Abstract
Stunting, a prevalent health concern in Indonesia, particularly among children under five years of age, impedes children's physical growth and cognitive development.A nutritional intervention strategy to prevent stunting involves local food-based supplementary feeding (PMT). This community service program endeavors to develop and implement PMT innovations, specifically a tomato pudding fortified with vitamins A, C, and lycopene, as a balanced nutrition solution for toddlers in Babadan Village. The implementation method employed encompasses three stages: preparation, implementation, and reporting.The outcomes of the initiative demonstrated positive community acceptance and enhanced maternal awareness regarding the significance of nutrition in mitigating stunting.
I. Pendahuluan
Stunting merupakan salah satu permasalahan kesehatan masyarakat yang signifikan di Indonesia, terutama pada balita. Masalah ini menjadi perhatian serius karena dapat berdampak jangka panjang terhadap tumbuh kembang anak. Menurut data terbaru, prevalensi stunting di Indonesia masih tergolonng tinggi, dengan angka mencapai 27,67% pada tahun 2019 dan 24,4% pada tahun 2021 [1]. Meskipun terjadi penurunan, angka tersebut berada pada posisi di atas ambang batas yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yaitu maksimal 20%. Stunting tidak hanya mempengaruhi pertumbuhan pada fisik anak, tetapi juga berdampak pada perkembangan kognitif dan kesehatan jangka panjang [2]. Oleh karena itu, intervensi gizi yang efektif sangat diperlukan untuk mencegah stunting, salah satunya melalui pemberian makanan tambahan (PMT) yang inovatif.
Penyebab Stunting terjadi karena kekurangan gizi kronis yang berlangsung sejak 1.000 hari pertama kehidupan, yaitu sejak masa kehamilan hingga anak berusia dua tahun [3]. Faktor penyebab stunting meliputi kurangnya asupan gizi seimbang, pola asuh yang kurang baik, serta terbatasnya akses terhadap layanan kesehatan dan sanitasi yang memadai. Selain itu, faktor sosial-ekonomi juga memainkan peran penting dalam menentukan status gizi anak [4]. Anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan dengan tingkat kesejahteraan rendah cenderung memiliki risiko lebih tinggi mengalami stunting dibandingkan dengan anak-anak dari keluarga yang memiliki kondisi ekonomi lebih baik. Oleh karena itu, intervensi yang bersifat holistik dan berkelanjutan sangat diperlukan untuk mengatasi permasalahan ini.
Salah satu strategi utama dalam pencegahan stunting adalah dengan meningkatkan asupan gizi anak melalui pemberian makanan tambahan (PMT) yang inovatif dan berbasis pangan lokal [5]. Pemberian PMT bertujuan untuk memenuhi kebutuhan gizi anak yang tidak dapat dipenuhi hanya dari makanan pokok sehari-hari. Berbagai penelitian telah dilakukan untuk mengatasi masalah stunting, dengan fokus pada pemberian makanan bergizi dan edukasi kepada masyarakat. Inovasi dalam pembuatan makanan tambahan seperti pentol ikan dapat berkontribusi dalam mengurangi angka stunting [6]. Selain itu, pentingnya produk pangan fungsional dalam meningkatkan keseimbangan gizi untuk mencegah stunting. Namun, meskipun banyak upaya telah dilakukan, masih terdapat berbagai tantangan dalam implementasi program PMT di masyarakat [7].
Salah satu kendala utama adalah kurangnya penerimaan masyarakat terhadap produk PMT yang tersedia. Faktor seperti kebiasaan makan, preferensi rasa, dan keterjangkauan harga menjadi aspek yang perlu diperhatikan dalam pengembangan PMT yang efektif. Oleh karena itu, pengembangan PMT berbasis pangan lokal menjadi solusi yang lebih tepat guna, karena lebih mudah diterima oleh masyarakat serta lebih berkelanjutan dalam jangka panjang. Pemberian PMT berbasis protein hewani, seperti telur dan susu, memiliki dampak signifikan dalam meningkatkan status gizi balita [8]. Pengembangan PMT berbasis pangan lokal seperti tempe, kacang-kacangan, dan daun kelor untuk meningkatkan asupan zat gizi mikro yang penting bagi pertumbuhan anak [9].
Analisis terhadap penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa meskipun ada berbagai jenis makanan tambahan yang telah diuji, inovasi spesifik seperti puding tomat sebagai PMT belum banyak dieksplorasi. Tomat mengandung berbagai nutrisi penting seperti vitamin A yang berperan dalam perkembangan sel, vitamin C yang mendukung sistem imun, dan likopen yang berfungsi sebagai antioksidan untuk melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan [10]. Penelitian sebelumnya lebih banyak berfokus pada bahan pangan tinggi protein dan zat besi, sementara sumber pangan yang kaya vitamin dan antioksidan kurang mendapat perhatian. Oleh karena itu, penelitian ini berupaya mengisi kesenjangan tersebut dengan mengeksplorasi potensi puding tomat sebagai PMT inovatif untuk mencegah stunting pada balita.
Tujuan dari pengabdian masyarakat ini adalah untuk mengembangkan dan mengimplementasikan inovasi PMT berbasis puding tomat sebagai solusi dalam mencegah stunting pada balita. Puding tomat yang kaya akan vitamin dan mineral, berpotensi menjadi alternatif PMT yang mudah diterima oleh anak-anak serta memiliki kandungan gizi yang mendukung pertumbuhan mereka. Tekstur puding yang lembut dan rasa yang enak membuatnya lebih mudah dikonsumsi oleh balita dibandingkan dengan makanan lain yang mungkin kurang disukai anak-anak. Dengan pemanfaatan tomat sebagai bahan utama dalam PMT, melalui pengabdian masyarakat ini diharapkan dapat memberikan solusi berbasis pangan lokal yang efektif dalam mengatasi stunting.
II. Metode Pelaksanaan
Kegiatan pengabdian masyarakat ini untuk memperkenalkan inovasi Pemberian Makanan Tambahan (PMT) berupa puding tomat sebagai strategi intervensi gizi untuk mencegah stunting pada balita di Desa Babadan. Metode pelaksanaan kegiatan ini terdiri dari beberapa tahapan, yaitu tahap persiapan, pelaksanaan, dan pelaporan.
Figure 1.Gambar 1. Mekanisme Pelaksanaan Kegiatan Pengabdian Masyarakat
Tahap Persiapan
Tahap persiapan merupakan langkah awal yang krusial untuk memastikan kelancaran kegiatan. Pada tahap ini, beberapa langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:
Identifikasi sasaran
Identifikasi sasaran dilakukan untuk memastikan bahwa kegiatan ini tepat guna dan dapat memberikan manfaat bagi kelompok yang membutuhkan. Sasaran utama dari program PMT ini adalah ibu yang mempunyai anak balita. Berdasarkan data yang diperoleh dari kader posyandu setempat, jumlah balita yang terlibat dalam kegiatan ini adalah sebanyak 32 orang.
Dalam tahap ini juga dilakukan identifikasi karakteristik sasaran, seperti status gizi balita, tingkat pemahaman ibu mengenai gizi anak, serta pola makan yang diterapkan di rumah. Informasi ini penting sebagai dasar dalam memberikan edukasi yang sesuai dengan kebutuhan para peserta.
Koordinasi dengan Pihak Terkait
Koordinasi merupakan aspek penting dalam pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat. Tim penyelenggara berkoordinasi dengan kepala dusun dan kader posyandu setempat untuk mendapatkan dukungan dan izin pelaksanaan kegiatan. Kepala dusun berperan sebagai fasilitator yang membantu dalam mengumpulkan peserta serta menyediakan tempat kegiatan, sedangkan kader posyandu membantu dalam mendata peserta serta memberikan informasi mengenai kondisi balita yang ada di desa.
Selain itu, dilakukan juga pertemuan dengan bidan desa Babadan guna memastikan bahwa inovasi PMT berupa puding tomat sesuai dengan standar gizi yang direkomendasikan. Proses koordinasi ini berlangsung sekitar satu minggu sebelum kegiatan dilaksanakan untuk memastikan kesiapan semua pihak yang terlibat.
Persiapan Bahan dan Alat
Persiapan bahan dan alat dilakukan dengan cermat untuk memastikan kelancaran proses pembuatan puding tomat. Bahan-bahan yang digunakan meliputi tomat segar sebagai bahan utama, susu sebagai sumber protein, serta bahan tambahan lainnya yang bergizi. Selain bahan utama, alat-alat seperti panci, cetakan puding, dan sendok takar juga dipersiapkan untuk memastikan proses produksi berjalan dengan baik.
Persiapan ini dilakukan tiga hari sebelum pelaksanaan kegiatan untuk memastikan bahwa semua bahan tersedia dalam kondisi yang baik dan siap digunakan. Selain itu, dilakukan uji coba pembuatan puding tomat untuk memastikan tekstur dan rasa sesuai dengan selera anak-anak.
Tahap Pelaksanaan
Kegiatan pelaksanaan dilakukan dengan tatap muka secara langsung, tepatnya di rumah kepala dusun Babadan, pada hari rabu tanggal 5 Februari 2025, bertepatan dengan jadwal posyandu. Pelaksanaan kegiatan ini meliputi langkah-langkah berikut:
Pembagian Puding Tomat
Setelah semua persiapan selesai, tim langsung melakukan pembagian puding tomat kepada balita yang hadir. Setiap balita menerima satu porsi puding tomat yang telah disiapkan. Puding ini diberikan secara gratis sebagai bagian dari program intervensi gizi untuk mencegah stunting.
Pembagian puding dilakukan dengan melibatkan ibu-ibu agar mereka dapat melihat dan memahami proses pemberian makanan tambahan yang bergizi. Selain itu, ibu-ibu juga diberi kesempatan untuk mencicipi puding tomat agar mereka mendapatkan gambaran mengenai rasa dan manfaat dari makanan ini. Dengan demikian, diharapkan mereka dapat menerapkan inovasi ini di rumah masing-masing.
Edukasi Singkat
Selama pembagian puding, tim memberikan edukasi singkat kepada ibu-ibu mengenai manfaat gizi dari puding tomat, termasuk kandungan vitamin A, vitamin C, dan likopen yang bermanfaat untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Ibu-ibu juga diberikan informasi mengenai cara pembuatan puding tomat, termasuk tips dalam memilih bahan yang berkualitas serta cara penyimpanan yang tepat agar puding tetap segar dan bergizi.
Tahap Pelaporan
Setelah kegiatan selesai, tim melakukan pelaporan yang mencakup:
Evaluasi Kegiatan
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kegiatan ini memberikan manfaat bagi peserta. Tim melakukan evaluasi terhadap tingkat partisipasi ibu-ibu dan balita, serta umpan balik dari peserta mengenai puding tomat yang telah dibagikan. Evaluasi ini dilakukan melalui wawancara singkat dengan ibu-ibu peserta untuk mengetahui respons mereka terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan.
Dokumentasi
Seluruh rangkaian kegiatan ini didokumentasikan dalam bentuk foto dan laporan tertulis. Dokumentasi dilakukan untuk memastikan bahwa setiap tahapan kegiatan dapat direkam dengan baik sebagai bahan evaluasi dan referensi untuk kegiatan serupa di masa mendatang.
Kepala dusun, bidan desa, dan para kader posyandu desa Babadan bersama mahasiswa melakukan edukasi singkat mengenai pentinya pemberian makanan yang bernutrisi pada balita guna pencegahan stunting. Edukasi tersebut juga disertai dengan pembagan puding sayur tomat dan susu sebagai Pemberian Makanan Tambahan (PMT). Kegiatan ini diawali dengan pengisian present atau daftar hadir oleh para orang tua atau wali yang mengantarkan anaknya, kemudian dilanjut dengan pengkuran berat dan tinggi badan pada balita yang selanjutnya data tersebut ditulis pada buku besar (catatan milik desa) dan pencatatan pada buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak). Setelah pengisian data berat dan tinggi badan anak, selanjutnya pemberian vitamin oleh bidan kepada anak dan pembagian puding tomat sebagai contoh bentuk pemberian makanan bernutrisi kepada balita.
Figure 2.Gambar 2. Pembagian Puding Tomat kepada Balita
Figure 3.Gambar 3. Pembagian Vitamin pada Balita
Figure 4.Gambar 4. Pengukuran Tinggi Badan Balita
Figure 5.Gambar 5. Penulisan Data Balita dalam Buku Besar Catatan Milik Desa
Melalui program pengabdian masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan, utamanya pada ibu. pemenuhan gizi seimbang pada sebagai asupan gizi untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan tubuhnya, baik fisik maupun kognitif. Sayur mengandung berbagai mineral, vitamin, dan serat yang sangat berperan penting untuk pencernaan dan sistem imun. Sedangkan susu adalah sumber utama kalsium, protein, dan vitamin D yang mendukung pertumbuhan tulang dan gigi yang kuat pada balita [11].
Kegiatan posyandu yang rutin bermanfaat utamanya bagi para orang tua mendapatkan informasi mengenai cara mengelola pola makan anak mereka dan memastikan anak-anak mendapatkan makanan tambahan yang bergizi. Hal ini juga merupakan kesempatan untuk memantau tumbuh kembang balita dengan lebih intensif. Kegiatan pemberian makanan tambahan ini telah dilaksanakan di semua dusun di desa Babadan kecamatan Ngancar Kabupaten kediri pada 5 Februari. Pengabdian masyarakat ini dilakukan, difasilitasi, dan dikoordinasi oleh kelompok 1 KKN-P Universitas Muhammadiyah Sidoarjo dengan dibantu dengan para kader posyandu dusun dari desa Babadan sebagai berikut :
No. | Nama Dusun | Jumlah Kader | Jumlah Mahasiswa | |
1 | Dusun Judeg | 7 | 4 | |
2 | Dusun Babadan | 7 | 4 | |
3 | Dusun Sinda | 8 | 4 | |
4 | Dusun Sanding | 6 | 4 |
III. Hasil dan Pembahasan
Program kerja yang dilakukan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) pada bidang kesehatan di Desa Babadan adalah memberikan makanan tambahan bergizi kepada balita untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi yang belum terpenuhi, meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya asupan gizi yang seimbang, serta memperkuat peran posyandu dalam memberikan pelayanan kesehatan gizi. Menurut penelitian, intervensi gizi seperti pemberian makanan tambahan dapat secara signifikan mengurangi prevalensi stunting dan masalah gizi buruk pada anak-anak [12]. Dengan memberikan edukasi kepada orang tua mengenai pentingnya pemberian makanan bergizi, diharapkan dapat mengurangi masalah gizi buruk dan stunting pada balita di Desa Babadan.
Sasaran kegiatan ini adalah balita yang terdaftar di Posyandu Desa Babadan, khususnya yang memiliki status gizi kurang atau berisiko mengalami kekurangan gizi. Kegiatan ini juga melibatkan ibu-ibu yang membawa anaknya ke posyandu untuk mendapatkan edukasi tentang pentingnya pemenuhan gizi untuk mendukung pertumbuhan anak. Keterlibatan orang tua dalam edukasi gizi dapat meningkatkan pengetahuan mereka dan berkontribusi pada perbaikan status gizi anak [13]. Proses pelaksanaan kegiatan dimulai dengan persiapan bahan-bahan yang diperlukan, seperti tomat segar berkualitas baik, susu, gula, dan agar-agar untuk membuat puding. Peralatan seperti panci, cetakan, dan alat penyajian juga disiapkan untuk proses pembuatan dan distribusi puding Pembuatan puding dilakukan secara kolaboratif oleh mahasiswa KKN, yang kemudian didistribusikan ke seluruh Posyandu di Desa Babadan untuk dibagikan kepada balita.
Langkah-langkah dalam pembuatan puding tomat terdiri dari dua tahap utama, yaitu pembuatan dasar puding tomat dan pembuatan puding berbentuk kelinci. Setiap tahap memiliki prosedur yang harus diikuti dengan cermat agar menghasilkan puding yang lezat, bernutrisi, dan menarik bagi balita. Puding sebagai makanan tambahan bergizi dapat menjadi alternatif yang menarik untuk meningkatkan asupan gizi anak, terutama bagi mereka yang mengalami masalah gizi [14] [15]. Dalam pembuatan puding, bahan-bahan seperti tomat dan susu tidak hanya memberikan rasa yang enak tetapi juga kandungan gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan anak [16]. Berikut adalah tahapan lengkap dalam proses pembuatannya:
- 5 buah tomat segar
- 130 ml susu full cream cair
- 165 gram gula pasir
- 2 bungkus agar-agar plain
- Cuci bersih lima buah tomat segar, lalu diblender hingga halus.
- Saing tomat yang telah diblender dan ambil sarinya saja.
- Selanjutnya masukkan sari tomat ke dalam panci dan diaduk rata.
- Tambahkan 800 ml susu cair full cream dan 100 gram gula pasir, lalu aduk hingga gula larut.
- Masukkan bubuk agar-agar sambil terus diaduk agar tidak menggumpal. Campuran ini dimasak dengan api kecil hingga mendidih.
- Saring kembali adonan agar lebih halus.
- Tuangkan ke dalam cup puding sebagai dasaran. Setelah didiamkan hingga suhu ruang, puding dimasukkan ke dalam kulkas agar lebih set.
- Tambahkan 500 ml susu cair full cream dan 65 gram gula pasir, lalu aduk hingga gula larut.
- Masukkan bubuk agar-agar sambil terus diaduk agar tidak menggumpal. Campuran ini dimasak dengan api kecil hingga mendidih.
- Saring kembali adonan agar lebih halus.
- Tuangkan ke dalam cetakan berbentuk kelinci. Setelah didiamkan hingga suhu ruang, puding dimasukkan ke dalam kulkas agar lebih set.
- Beri warna pada bagian mata, telinga, dan mulut puding berbentuk kelinci menggunakan pewarna makanan.
- Letakkan puding kelinci di atas dasar puding tomat yang telah mengeras untuk memberikan tampilan yang menarik bagi anak-anak.
Figure 6.Gambar 6. Proses Pembuatan Dasaran Puding Tomat
Figure 7.Gambar 7. Proses Pembuatan Puding Kelinci
Figure 8.Gambar 8. Hasil Jadi PMT Puding Tomat
Dari kegiatan ini, diharapkan dapat tercapai beberapa hasil, seperti peningkatan status gizi balita, meningkatnya pengetahuan ibu-ibu tentang gizi seimbang, serta terbentuknya kebiasaan yang baik dalam pemenuhan gizi bagi balita. Posyandu juga diharapkan menjadi lebih aktif dalam memberikan layanan terkait pemenuhan kebutuhan gizi balita. Evaluasi kegiatan dilakukan untuk menilai sejauh mana manfaat yang diterima oleh balita, serta dampaknya terhadap perubahan pola makan orang tua. Evaluasi program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) penting untuk memastikan keberhasilan intervensi gizi [17]. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa sebagian besar ibu-ibu merasa bahwa puding tomat merupakan inovasi yang menarik dan mudah diterapkan di rumah. Beberapa ibu juga mengungkapkan keinginan untuk mendapatkan resep dan panduan lebih lanjut mengenai pembuatan PMT yang sehat dan bergizi.
Secara keseluruhan, pemberian PMT berupa puding tomat pada balita di Posyandu Desa Babadan merupakan langkah positif untuk meningkatkan status gizi balita dan mengurangi masalah gizi buruk. Kegiatan ini juga memberikan edukasi yang sangat penting kepada orang tua mengenai pemenuhan gizi seimbang. Kerjasama yang terjalin antara mahasiswa KKN, kader posyandu, dan masyarakat setempat diharapkan dapat memberikan dampak yang signifikan bagi peningkatan kesehatan anak di desa tersebut. Dengan dukungan yang tepat, program PMT ini dapat menjadi model bagi intervensi gizi di daerah lain yang menghadapi masalah serupa [18].
Stunting merupakan masalah kesehatan serius di Indonesia yang berdampak pada pertumbuhan fisik, perkembangan kognitif, dan kesehatan jangka panjang balita. Meskipun prevalensinya menurun dari 27,67% pada 2019 menjadi 24,4% pada 2021, angka ini masih di atas batas WHO sebesar 20%. Penyebab utama stunting adalah kekurangan gizi kronis selama 1.000 hari pertama kehidupan, dipengaruhi oleh faktor sosial-ekonomi, pola asuh, serta akses terbatas terhadap layanan kesehatan dan sanitasi.
Sebagai upaya pencegahan, pengabdian masyarakat di Desa Babadan memperkenalkan puding tomat sebagai Pemberian Makanan Tambahan (PMT) berbasis pangan lokal yang kaya vitamin A, C, dan likopen. Program ini melibatkan edukasi kepada ibu balita mengenai gizi seimbang serta distribusi puding tomat sebagai contoh penerapan di rumah. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa edukasi dan pemberian PMT dapat meningkatkan pemahaman ibu-ibu tentang pentingnya asupan gizi seimbang bagi anak-anak mereka. Namun, tantangan seperti kebiasaan makan dan preferensi rasa harus tetap diperhatikan dalam pengembangan produk PMT agar lebih diterima oleh masyarakat. Dengan pendekatan berbasis pangan lokal, inovasi seperti puding tomat berpotensi menjadi solusi efektif dalam mengurangi stunting di Indonesia.
Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Kepala Dusun Babadan, Bidan Desa Babadan, kader Posyandu Desa Babadan, serta para ibu dan balita di Desa Babadan yang telah berperan sebagai mitra dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini. Kami juga mengapresiasi setiap pihak yang telah berkontribusi dalam pelaksanaan program ini, baik melalui dukungan moral, material, maupun tenaga, sehingga kegiatan bisa berjalan dengan baik dan mencapai tujuan yang diharapkan. Semoga hasil dari program ini dapat memberikan manfaat bagi masyarakat serta menjadi langkah konkret dalam upaya pencegahan stunting pada balita.