Abstract
The aim of this service is to provide local communities with education and training on ecotourism topics such as environmental management, tour guides and sustainable practices. The service method used is a participatory approach by involving the community in planning and implementing the program so that they feel responsible for sustainable ecotourism initiatives. The result of this service is an increase in environmental awareness, namely awareness of the importance of protecting the natural environment, making people behave better. This dedication produces implications in the form of a sustainable development model, meaning a model that can be used in other places to encourage sustainable community development and ecotourism. Therefore, it is hoped that this service will increase the responsibility and independence of local communities while generating positive economic and environmental impacts in the long term.
Highlight:
- Community Involvement: Engaging locals in program planning fosters a sense of responsibility for sustainable ecotourism initiatives.
- Environmental Awareness: Resulting in increased awareness and better behaviors towards protecting the natural environment.
- Sustainable Development Model: Creating a replicable model for sustainable community development and ecotourism, benefiting other areas in the long term.
Keyword: Ecotourism, Ecology, Sustainable Ecotourism
Pendahuluan
Dalam dunia modern, penekanan pada praktik berkelanjutan, khususnya di bidang ekowisata semakin meningkat. Karena pentingnya pariwisata berkelanjutan, pengabdian dan pengembangan inisiatif untuk ekowisata berkelanjutan dan pertumbuhan komunitas bersama menjadi penting [1]. Pengabdian ini bertujuan untuk menambah pengetahuan yang sudah ada dengan memberikan gambaran menyeluruh mengenai inisiatif-inisiatif yang ada saat ini, melakukan kajian kritis
Selama beberapa tahun terakhir, ekowisata, yang digambarkan oleh gaya perjalanan yang bertanggung jawab terhadap lingkungan, telah menjadi bagian penting dari upaya untuk mencapai kesejahteraan berkelanjutan. Studi sebelumnya telah melihat bagaimana ekowisata dapat membantu konservasi biodiversitas, pertumbuhan ekonomi, dan empowerment masyarakat [2]. Namun, tidak ada satu pun analisis. menyeluruh yang memasukkan ekowisata dan komunitas berkelanjutan
Selama ini, pengabdian tentang ekowisata telah sebagian besar berfokus pada aspek terpisah dan terpisah dari pertumbuhan komunitas, seringkali tanpa mempertimbangkan aspek yang lebih luas [3]. Studi-studi ini telah menekankan keuntungan ekologis dari ecotourism, seperti konservasi habitat dan perlindungan fauna [4]. Selain itu, beberapa pengabdian berfokus pada aspek sosioekonomi dengan penekanan pada peluang pertumbuhan ekonomi lokal dan keterlibatan masyarakat. Namun, jelas tidak ada penyatuan luas dari these elements di lingkungan sosial politik dan lingkungan.
Menyadari pentingnya dimensi ekologi dan sosio-ekonomi, pengabdian ini memperkenalkan pendekatan baru dengan menjembatani kesenjangan antara ekowisata berkelanjutan dan pengembangan masyarakat [5]. Studi ini memiliki posisi unik untuk mengeksplorasi perubahan hubungan antara wisatawan, komunitas lokal, dan lingkungan, serta menawarkan wawasan tentang bagaimana praktik pariwisata yang bertanggung jawab dapat dioptimalkan untuk mencapai hasil yang berkelanjutan.
Studi ini bertujuan untuk memberikan informasi pada proses pengambilan keputusan strategis, mempromosikan pendekatan pariwisata yang lebih inklusif dan berkelanjutan di Filipina. Kajian ini penting bagi pembuat kebijakan, praktisi, dan akademisi karena memberikan pemahaman komprehensif tentang dinamika kompleks antara inisiatif ekowisata dan pengembangan masyarakat.
Salah satu tujuan utama dari artikel ini adalah untuk mempelajari secara menyeluruh bagaimana inisiatif ekowisata berkelanjutan dan pengembangan masyarakat akan bekerja sama pada tahun 2023. Dengan melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap praktik saat ini dan melakukan analisis kritis dari literatur yang relevan, kami berharap dapat memberikan informasi berharga yang akan membantu membuat rencana masa depan, memimpin praktik pariwisata berkelanjutan, dan, pada akhirnya, mendorong pihak yang bertanggung jawab untuk memastikan bahwa antara konservatisme lingkungan hidup.
Metode
Untuk menjamin keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan komunitas lokal, pembangunan masyarakat dan pengembangan ekowisata yang berkelanjutan adalah langkah penting. Untuk mencapai tujuan ini, perlu diterapkan strategi kegiatan yang terorganisir dan efisien. Dalam hal ini, langkah pertama adalah melakukan evaluasi menyeluruh terhadap prospek ekowisata dan menemukan kebutuhan komunitas lokal. Data ini kemudian dapat digunakan untuk membangun inisiatif yang menanggapi tantangan dan peluang saat ini.
Keberhasilan proyek ekowisata bergantung pada keterlibatan komunitas lokal dalam perencanaan dan pelaksanaannya. Penduduk setempat akan dapat menyampaikan keprihatinan mereka melalui metode partisipatif seperti pertemuan pemangku kepentingan dan forum diskusi. Oleh karena itu, proyek dapat lebih berkonsentrasi pada kebutuhan nyata, dan masyarakat akan merasa bertanggung jawab atas pembangunan lokal dan keberlanjutan lingkungan.
Inisiatif ekowisata memerlukan pengetahuan dan kemampuan yang tepat di kalangan masyarakat lokal untuk berhasil [6]. Oleh karena itu, perlu ada inisiatif pendidikan dan pelatihan yang meningkatkan pengetahuan tentang ekologi lingkungan, praktik ekowisata, dan manajemen sumber daya alam [7]. Jenis pelatihan ini dapat mencakup pelatihan langsung, workshop, atau seminar, dan semuanya dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan lokal dalam menjaga kelestarian alam dan mengelola destinasi wisata.
Langkah penting untuk mewujudkan wisata alam yang berkelanjutan adalah pembangunan infrastruktur yang ramah lingkungan [8]. Pengembangan jalur hiking, toilet ramah lingkungan, dan pusat informasi yang menggunakan teknologi berkelanjutan adalah beberapa contoh inisiatif yang dapat dilakukan. Kita dapat mencapai keseimbangan antara pertumbuhan ekowisata dan perlindungan lingkungan dengan menyelaraskan pengembangan infrastruktur dengan prinsip-prinsip keberlanjutan.
Salah satu cara untuk memastikan bahwa praktik berkelanjutan diterapkan adalah dengan menetapkan standar keberlanjutan dan mengsertifikasi bisnis ekowisata. Proses sertifikasi dapat mencakup audit lingkungan, penilaian dampak sosial, dan pemantauan keberlanjutan jangka panjang. Oleh karena itu, pengunjung dapat memilih tempat wisata yang sesuai dengan prinsip keberlanjutan mereka, dan bisnis lokal dapat mendorong praktik yang bertanggung jawab.
Ekowisata dimaksudkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi lokal. Pelatihan wirausaha lokal, pemasaran barang lokal, dan penciptaan lapangan kerja di sektor pariwisata adalah beberapa contoh dari potensi inisiatif [9]. Masyarakat dapat merasakan manfaat ekonomi yang sebenarnya dengan memanfaatkan potensi ekonomi lokal. Ini akan meningkatkan tingkat kesejahteraan dan keberlanjutan pembangunan.
Sebuah sistem pemantauan dan evaluasi yang berkelanjutan diperlukan untuk mengukur dampak inisiatif ekowisata dan pembangunan komunitas. Ini melibatkan pengumpulan data, analisis dampak, dan penyesuaian berkelanjutan terhadap tantangan yang muncul. Dengan pemantauan yang efektif, kita dapat memastikan bahwa inisiatif terus beradaptasi dan memberikan manfaat yang signifikan bagi lingkungan dan komunitas lokal dalam jangka panjang.
Hasil dan Pembahasan
Dalam perkembangan pariwisata di seluruh dunia, pariwisata ekologi, atau yang juga dikenal sebagai ecotourism, telah menjadi fokus utama [10]. Kesadaran akan pentingnya ekowisata meningkat pada tahun 2023, mendorong munculnya inisiatif yang berfokus pada pemberdayaan masyarakat dan pembangunan berkelanjutan [11]. Saatnya untuk mengambil tindakan nyata untuk mendukung tanggung jawab sosial dan lingkungan dalam industri pariwisata.
Langkah awal yang sangat penting adalah memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang pentingnya keberlanjutan dan ekologi [12]. Para pelaku pariwisata dapat mendorong masyarakat lokal untuk menjaga kelestarian alam di sekitar mereka dengan mengadakan workshop, seminar, dan kampanye pendidikan [13].
Langkah nyata dalam mendukung ekowisata adalah dengan mengembangkan destinasi pariwisata yang ramah lingkungan [14]. Ini termasuk pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan, seperti penggunaan energi terbarukan, pengelolaan air yang efisien, dan desain bangunan yang ramah lingkungan [15]. Destinasi yang berfokus pada ekologi akan menciptakan pengalaman pariwisata yang unik dan berdampak positif terhadap lingkungan [16].
Untuk membuat ekowisata yang berkelanjutan, masyarakat lokal harus terlibat [17]. Pelatihan keterampilan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat setempat dapat membantu pariwisata dan kesejahteraan lokal [18]. Melibatkan komunitas dalam pengelolaan dan pengambilan keputusan terkait pariwisata akan menciptakan keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan kelestarian lingkungan [19].
Program reboisasi dan penanaman pohon adalah langkah penting dalam mendukung ekowisata [20]. Penanaman pohon tidak hanya menjaga keberlanjutan ekosistem, tetapi juga mengurangi tingkat karbon dioksida dan menghasilkan udara yang lebih bersih [21]. Wisatawan dapat berpartisipasi aktif dalam inisiatif ini, meningkatkan kesadaran dan keterlibatan langsung dalam pelestarian lingkungan [22].
Langkah pertama menuju keberlanjutan adalah meningkatkan promosi pariwisata yang bertanggung jawab [23]. Promosi pariwisata yang bertanggung jawab dapat menarik wisatawan yang sadar lingkungan dengan mempromosikan nilai-nilai ekologi, kebudayaan lokal, dan kesejahteraan masyarakat [24]. Dengan demikian, promosi yang bertanggung jawab tidak hanya menguntungkan lingkungan tetapi juga meningkatkan potensi ekonomi lokal [25].
Sistem pemantauan dan evaluasi yang berkelanjutan diperlukan untuk memastikan bahwa usaha ekowisata bertahan lama [26]. Ini memungkinkan pelaku pariwisata untuk terus mengidentifikasi area perbaikan dan memastikan bahwa usaha mereka menguntungkan semua pihak terkait secara berkelanjutan [27].
Terakhir, keberhasilan ekowisata bergantung pada kerja sama yang kuat antara pemerintah, industri pariwisata, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat lokal [28]. Tidak ada cara bagi semua pihak untuk berkolaborasi sehingga mereka dapat mencapai tujuan bersama untuk melestarikan keanekaragaman hayati, merawat lingkungan, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal [29]. Ekowisata memberikan tanggung jawab adalah upaya bersama untuk menciptakan pariwisata yang berdampak positif secara keseluruhan, bukan hanya tanggung jawab satu pihak [30].
Simpulan
Proyek "Pemberdayaan Tanggung Jawab: Ekowisata Berkelanjutan dan Pengembangan Masyarakat" diarahkan pada tahun 2023 dan dimaksudkan untuk mendorong interaksi yang saling menguntungkan antara pariwisata, pelestarian lingkungan, dan komunitas lokal. Inisiatif-inisiatif ini menekankan pada metode yang etis dan berkelanjutan untuk menjamin kesehatan jangka panjang masyarakat lokal serta lingkungan. Program-program ini bertujuan untuk mengurangi dampak buruk pariwisata tradisional dan mendukung upaya konservasi dengan menerapkan praktik wisata ramah lingkungan. Penekanan utama juga diberikan pada pengembangan masyarakat, dengan tujuan menggunakan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pariwisata untuk memberdayakan penduduk setempat pada tingkat ekonomi dan sosial. Tujuan akhir dari program-program ini adalah untuk mencapai keseimbangan yang sehat antara pengembangan pariwisata, pelestarian lingkungan, dan kesejahteraan ekonomi lokal pada tahun 2023 dan seterusnya.
References
- I. W. Dasna, “Peran dan tantangan pendidikan mipa dalam menunjang arah menuju pembangunan berkelanjutan,” Prosiding Seminar Nasional MIPA. 2012. [Online]. Available: https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/semnasmipa/article/view/2747
- D. Aswita, S. Samuda, and N. Andalia, “Strategi Pemanfaatan Komunitas Lokal Dalam Mendukung Pengelolaan Ekowisata Bahari Pantai Teupin Layeu Iboih,” J. Ilmu Sos. dan Hum., vol. 6, no. 2, pp. 159–167, 2017.
- M. A. Sholhan, “STRATEGI PENGEMBANGAN EKOWISATA MANGROVE PESISIR PANTAI KERTOMULYO TRANGKIL PATI.” 2020. [Online]. Available: https://lens.org/016-732-095-053-96X
- P. Paramita, U. B. Mulia, R. M. Ritonga, and U. B. Mulia, “Analisis Pengaruh Ekowisata Terhadap,” vol. 6, no. 2, pp. 906–914, 2023.
- R. Isa, S. Selvi, and S. I. Pakaya, “Meningkatkan Potensi Ekowisata Desa Melalui Pengembangan Pariwisata Di Kawasan Teluk Tomini,” GANESHA J. Pengabdi. Masy., vol. 3, no. 2, pp. 178–185, 2023, doi: 10.36728/ganesha.v3i2.2622.
- S. Fauziah, “ANALISIS PREFERENSI WISATAWAN TERHADAP DESTINASI EKOWISATA KEPULAUAN SERIBU DENGAN PENDEKATAN ANALISIS KONJOIN (STUDI KASUS PULAU PRAMUKA).” 2012. [Online]. Available: https://lens.org/174-808-070-053-530
- H. D. Sitio and D. H. Rahmi, “SINERGI ANTAR STAKEHOLDERS DALAM PENGELOLAAN EKOWISATA GUNUNG KERINCI DI KABUPATEN KERINCI PROVINSI JAMBI.” 2019. [Online]. Available: https://lens.org/180-746-158-700-823
- Kurniawan, “PENGEMBANGAN EKOWISATA (ECOTOURISM) DI KAWASAN WADUK CACABAN KABUPATEN TEGAL.” 2008. [Online]. Available: https://lens.org/187-662-981-439-226
- A. R. Wulandari, I. Ihsannudin, and M. Hayati, “Pengaruh Ekowisata Terhadap Peningkatan Pendapatan Masyarakat Lokal Pantai Taman Kili Kili Kabupaten Trenggalek,” J. Din. Sos. Ekon., vol. 23, no. 1, p. 1, 2022, doi: 10.31315/jdse.v23i1.6649.
- J. P. P. S, M. P. I. L. R. W. Faida, and M. A. S. I. R. H. Purwanto, “Pengembangan Ekowisata Model Desa Konservasi (MDK) Kapota di Taman Nasional Wakatobi.” 2017. [Online]. Available: https://lens.org/025-325-550-072-176
- R. R. Sugiharti and K. P. Sari, “STRATEGI PENGEMBANGAN EKOWISATA DI SUB 1 A PADA KAWASAN SAUJANA LEMBAH MERAPI MERBABU MAGELANG,” Gorontalo J. For. Res., vol. 3, no. 2, pp. 64–78, 2020, doi: 10.32662/gjfr.v3i2.1040.
- F. Muhammad, J. W. Hidayat, and E. Wiryani, “Keanekaragaman Avifauna sebagai Potensi Ekowisata di Pantai Karangjahe, Kabupaten Rembang.” 2020. [Online]. Available: https://lens.org/038-939-002-068-633
- F. Nazarullail, Hardika, and E. S. Desyanty, “Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Ekowisata ‘Lepen Adventure,’” J. Pendidik. Teor. Pengabdian, dan Pengemb., vol. 2, no. 8, pp. 1071–1076, 2017, [Online]. Available: http://journal.um.ac.id/index.php/jptpp/article/view/9821
- H. M. dkk, “Modal sosial masyarakat jawa barat dalam pengembangan ekowisata.” 2017. [Online]. Available: https://lens.org/050-701-584-512-638
- N. Khatimah, “pengembangan pariwisata alam berbasis lingkungan,” Geomedia Maj. Ilm. dan Inf. Kegeografian, vol. 6, no. 2, pp. 107–118, 2017, doi: 10.21831/gm.v6i2.15387.
- M. S. Hamidun, “Model Pengelolaan Kawasan Konservasi Berbasis Ekowisata (Tahun II).” 2017. [Online]. Available: https://lens.org/069-594-813-943-802
- H. W. Triutami, “Keterlibatan Warga Pulau Pramuka Dalam Usaha Ekowisata Di Kepulauan Seribu.” 2009. [Online]. Available: https://lens.org/071-374-132-186-073
- H. S. Cahyadi, “KETERLIBATAN MASYARAKAT DALAM PENGEMBANGAN EKOWISATA DI TAMAN NASIONAL AKETAJAWE LOLOBATA.” Apr. 2019. [Online]. Available: https://lens.org/077-180-302-659-279
- L. M. Muazim, “Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Ekowisata ‘Tenun Sasak Sade,’” Transform. J. Penelit. dan Pengemb. Pendidik. Non Form. Informal, vol. 3, no. 1, Apr. 2018, doi: 10.33394/jtni.v3i1.654.
- A. A. Saputra, “Pengembangan Ekowisata di Gua Gong Kabupaten Pacitan berdasarkan Potensi Fisik, Sosial dan Sarana Wilayah.” 2012. [Online]. Available: https://lens.org/109-012-858-238-169
- N. M. Hastari, D. P. U. Firmansyah, and D. S. Z. Priyandoko, “PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGEMBANGAN EKOWISATA MANGROVE.” 2018. [Online]. Available: https://lens.org/137-645-675-192-087
- M. A. Sutiarso, “PENGEMBANGAN PARIWISATA YANG BERKELANJUTAN MELALUI EKOWISATA.” Sep. 2018. [Online]. Available: https://lens.org/142-138-127-635-216
- C. V Srihadi and A. Rivaldo, “Kajian Ekowisata Dan Kearifan Lokal Di Kawasan Situgede Bogor,” J. Ilm. Pariwisata Kesatuan, vol. 1, no. 2, pp. 53–70, 2020, doi: 10.37641/jipkes.v1i2.916.
- D. P. Kiskenda and N. A. Trimandala, “PENGEMBANGAN DESA WISATA EKOLOGIS SEBAGAI PARIWISATA MINAT KHUSUS DI DESA BELOK SIDAN,” J. Manaj. Perhotelan dan Pariwisata, vol. 6, no. 1, pp. 108–118, 2023, doi: 10.23887/jmpp.v6i1.59608.
- R. E. Fauzia, “Dampak Ekowisata terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Adat.” 2016. [Online]. Available: https://lens.org/013-884-540-962-98X
- C. Fd, “Ekowisata Leuser(Studi Etnografi Tentang PengembanganUsaha Ekowisata di KawasanEkosistem Leuser Pada Masyarakat diKecamatan Ketambe, Kabupaten AcehTenggara, Provinsi Aceh).” 2017. [Online]. Available: https://lens.org/139-217-086-714-539
- I. Sembiring, “Survei Potensi Ekowisata Di Kabupaten Dairi.” 2004. [Online]. Available: https://lens.org/153-970-852-593-826
- L. Portia and H. Ulfah, “EKOWISATA SEBAGAI POTENSI DAYA SAING PARIWISATA DI INDONESIA.” 2019. [Online]. Available: https://lens.org/163-544-890-880-691
- A. Ahmad and J. Mukaddas, “Analisis Potensi Pengembangan Ekowisata di Kawasan Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai Kabupaten Konawe Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara.” Apr. 2017. [Online]. Available: https://lens.org/167-856-492-763-13X
- N. W. N. S. Wardani and I. G. A. Wesnawa, “POTENSI EKOWISATA KAMPOENG KEPITING DI DESA TUBAN, KECAMATAN KUTA, KABUPATEN BADUNG,” J. Pendidik. Geogr. Undiksha, vol. 6, no. 1, 2018, doi: 10.23887/jjpg.v6i1.20678.