their tourist destination, which attracts more tourists. The implication of this service is that community economic empowerment in the tourism sector can increase local community income and have a positive economic impact.
Highlight:
-
Community Involvement: Enhanced local participation in managing and promoting the Village Pool empowers the community, fostering a sense of ownership and responsibility for their tourist destination.
-
Economic Empowerment: Through tourism sector engagement, there's potential for increased local income, showcasing positive economic impacts on the community.
-
Service Methodology: Training and workshops serve as effective tools for educating and empowering local communities in village pond management and tourism promotion, fostering environmental curiosity.
Keyword: Sapta Pesona, Community empowerment, Tourism Village, Local Destinations
Pendahuluan
Pesona dan daya tarik lanskap pedesaan, sebagaimana ditangkap oleh Randuwana, menawarkan kanvas yang memikat bagi upaya transformasi [1]. Fokus pengabdian ini adalah peran transformasional yang dimainkan Umsida (Universitas Muhammadiyah Sidoarjo) dalam meningkatkan keajaiban Sapta Pesona di kolam renang yang menarik. Pengabdian ini bertujuan untuk mengungkap dampak signifikan intervensi Umsida dalam meningkatkan aspek kehidupan pedesaan yang memukau dengan mengkaji interaksi antara akademisi dan daya tarik lokal.
Dengan sungai perkampungan yang indahnya, Randuwana berfungsi sebagai representasi kekayaan budaya dan alam Indonesia [2]. Daya tarik konvensional dan intervensi akademik berkolaborasi, memberikan lingkungan yang berbeda untuk dieksplorasi [3]. Sebagai institusi akademis, Umsida terlibat dengan lanskap ini untuk merangkai narasi yang menggabungkan keberhasilan pendidikan dengan pelestarian dan peningkatan daya tarik desa. Studi ini bertujuan untuk mengungkap lapisan hubungan rumit ini dan melihat dinamika transformatif yang terjadi.
Sastra mengakui potensi institusi akademis untuk mendukung pembangunan pedesaan [4]. Namun, hubungan spesifik antara pengaruh akademis dalam meningkatkan daya tarik kolam desa masih belum dieksplorasi [5]. Pengabdian-pengabdian sebelumnya seringkali berkonsentrasi pada strategi pembangunan pedesaan yang lebih luas, mengabaikan dampak kompleks yang dapat ditimbulkan oleh inisiatif akademis terhadap dimensi estetika dan budaya di lingkungan pedesaan [6]. Kajian ini menempatkan dirinya di tengah-tengah akademisi dan pesona lokal, memberikan perspektif baru mengenai peran transformatif Umsida dalam mengangkat Sapta Pesona Randuwana.
Pengabdian saat ini sering berfokus pada kontribusi yang lebih luas dari institusi akademis terhadap pembangunan pedesaan, mengabaikan dampak yang berbeda pada dimensi estetika dan budaya lanskap pedesaan, seperti kolam desa [7]. Studi ini bertujuan untuk menjembatani kesenjangan ini dengan memberikan analisis rinci tentang cara-cara spesifik intervensi transformatif Umsida berkontribusi dalam meningkatkan Sapta Pesona Randuwana, sehingga menawarkan wawasan tentang aspek lanskap pedesaan yang belum tereksplorasi.
Ini adalah pengabdian yang sangat penting karena menunjukkan potensi transformasi dari keterlibatan akademik dalam meningkatkan aspek kultural dan estetika dari kehidupan pedesaan [8]. Memahami kontribusi spesifik Umsida dalam meningkatkan daya tarik tambak desa Randuwana mempunyai implikasi bagaimana institusi akademis menyelaraskan dengan tujuan pembangunan daerah. Selain itu, hal ini memberikan cetak biru untuk mengembangkan lingkungan pedesaan yang berkelanjutan dan diperkaya secara budaya [9]. Hal ini berkontribusi pada wacana yang lebih luas tentang peran akademisi dalam peningkatan komunitas [10].
Metode
Kegiatan "Membuka Pesona Randuwana" diawali dengan pemaparan visi dan misi Transformatif Umsida dalam mengangkat Sapta Pesona di Kolam Desa Randuwana. Strategi kegiatan didasarkan pada pemahaman mendalam tentang prospek wisata lokal, dengan fokus pada meningkatkan kualitas dan daya tarik Kolam Desa Randuwana.
Pada tahap awal, tim analisis dibentuk untuk menyelidiki dan menilai prospek wisata lokal sekitar Kolam Desa Randuwana. Aspek unik dan menarik dari destinasi wisata ini, termasuk kearifan lokal dan budaya yang dapat ditingkatkan, akan ditentukan melalui survei lapangan, wawancara dengan warga setempat, dan pengabdian literatur.
Membangun kolaborasi erat dengan komunitas lokal dan pihak yang terlibat, seperti pemerintah daerah, bisnis, dan institusi pendidikan, akan menjadi langkah selanjutnya. Pertemuan koordinasi dan diskusi partisipatif akan diadakan untuk memahami keinginan masyarakat setempat dan mengintegrasikan kearifan lokal dalam pengembangan wisata.
Membangun kolaborasi erat dengan komunitas lokal dan pihak yang terlibat, seperti pemerintah daerah, bisnis, dan institusi pendidikan, akan menjadi langkah selanjutnya. Pertemuan koordinasi dan diskusi partisipatif akan diadakan untuk memahami keinginan masyarakat setempat dan mengintegrasikan kearifan lokal dalam pengembangan wisata.
Pengembangan infrastruktur dan fasilitas wisata di Kolam Desa Randuwana akan dipimpin oleh Transformatif Umsida. Upaya ini akan mencakup peningkatan aksesibilitas, pembangunan area rekreasi, dan perbaikan fasilitas pendukung seperti tempat parkir dan sanitasi. Pengalaman pengunjung yang lebih baik adalah tujuan dari pengembangan ini [11].
Kegiatan ini akan memanfaatkan teknologi informasi dan promosi wisata digital di era digital. Untuk mempromosikan Pesona Randuwana, organisasi akan membangun platform digital yang terdiri dari situs web, platform media sosial, dan aplikasi telepon. Strategi pemasaran yang inovatif diharapkan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi lokal dan meningkatkan daya tarik turis.
Kegiatan "Membuka Pesona Randuwana" tidak berakhir pada tahap implementasi; itu terus diawasi dan dievaluasi [12]. Untuk mengukur dampak ekonomi, sosial, dan lingkungan dari tindakan ini, pemerintah akan membentuk tim pemantauan. Hasil evaluasi akan menjadi dasar untuk perubahan dan perbaikan berkelanjutan untuk memastikan keberlanjutan Pengembangan Pesona Randuwana [13].
Hasil dan Pembahasan
Fokus utama upaya transformatif Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) adalah pesona Randuwana, yang tercermin dalam keindahan kolam desa yang mempesona. Umsida berkomitmen untuk mengangkat Sapta Pesona, enam unsur keindahan yang mencerminkan kekayaan alam dan budaya Indonesia, dan menjadikannya sebagai landasan pengembangan kolam desa yang mempesona.
Pengabdian yang dilakukan memiliki peran transformatif dalam pengembangan dan pelestarian alam di sekitar kolam desa [14]. Melalui program lingkungan dan keberlanjutan, mereka berusaha melestarikan keindahan alam di sekitar kolam, termasuk flora dan fauna yang merupakan bagian penting dari ekosistem lokal [15]. Pemeliharaan ekosistem ini merupakan tanggung jawab sosial universitas dan menciptakan suasana yang indah di sekitar kolam desa [16].
Tahap yang dilakukan juga membantu potensi budaya yang ada di sekitar Kolam Desa Randuwana [17]. Umsida membantu mempertahankan dan mempromosikan kearifan lokal dengan mengadakan pertunjukan seni tradisional, pameran kerajinan lokal, dan workshop budaya. Selain meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap budaya setempat, hal ini juga membantu menciptakan identitas budaya kolam desa [18].
Pelaksanaan pengabdian ini berfungsi sebagai agen perubahan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar kolam desa [19]. Ini dilakukan melalui program pengembangan ekonomi lokal seperti pemberdayaan ekonomi masyarakat pedesaan dan pelatihan keterampilan, yang langsung dirasakan oleh warga sekitar [20]. Oleh karena itu, kolam desa bermanfaat bagi masyarakat lokal selain menjadi objek wisata yang indah [21].
Meningkatkan infrastruktur di sekitar kolam desa adalah kegiatan keempat di mana pengabdian ini berpartisipasi secara aktif [22]. Umsida membuat pengunjung merasa nyaman dengan menyediakan banyak fasilitas, seperti tempat parkir, area istirahat, dan aksesibilitas yang baik. Infrastruktur yang baik tidak hanya meningkatkan jumlah pengunjung yang datang ke kolam desa tetapi juga meningkatkan daya tarik lokasi wisata [23].
Bantuan diberikan oleh Universitas untuk mendigitalisasi Pengelolaan Kolam Desa Randuwana. Dengan menggunakan teknologi informasi, Umsida membantu mengoptimalkan pemasaran dan promosi kolam desa secara online, yang mencakup situs web, aplikasi mobile, dan media social [24]. Langkah ini meningkatkan akses dan kepopuleran Kolam Desa Randuwana bagi pengunjung lokal dan internasional [25].
Umsida bertanggung jawab atas pendidikan dan pengabdian di sekitar kolam desa. Kegiatan pengabdian berfokus pada keberlanjutan lingkungan, kearifan lokal, dan kreativitas dalam pengembangan kolam desa. Ini tidak hanya menambah nilai untuk pengelolaan kolam desa tetapi juga menghasilkan informasi baru untuk digunakan dalam manajemen destinasi wisata serupa di berbagai tempat [26].
Kebersihan dan kesehatan kolam desa diperhatikan oleh tim pengabdian masyarakat. Kegiatan pengabdian berusaha menjaga kolam desa tetap bersih dan aman bagi pengunjung dengan mengadakan program kebersihan, pendidikan sanitasi, dan pencegahan penyakit. Upaya ini baik untuk masyarakat sekitar dan mendorong pertumbuhan pariwisata yang berkelanjutan.
Pada pengabdian ini bekerja sama dengan pemerintah daerah, perusahaan lokal, dan masyarakat di sekitar kolam desa [27]. Tujuan kerja sama ini adalah untuk menciptakan sinergi yang saling menguntungkan dalam pengembangan Kolam Desa Randuwana [28]. Dengan melibatkan berbagai pihak, Umsida menjalankan peran transformatifnya secara holistik untuk mencapai tujuan pembangunan yang berkelanjutan dan mendukung keindahan Randuwana.
Untuk menyimpulkan, peran transformatif kegiatan pengabdian dalam mengangkat Sapta Pesona di Kolam Desa Randuwana tidak hanya menghasilkan destinasi wisata yang mempesona tetapi juga berdampak positif pada lingkungan, budaya, ekonomi, dan kesejahteraan masyarakat [29]. Melalui kerja sama ini, kegiatan pengabdian membangun pesona Randuwana kepada dunia, menciptakan destinasi wisata yang tidak hanya indah tetapi juga berkelanjutan [30].
Simpulan
Kesimpulan dari acara "Membuka Pesona Randuwana: Peran Transformatif Umsida dalam Mengangkat Sapta Pesona di Kolam Desa yang Mempesona" adalah bahwa Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) memiliki peran yang signifikan dalam meningkatkan dan mempromosikan pesona Kolam Desa Randuwana. Wisata lokal dapat dikembangkan dan dimaksimalkan melalui kerja sama antara perguruan tinggi, masyarakat, dan pemerintah desa. Umsida, sebagai lembaga pendidikan tinggi, memainkan peran penting dalam memberikan pengetahuan, keterampilan, dan sumber daya kepada masyarakat setempat untuk meningkatkan potensi ekonomi dan pariwisata di Kolam Desa Randuwana. Dengan memfokuskan pada Sapta Pesona, yaitu pesona alam, budaya, manusia, daya tarik wisata, dan daya saing, Umsida secara transformatif telah membantu mengubah Kolam Desa menjadi destinasi yang mempesona.
References
- N. P. Dewi, “Implementation of Sapta Pesona at Mandala Wangsit Siliwangi Museum,” J. Indones. Sos. Teknol., vol. 4, no. 10, pp. 1703–1718, 2023, doi: 10.59141/jist.v4i10.741.
- N. Kandowangko, “NILAI BUDAYA SAPTA PESONA DALAM MENUNJANG POTENSI PARIWISATA WILAYAH PESISIR DI KECAMATAN LIKUPANG BARAT.” Apr. 2013. [Online]. Available: https://lens.org/091-558-982-199-139
- R. Oktaviani, B. Burhanuddin, D. Wulandhari, and R. E. Mahendra, “PENGEMBANGAN POTENSI LINGKUNGAN, WISATA, DAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA DI DESA JURIT BARU,” J. Pendidik. dan Pengabdi. Masy., vol. 5, no. 4, pp. 309–313, 2022, doi: 10.29303/jppm.v5i4.3526.
- K. F. Nieamah, W. F. Arum, and N. R. Sari, “PENGUATAN PRODUK SEBAGAI DAYA TARIK DAN PROMOSI DI DESA EKOWISATA PAMPANG GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA.” 2019. [Online]. Available: https://lens.org/062-595-743-845-245
- A. Marcelina, “Analisis Partisipasi Masyarakat Desa Terhadap Pengembangan Desa Wisata.” 2017. [Online]. Available: https://lens.org/197-480-935-560-91X
- I. Immanuela, T. Purbandari, and null Mujilan, “KKN-PPM: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA KRESEK, KABUPATEN MADIUN MELALUI PENGEMBANGAN POTENSI WISATA ALAM DAN EKONOMI.” 2019. [Online]. Available: https://lens.org/043-746-296-742-047
- W. Hadi and H. Widyaningsih, “Implementasi Penerapan Sapta Pesona Wisata Terhadap Kunjungan Wisatawan Di Desa Sambirejo Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta.” Sep. 2020. [Online]. Available: https://lens.org/016-457-314-037-350
- S. Darmo, A. Zainuri, and R. Sutanto, “PEMBERDAYAAN DESA WISATA BERBASIS SUMBER DAYA ALAM DI DESA KARANG SIDEMEN LOMBOK TENGAH,” Mitra Akad. J. Pengabdi. Masy., vol. 4, no. 1, pp. 315–319, 2021, doi: 10.32722/mapnj.v4i1.3774.
- E. Umilia, “REVITALISASI DESA BUNGAYA SEBAGAI DESA WISATA BUDAYA DI KABUPATEN KARANGASEM.” Nov. 2015. [Online]. Available: https://lens.org/139-677-112-333-500
- null Suwarno, “Strategi Pengembangan Desa Wisata Berbasis Budaya di Desa Maja, Kecamatan Kalianda, Kabupaten Lampung Selatan,” J. Sumbangsih, vol. 1, no. 1, pp. 124–129, 2020, doi: 10.23960/jsh.v1i1.19.
- L. Ratwianingsih, T. Mulyaningsi, and J. Johadi, “Analisis Potensi dan Upaya Pengembangan Desa Wisata Alam Kepuhsari Manyaran Wonogiri,” KUAT Keuang. Umum dan Akunt. Terap., vol. 3, no. 1, pp. 25–30, 2021, doi: 10.31092/kuat.v3i1.1164.
- N. H. Toyibah, “PENERAPAN SAPTA PESONA OLEH PAGUYUBAN NGEBUT DALAM PENGELOLAAN WISATA ALAM DI KABUPATEN PONOROGO: Studi Deskriptif Tentang Pengelolaan Keamanan, dan Kebersihan Speed Boat di Obyek Wisata Telaga Ngebel.” 2017. [Online]. Available: https://lens.org/074-526-344-208-106
- I. M. B. Wisnawa, I. K. Sutapa, and P. A. Prayogi, “PERSEPSI WISATAWAN BALI TERHADAP SAPTA PESONA, SUSTAINABILITY DAN KEPUASAN BERWISATA DI THAILAND.” 2020. [Online]. Available: https://lens.org/168-058-392-703-332
- Y. Suryani, D. Anggraini, and V. Kumala, “PELAKSANAAN PENGABDIAN MASYARAKAT TOURISM EXPLORE NAGARI PARIANGAN TANAH DATAR.” 2021. [Online]. Available: https://lens.org/083-631-744-896-359
- H. Long and L. Silvana, “Pengembangan obyek wisata alam air terjun Coban Rondo sebagai salah satu aset pariwisata di Kecamatan Pujon.” 1999. [Online]. Available: https://lens.org/016-399-201-000-284
- S. H. Hanum, N. Darubekti, H. G. Pramudyasmono, P. Suminar, and S. Widiono, “Pengembangan Desa Surau Sebagai Desa Wisata Berkelanjutan,” J. Abdimas Adpi Sos. dan Hum., vol. 3, no. 4, pp. 442–446, 2022, doi: 10.47841/jsoshum.v3i4.265.
- D. W. Kusuma, “Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Berbasis Potensi Lokal Melalui Pengembangan Desa Wisata Lombok Kulon di Kabupaten Bondowoso.” Sep. 2017. [Online]. Available: https://lens.org/040-790-096-585-904
- T. Lailam, A. D. Murti, and A. Yunita, “Pengembangan Wisata Budaya Di Desa Wisata Tapak Tilas Sultan Agung Dan Desa Wisata Songgo Langit,” Adi Widya J. Pengabdi. Masy., vol. 3, no. 2, pp. 30–37, 2019, doi: 10.33061/awpm.v3i2.3354.
- M. Setiani and E. Sugiyanto, “Pemberdayaan Masyarakat dalam Mendukung Pengembangan Desa Wisata (Studi di Desa Penusupan, Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah),” Popul. J. Sos. dan Hum., vol. 5, no. 1, pp. 57–67, 2021, doi: 10.47313/pjsh.v5i1.847.
- I. P. Hapsari, “Pemberdayaan Masyarakat untuk Peningkatan Pendapatan Masyarakat Desa Wisata Janti Kecamatan Polanharjo Kabupaten Klaten.” 2018. [Online]. Available: https://lens.org/141-875-348-225-943
- E. N. Fatmawati, E. N. Satiti, and H. Wahyuningsih, “PENGEMBANGAN POTENSI DESA WISATA UNTUK MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DESA PONGGOK KABUPATEN KLATEN.” 2017. [Online]. Available: https://lens.org/042-981-078-757-797
- Y. Suryani, D. Anggraini, and V. Kumala, “PELAKSANAAN PENGABDIAN MASYARAKAT TOURISM EXPLORE NAGARI PARIANGAN TANAH DATAR,” Menara Pengabdi., vol. 1, no. 1, 2021, doi: 10.31869/jmp.v1i1.2676.
- S. Chotimah, “PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI DESA WISATA INGKUNG KUALIDUSUN KALAKIJO GUWOSARI PAJANGAN BANTUL.” Sep. 2019. [Online]. Available: https://lens.org/022-149-964-858-065
- H. Haydir, F. Sukmajaya, A. Ishak, T. Taufik, and H. Hasddin, “Perencanaan Desa Wisata Pertanian di Desa Kasupute Kecamatan Wawotobi Kabupaten Konawe,” SCEJ (Shell Civ. Eng. Journal), vol. 6, no. 2, pp. 59–64, 2021, doi: 10.35326/scej.v6i2.1952.
- F. U. Haq, D. Suganda, and H. Rachmat, “STRATEGI PENGEMBANGAN DESA KARANGANYAR SEBAGAI DESA WISATA DI KABUPATEN BANDUNG BARAT.” 2021. [Online]. Available: https://lens.org/091-311-345-323-868
- A. Haris, A. Anas, and H. Hermansyah, “SAPTA PESONA DESTINASI WISATA DI KABUPATEN SINJAI,” Al Qisthi J. Sos. dan Polit., pp. 147–153, 2021, doi: 10.47030/aq.v11i2.97.
- H. Mubaroq and M. Puji, “PKM Peningkatan Potensi Sumber Daya Lokal Pantai Kampung Pelangi dalam Mengembangkan Desa Wisata di Randuputih Dringu Probolinggo,” GUYUB J. Community Engagem., vol. 2, no. 3, 2021, doi: 10.33650/guyub.v2i3.3001.
- M. Elyanta, “Perilaku Pemandu Wisata Lokal di Desa Wisata Bagot Kabupaten Samosir,” TEHBMJ (Tourism Econ. Hosp. Bus. Manag. Journal), vol. 2, no. 1, pp. 90–100, 2022, doi: 10.36983/tehbmj.v2i1.320.
- S. Suharti, “MODEL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI DESA WISATA(Studi di Desa Ngrayudan, Kecamatan Jogorogo, Kabupaten Ngawi).” 2018. [Online]. Available: https://lens.org/072-296-040-882-958
- E. S. B. Bangun and D. S. W. Lubis, “Pengaruh Program Sapta Pesona dan Fasilitas Terhadap Tingkat Kunjungan Wisatawan di Objek Wisata Goa Ergendang,” Ekon. Keuangan, Investasi dan Syariah, vol. 4, no. 2, pp. 672–680, 2022, doi: 10.47065/ekuitas.v4i2.2367.