Abstract
General Background: Batik art, as a significant element of Indonesia’s intangible cultural heritage, represents the confluence of artistic expression, cultural identity, and spiritual values. Specific Background: The organization of batik festivals and preservation initiatives not only honors ancestral legacies but also serves as a strategic avenue for promoting culture-based tourism rooted in local traditions and religious harmony. Knowledge Gap: Despite the cultural richness of batik, there is insufficient integration of batik preservation efforts with tourism promotion strategies, particularly those involving the active role of youth. Aims: This study aims to highlight the multifaceted contributions of the younger generation in elevating the value of batik art through cultural promotion and preservation. Results: Young individuals have demonstrated significant influence by utilizing social media to promote batik festivals, raising public awareness about the cultural importance of local products, and embodying batik’s philosophical meanings. Their participation in creating communities of cultural enthusiasts, learning and practicing batik techniques, wearing batik in educational and governmental settings, and engaging in fashion contests as batik ambassadors underscores their active role in cultural sustainability. Novelty: The involvement of youth in batik preservation through contemporary digital and participatory channels presents a dynamic model of intergenerational cultural transmission that bridges heritage with innovation. Implications: The integration of batik art into tourism promotion strategies through youth participation offers potential for strengthening cultural appreciation, enhancing religious and cultural unity, and positioning batik as a vital element in Indonesia’s cultural tourism development.
Keywords: Batik Art, Cultural Heritage, Youth Participation, Tourism Promotion, Religious Harmony
Highlights:
-
Youth engagement strengthens batik’s cultural preservation through modern platforms.
-
Batik festivals serve as channels for promoting local wisdom and tourism.
-
Cultural identity and spirituality are embedded in batik as a heritage symbol.
I.Pendahuluan
Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan salah satu mata kuliah yang wajib diambil oleh semua program studi di perguruan tinggi. Mata kuliah ini dirancang untuk memberikan pengalaman langsung kepada mahasiswa mengenai kehidupan sosial masyarakat. Dalam kegiatan ini, mahasiswa memiliki kesempatan untuk berinteraksi dan belajar mengatasi berbagai masalah yang dihadapi oleh masyarakat, serta menggali potensi yang ada di suatu daerah untuk dimanfaatkan dalam kegiatan yang berkelanjutan. Untuk mencapai tujuan KKN, berbagai program kerja disusun, salah satunya kelompok 56 KKN Pencerahan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) yang mendapatkan kesempatan melaksanakan program kerja KKN-P untuk merevitilisasi galeri batik “Sekar Ndaru” di desa Gondang, Kecamatan Gondang, Kabupaten Mojokerto. Tim KKN-P 56 terdiri dari 15 orang dengan satu dosen pembimbing lapangan.
Pengabdian masyarakat kali ini yang dilaksanakan melalui kegiatan KKN-P, kelompok 56 mengusung tema wisata edukasi. Sebuah rahasia umum bahwa sektor pariwisata telah menjadi salah satu bidang yang menjanjikan. Dengan potensi yang besar untuk mendatangkan pendapatan dan menciptakan lapangan kerja, sektor ini terus berkembang seiring dengan meningkatnya minat masyarakat. Pariwisata yang bisa dikembangkan mulai dari wisata alam sampai budaya bisa dijadikan sebuah konsep bisnis. Desa Gondang merupakan salah satu desa yang mulai memiliki potensi wisata berbasis budaya dengan batik yang bisa dijadikan sebagai wisata edukasi budaya.
Batik adalah salah satu bentuk seni tekstil yang telah menjadi bagian integral dari budaya Indonesia. Dengan teknik pewarnaan yang khas dan motif yang beragam, batik tidak hanya berfungsi sebagai pakaian tetapi juga sebagai simbol identitas dan nilai-nilai budaya yang mendalam. Sejak diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya tak benda pada tahun 2009, batik semakin mendapatkan perhatian baik di dalam negeri maupun di luar negeri Batik merupakan salah satu produk budaya Indonesia sangat unik yang harus dijaga dan dilestarikan. Batik juga bisa menjadi solusi meningkatkan nilai tukar negara dengan merevitalisasi industri kecil dan menengah. Sampai sekarang batik sering digunakan sebagai pakaian eksotik .
Batik Indonesia memiliki ciri khas motif tersendiri di tiap daerahnya, salah satunya ialah batik tulis Gondang Mojokerto yang memiliki ciri khas motif tersendiri yang unik yakni buah ndaru. Batik Sekar Ndaru memiliki filosofi dari buah ndaru yakni, konon siapapun yang kejatuhan buah tersebut bisa mendapatkan keberuntungan. Batik tulis Gondang sudah dibuat sejak tahun 2019 yang dibawah naungan kelompok batik Gondang. Untuk meningkatan potensi desa berbudaya, kelompok batik desa Gondang membangun sebuah pos batik yang diberi nama galeri batik Sekar Ndaru. Galeri batik Sekar Ndaru berlokasi di sebelah selatan Balai Desa Gondang, Kecamatan Gondang, Kabupaten Mojokerto. Namun, galeri batik Sekar Ndaru saat ini sudah tidak beroperasi lagi. Agar galeri batik tidak terbengkalai, dibutuhkan sebuah revitalisasi untuk menjaga dan melestarikan.
Sarana dan prasarana penunjang yang ada di galeri batik Sekar Ndaru yaitu pos batik berupa rumah, peralatan membatik, dan lainnya. Sarana dan prasarana di galeri batik Sekar Ndaru bisa dikatakan sudah lengkap, tetapi saat ini terbengkalai dan tidak terawat dengan baik karena kurangnya sumber daya manusia yang merawatnya. Beberapa permasalahan yang dihadapi diantaranya kurangnya manajemen pengelolaan dan dikarenakan kesibukan dari masing-masing kelompok batik Sekar Ndaru menjadikan setiap kegiatan tidak terselenggra secara maksimal sehingga akhirnya rutinitas pembuatan batik pada galeri batik desa Gondang menjadi tidak maksimal dan menjadikan galeri batik Sekar Ndaru terbengkalai. Terdapat 6 aspek penting yang perlu di perhatikan dalam pengelolaan wisata edukasi yaitu : a) Aspek organisasi meliputi sejarah batik Gondang b) Aspek keuangan meliputi pendapatan, penjualan, dan pelaporan c) Aspek pemasaran produk, promosi, place, dan pricing d) Aspek produksi dan operasi e) Aspek sumber daya manusia meliputi system tenaga kerja f) Aspek system informasi manajemen meliputi informasi jasa, informasi menuju lokasi, dan informasi selama di lokasi .
Demi mewujudkan wisata edukasi berbasis batik di desa Gondang, kelompok KKN-P 56 Umsida merevitalisasi galeri batik “Sekar Ndaru” untuk menghidupkan kembali galeri batik agar tidak terbengkalai dan bisa menjadi manfaat bagi kelompok batik desa Gondang. Revitalisasi galeri batik ini tidak hanya bertujuan untuk mengembalikan fungsinya sebagai pusat produksi dan pemasaran batik, tetapi juga sebagai sarana edukasi bagi masyarakat dan wisatawan. Dengan adanya galeri yang aktif, masyarakat dapat lebih memahami proses pembuatan batik dan filosofi di balik motif-motifnya. Selain itu, wisata edukasi berbasis batik dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan lokal maupun mancanegara. Keberlanjutan program ini juga akan melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah desa, komunitas lokal, serta akademisi yang dapat memberikan pelatihan dan pendampingan. Dengan demikian, revitalisasi galeri batik Sekar Ndaru diharapkan mampu menjadi model pengembangan wisata edukasi yang berkelanjutan dan memberikan dampak positif bagi perekonomian desa Gondang.
II.Metode
Pelaksanaan program di mulai dari bulan Januari-Februari 2025. Program dilaksanakan oleh kelompok 56 Kuliah Kerja Nyata Pencerahan (KKN-P) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) dengan anggota tim berjumlah 15 orang dan satu dosen pendamping lapangan. Adapun metode pelaksanaan pengadian masyarakat ini terdiri dari beberapa langkah. Pengabdian dilakukan selama satu minggu dan disertai pengadaan rapat evaluasi internal untuk merencanakan lebih lanjut pelaksanaan program. Kegiatan ini melibatkan pihak terkait yaitu kelompok batik Sekar Ndaru desa Gondang dan perangkat desa.
Sasaran dari adanya kegiatan ini adalah kelompok batik sekar ndaru agar galeri batik sekar ndaru hidup kembali.Karena banyaknya permasalahan yang ada dalam kelompok batik tersebut maka diperlukan tahapan dalam pelaksanaan kegiatan ini. Tahapan yang dilakukan kurang lebih berjalan selama seminggu.Tahapan yang dilakukan melibatkan koordinasi beberapa pihak yaitu, Kepala Kelompok Batik,Perwakilan dari pihak desa dan yang mengelola Galeri Batik Sekar Ndaru. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif melalui pengamatan secara langsung terhadap objek penelitian.Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk menelisik peran generasi muda dalam pelestarian kesenian batik yang terintegrasi antara harmoni budaya dan kearifan lokal adalah pengamatan (observasi) secara langsung di Galeri Batik Sekar Ndaru, yaitu di Desa Gondang Kecamatan Gondang Kabupaten Mojokerto Selain itu, peneliti juga melakukan wawancara kepada pengrajin, pemerintah desa, pengelola, dan masyarakat lokal yang tertarik dengan batik sebagai identitas kearifan lokal desa Gondang.
Pelaksanaan ini dibantu dengan Karya karya yang sudah ada dan hasil karya yang sempat mengajak anak SD untuk melakukan batik teknik Ecoprint. Pelaksaan pameran galeri Batik dilaksanakan bertepatan dengan acara yang diadakan oleh Pihak desa yang berkolaborasi dengan salah satu produk masakan. Acara ini dikonsep mengundang ibu ibu PKK yang akan lomba yel-yel dan masak kreasi. Pengunjung yang berkunjung di Galeri Batik merasakan nuansa edukasi batik dan pajangan yang ada di Galeri Batik. Selain adanya edukasi batik terdapat edukasi literasi berupa bigbook yang dapat digunakan literasi untuk SD atau TK.
III.Hasil dan Pembahasan
Galeri Batik Sekar Ndaru yang ada di Desa Gondang sudah termasuk warisan budaya yang seharusnya perlu diwariskan kepada generasi muda. Perlunya Revitalisasi Galeri Batik ini adalah untuk pengenalan dan pelestarian kembali kearifan lokal yang sudah ada. Kita masih memerlukan revitalisasi seni dan budaya. Citra luhur seni dan budaya bangsa memerlukan etos kebangsaan, semangat kebersamaan dan kultur keunggulan sebagai bentuk investasi kultural masa depan [4]. Kesenian batik merepresentasikan dimensi spiritualitas yang menjiwai kehidupan manusia dalam melahirkan karya yang bermanfaat bagi sesama. Di dalam batik juga mencerminkan sikap empatik dalam melestarikan kearifan dan wisata lokal yang sering terbaikan dalam kehidupan manusia modern [5]. Sikap empatik ini merupakan bagian dari dimensi spiritualitas yang terkandung dalam setiap motif batik sebagai harmoni antara hubungan manusia, Tuhan, dan alam [6].
Pada Batik Sekar Ndaru terdapat ciri khas yang ada,yaitu adanya icon buah Gondang yang tanaman/pohon hanya terdapat pada Desa Gondang. Buah dari tumbuhan tersebut dicantumkan untuk menjadi icon dalam setiap pembuatan batik Sekar Ndaru.Hal ini mencerminkan nilai batik yang berhubungan/harmoni antara alam dan manusia. Diantara jenis batik yang menjadi primadona di kalangan masyarakat Indonesia adalah di Solo, Pekalongan, dan Yogyakarta. Padahal, Indonesia memiliki jenis dan motif batik yang sangat kaya dan beragam. Jenis batik yang sering digunakan biasanya adalah kain panjang dan sarung [7]. Sementara itu, batik Sekar Ndaru adalah salah satu jenis dan motif batik Nusantara yang tidak kalah bermutu dibandingkan dengan daerah lain. Hal ini bisa dilihat dari motif dan warna yang mencolok dari batik Sekar Ndaru, yang lahir dari karakter psikologis seorang pembatik dalam menghasilkan karya yang berkualitas [8].
Figure 1. Katalog Batik Di Pos Galeri Batik Sekar Ndaru Desa Gondang
Sumber : Pos Batik Sekar Ndaru
Generasi muda memiliki kecerdasan untuk mengembangkan keterampilan membatiknya melalui inspirasi dari khazanah lokal yang sudah mengakar di kalangan masyarakat Madura. Mereka dituntut untuk menghadirkan ornamen-ornamen batik dalam satu festival yang digalakkan untuk memberdayakan kesenian dan kerajinan ini. Kesenian batik tidak hanya dimaknai sebagai hiasan dalam bentuk bunga atau burung, akan tetapi mengandung seni artistik yang sangat menakjubkan. Di dalam kesenian batik terdapat orisinalitas, artistik, dan ornamen yang sangat indah [9].
Generasi muda yang dapat diajak dalam pengembangan progress bisa dimulai dari anak SD. Dalam proses ini kami melakukan kegiatan Ecoprint sebagai awal dalam pelaksanaan pengenalan cara membatik yang mudah dalam pengenalan dan praktiknya. Ecoprint sendiri hanya menggunakan Kain Mori/Presmi,Daun daunan/tumbuhan yang dapat menghasilkan pewarna alami serta palu kayu/ulegan.
Figure 2. Pelaksanaan Ecoprint bersama anak SD di Balai Desa Gondang
Sumber : Instagram KKN_gondang56
Capaian Progress Revitalisasi Galeri Batik Sekar Ndaru Desa Gondang
Dalam tahapan progress juga adanya hambatan dalam pelaksanaan, diantaranya yaitu salah satu nya yaitu kurangnya kemampuan/dampingan pada praktik pelaksanaan. Solusi yang dapat dilakukan adalah pelatihan individu yang dilakukan oleh pihak penyelenggara/Kelompok KKN. Tahapan awal yang dilakukan dalam revitalisasi ini adalah pembersihan serta perbaikan dalam lukisan/cat yang ada dalam galeri batik tanpa mengubah apapun yang sudah ada. Pelaksanaan ini tentunya atas persetujuan serta rekomendasi dari pembina atau penanggung jawab Galeri Batik.
Eco print adalah salah satu dari kegiatan membuat batik melalui proses untuk mentransfer warna dan bentuk ke kain melalui kontak langsung [10]. “Teknik ecoprint merupakan perkembangan dari ecofashion, untuk menghasilkan produk fashion yang ramah lingkungan” [11]. Teknik eco printing bertujuan untuk memberikan alternatif memproduksi tekstil yang ramah lingkungan dan menyampaikan pesan pentingnya mengkonsumsi dan memproduksi produk-produk ramah lingkungan [12]. Batik ecoprint merupakan batik menggunakan daun yang memiliki serat tebal atau bunga dan bagian tanaman yang lain yang dapat mengeluarkan warna [13]. Pada pelaksanaan ini kami juga melaksanakan teknik tersebut untuk pelaksanaan teknik membatik yang simpel dan dapat dilakukan oleh anak TK/SD seacara mandiri dirumah.
Figure 3. Pelaksanaan perbaiksan serta pembersihan Galeri Batik Sekar Ndaru
Sumber : Instagram KKN_gondang56
Tahapan pembersihan dan perbaikan lukisan/Cat Galeri Batik ini hanya memerlukan waktu selama tiga hari. Pengecatan ulang dan penataan kembali konsep Galeri Batik ini, adanya persetujuan dan tanpa merubah apapun yang ada sebelumnya. Oleh karena itu, dapat dikatakan revitalisasi karena mempertahankan dan memperbaiki yang ada tanpa merubah konsep yang lama/yang sudah ada.
Setelah adanya penataan ulang dan pengecatan ulang, dilakukan pemantapan untuk konsep galeri yang sudah dilakukan diskusi dengan pihak desa,pembimbing serta kelompok KKN-P 56 Umsida. Konsep ini disusun dengan agar mudah dipahami dan dapat diterima dengan mudah oleh masyarakat yang sedang berkunjung ke Galeri Batik sewaktu waktu. Selain kerajinan batik/lain lain,disini juga terdapat bigbook/literasi yang dapat dimanfaatkan oleh TK dan SD setempat. Pojok literasi ini juga sudah terbentuk dalam Galeri tersebut, sayangnya literasi yang diperlukan kurang dan perlu sedikit perbaikan. Oleh karena itu, diadakannya kembali pojok literasi yang sudah dibuar oleh kelompok KKN-P 56 Umsida.
Setelah melalui beberapa tahapan dan pelaksanaan tersebut,pelaksaan pameran/kunjungan ke Galeri Batik dapat dilaksanakan. Dalam kunjungan ini dibantu oleh masyarakat sekitar yang mendapat edukasi serta merasakan euforia yang baru di Galeri Batik Sekar Ndaru. Dalam kunjungan tersebut tidak hanya masyarakat dewasa, kami juga mengajak anak TK untuk menjelaskan apa yang sudah ada dalam Galeri Batik tersebut. Kelompok KKN-P 56 ini mampu menyambut dan mengarahkan pengunjung yang data dalam Wisata Edukasi Batik di Galeri Sekar Ndaru.
Figure 4. Pelaksanaan Wisata Edukasi Batik di Galeri Sekar Ndaru Desa Gondang
Sumber : Instagram KKN_gondang56
Keterlibatan generasi muda dalam upaya revitalisasi batik dilakukan dengan mencintainya dengan sepenuh hati tanpa terjebak dengan pakain ala Barat. Mencintai produk budaya sendiri merupakan salah satu bentuk kepedulian terhadap kesenian batik yang mulai tergerus oleh derasnya fashion dengan merek terkenal yang menjadi trend di kalangan generasi muda. Salah satu bentuk rasa cinta terhadap kesenian batik Gondang adalah dengan mendirikan komunitas pecinta budaya lokal. Komunitas ini menjadi wadah bagi generasi muda untuk berperan aktif dalam mempromosikan kesenian batik sebagai aset terpenting dan warisan berharga bagi pelestarian budaya lokal. Pemasaran produk kerajinan batik terus ditingkatkan, bukan hanya sebatas sosialisasi dan promosi, melainkan juga harus ada keterlibatan penuh dari pemerintah daerah [13].
Dari komunitas pecinta budaya lokal ini, generasi banyak terlibat aktif dalam menggali dan mempromosikan motif batik sebagai warisan yang tak ternilai harganya. Mereka jugamengeksplorasi nilai-nilai filosofis-sosiologis yang terdapat dalam kesenian batik sebagai karya seni yang sangat luar biasa. Industri kesenian batik lebih diberdayakan, yang mendukung peningkatan kesejahteraan dan perekonomian para pengrajin batik. Melalui kemandirian lokal, para pelaku industri dapat tetap bertahan dan mengendalikan persaingan ekonomi yang semakin rumit [14].Pentingnya pelestarian budaya yang sudah ada dapat membantu Galeri Batik Sekar Ndaru lebih dikenal dengan daerah lain,yang sudah mempunyai ciri khas masing masing. Dibalik kesenian batik, dibutuhkan kedisiplinan dalam menghasilkan kain batik yang berkualitas dan berdaya saing dengan berbagai varian motif batik. Kedisiplinan dan istiqamah menjadi bagian dari ajaran agama yang juga harus dihayati oleh segenap pembuat batik dengan segala pernak-perniknya. Jika pembatik mampu melewati semua ujian dalam sisi pembuatannya, maka bisa berdampak terhadap peningkatan spiritualitasnya. Batik memiliki dimensi spiritual dalam meningkatkan nilai-nilai kesabaran, kejujuran, tanggung jawab, dan kasih sayang kepada sesama.
IV.Kesimpulan
Dalam pelaksanaan proker ini tentunya banyak pihak yang berperan serta membantu dalam berbagai bidang.Tentunya berkat bantuan/kontribusi yang diberikan kami dapat melaksanakan dengan baik dan sesuai dengan konsep yang sudah dibuat.Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang memberikan fasilitas dan kontribusi untuk KKN-P 56 Umsida,yang kami sampaikan kepada :
1.Ibu Enik Setyawati S.Pd, M.Pd – Selaku Dosen Pembimbing Lapangan yang senantiasa memberikan kami arahan
2. Bapak Ngadi S.H, M.M - Selaku Kepala Desa yang sudah memberikan fasilitas untuk pelaksanaan program kerja kelompok KKN-P 56.
3. Ibu Ufit Fatimah – Selaku Ketua kelompok Batik yang sudah memberikan kami kesempatan dalam pengolahan konsep revitalisasi Galeri Batik Sekar Ndaru
Dan juga teman taeman Kelompok KKN=P 56 Desa Gondang yang sudah menyumbangkan waktu dan tenaga dalam pelaksanaan revitalisasi dan penataan ulang konsep Galeri Batik Sekar Ndaru. Tanpa adanya bantuan dari beberapa pihak mungkin kami akan mengalami kesulitan dalam pelaksaaan revitalisasi Galeri Batik Sekar Ndaru ini.
References
- A Falaqil Isbakhi, & Wahyu Eko Pujianto. (2023). Revitalisasi Batik Jetis Sidoarjo Pada Toko Amri. Digital Bisnis: Jurnal Publikasi Ilmu Manajemen Dan E-Commerce, 2(3), 168–182. https://doi.org/10.30640/digital.v2i3.1314
- Amaris Trixie, A. (N.D.). Trixie Penggunaan Warisan Budaya Batik Sebagai Identitas Bangsa Indonesia Filosofi Motif Batik Sebagai Identitas Bangsa Indonesia.
- Andriani, D. M., & Sunarta, N. (2015). Pengelolaan Desa Wisata Belimbing Menuju Pariwisata Berkelanjutan Kecamatan Pupuan, Kabupaten Tabanan, Bali. 3(1). Http://Www.Central-Java-Tourism.Com,
- Iskandar & Ekustiyah, E. (2017). Batik sebagai Identitas Kultural Bangsa Indonesia di Era Globalisasi. GEMA, XXX(52), 2456.
- Parmono, K. (2013). Nilai Kearifan Lokal dalam Batik Tradisional Kawung. Jurnal Filsafat, 23(2), 134-146.
- Susanto, S. (1980). Seni Kerajinan Batik Indonesia.Jakarta: Departemen Perindustrian RI
- Azra, Azyumardi. 2002. Reposisi Hubungan Agama dan Negara: Merajut Kerukunan Antarumat. Jakarta: Kompas.
- Mufid, A. Syafi’i. 2010. Revitalisasi Kearifan Lokal dalam Pemberdayaan Masyarakat. Harmoni - Jurnal Multikultural & Multireligius Vol. IX No. 34 halaman 83-92.
- Widiyanto, Bambang dan Iwan Meulia Pirous. 2009. Perspektif Budaya: Kumpulan Tulisan Koentjaraningrat Memorial Lectures I-V/2004-2009. Jakarta: Rajawali Press
- J Indarmaji. (1983). Seni Kerajinan Batik. Yogyakarta:Dinas Pariwisata Daerah Istimewa.
- Gunawan, B. dan Anugrah, R. A. (2020). Pelatihan Pembuatan Dan Pemasaran Batik Ecoprint serta Mapping Dusun Jelapan Pundong Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta, Martabe : Jurnal Pengabdian Masyarakat 3(2), Doi : 10.31604/Jpm.V3i2.343-354
- Sedjati, D. P., & Sari, V. T. (2019). Mix Teknik Ecoprint dan Teknik Batik Berbahan Warna Tumbuhan dalam Penciptaan Karya Seni Tekstil. Corak, 8(1), 1–11.
- Supriadi, Bambang dan Nanny Roedjinandari. 2017. Perencanaan dan Pengembangan Destinasi Pariwisata. Universitas Negeri Malang: Universitas Negeri Malang
- Utama, I Gusti Bagus Rai. 2017. Pemasaran Pariwisata. Yogyakarta : CV. Andi Offset