Abstract
Ngancar Village has significant potential in pineapple cultivation, but farmers face challenges with low selling prices due to the sale of raw pineapples. The aim is to examine how the socialization of MSMEs (Micro, Small, and Medium Enterprises) influences the added value of processed pineapple products The methodology used is qualitative descriptive research through in-depth interviews with farmers and village officials. The findings reveal that socialization by KKNP UMSIDA students enhanced farmers' understanding of product diversification, such as pineapple jam, chips, and juice, while also opening new market opportunities. This transformation not only increased farmers' income but also promoted local economic sustainability. In conclusion, collaboration among the community, students, and the government is essential for sustainable MSME development based on local potential.
I. PENDAHULUAN
Desa Ngancar merupakan daerah yang berpotensi dalam sektor pertanian, khususnya dalam budidaya nanas. Mayoritas penduduknya bekerja sebagai petani nanas, menjadikannya sebagai komoditas unggulan desa. Tanah yang subur serta kondisi iklim yang mendukung membuat produksi nanas di desa ini melimpah sepanjang tahun. Namun, meskipun memiliki hasil panen yang besar, mayoritas petani masih menjual nanas dalam bentuk mentah tanpa ada pengolahan lebih lanjut. Hal ini menyebabkan harga jual nanas cenderung rendah dan bergantung pada permintaan pasar yang fluktuatif. Jika potensi nanas ini dapat dimanfaatkan secara optimal melalui inovasi produk olahan, maka desa dapat meningkatkan nilai tambah ekonomi dan menciptakan peluang usaha baru bagi masyarakat setempat.
Meskipun memiliki hasil panen nanas yang melimpah, petani di Desa Ngancar masih menghadapi beberapa kendala dalam meningkatkan nilai jual produk mereka. Salah satu permasalahan utama adalah kebiasaan menjual nanas dalam bentuk buah tanpa adanya proses pengolahan, yang menyebabkan harga jualnya tetap rendah dan bergantung pada permintaan pasar [1]. Rendahnya tingkat pengetahuan dan keterampilan petani dalam mengolah nanas menjadi produk bernilai tambah menjadi faktor utama yang menghambat transformasi ini [2]. Selain itu, kurangnya akses terhadap informasi mengenai pengelolaan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) juga menjadi tantangan tersendiri, karena banyak petani yang belum memahami potensi ekonomi dari produk olahan nanas. Jika kondisi ini terus berlanjut, maka peluang peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan UMKM berbasis nanas akan sulit terwujud [3].
Transformasi produk mentah ke produk olahan memiliki potensi besar untuk meningkatkan nilai jual nanas dan memberikan manfaat ekonomi yang signifikan bagi petani di Desa Ngancar. Mengolah nanas menjadi berbagai produk bernilai tambah, seperti selai, keripik, atau jus nanas, tidak hanya akan meningkatkan harga jual, tetapi juga memperluas pasar dan daya tarik produk. Produk olahan ini dapat bertahan lebih lama, mengurangi pemborosan hasil panen, dan memberikan peluang distribusi yang banyak [4]. Selain itu, pengolahan nanas dapat membuka peluang usaha baru dalam bentuk UMKM yang dapat menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan petani, serta memperkuat perekonomian desa secara keseluruhan. Dengan demikian, transformasi ini bukan hanya menguntungkan petani secara individu, namun mendorong perkembangan ekonomi desa yang agar lebih berkelanjutan [5].
UMKM memiliki peran yang krusial dalam mendukung pemberdayaan ekonomi masyarakat, khususnya di desa-desa dengan potensi besar tetapi keterbatasan akses dan sumber daya [6]. Dengan mendirikan dan mengembangkan UMKM berbasis produk lokal, seperti olahan nanas di Desa Ngancar, masyarakat dapat memperoleh keuntungan dari nilai tambah produk yang mereka hasilkan. UMKM juga berfungsi sebagai motor penggerak perekonomian desa dengan menciptakan lapangan kerja, mengurangi ketergantungan pada komoditas mentah, dan membantu memperkenalkan komoditas lokal ke pasar terbuka [7]. Selain itu, UMKM dapat menjadi wadah untuk mengembangkan keterampilan dan kreativitas masyarakat dalam mengelola usaha, meningkatkan taraf hidup, serta mendorong keberlanjutan ekonomi desa. Oleh karena itu, masyarakat perlu memahami potensi dan pentingnya pengembangan UMKM sebagai upaya untuk meningkatkan kesejahteraan mereka secara berkelanjutan [8].
Mahasiswa KKNP UMSIDA berkontribusi signifikan dalam mendukung perkembangan UMKM di Desa Ngancar melalui kegiatan sosialisasi yang mereka selenggarakan.Sebagai bagian dari inisiatif pemberdayaan masyarakat, mahasiswa tidak hanya menyampaikan pengetahuan tentang pentingnya UMKM, tetapi juga memberikan pelatihan dan informasi mengenai cara mengolah nanas menjadi produk bernilai tambah. Sosialisasi ini bertujuan untuk membuka wawasan petani nanas tentang potensi pasar produk olahan serta manfaat jangka panjang dari mendirikan UMKM berbasis pertanian. Selain itu, kegiatan ini juga mengajak masyarakat, termasuk anggota karang taruna dan individu terpilih dari desa, untuk lebih aktif berpartisipasi dalam menciptakan peluang usaha baru yang dapat meningkatkan perekonomian desa. Melalui pendekatan yang berbasis pada pengalaman langsung dan kerja sama antara mahasiswa dan masyarakat, sosialisasi ini diharapkan dapat memberikan dampak positif dalam membangun kesadaran dan keterampilan yang diperlukan untuk pengembangan UMKM [9].
Penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan pengembangan UMKM di desa umumnya lebih fokus pada teori dan analisis berbasis data sekunder, seperti potensi ekonomi komoditas pertanian atau studi kasus UMKM di daerah lain. Namun, sangat sedikit penelitian yang menyoroti pengalaman langsung dari mahasiswa KKN dalam mengimplementasikan program pemberdayaan masyarakat, khususnya dalam bentuk sosialisasi dan pendampingan bagi petani untuk mengembangkan usaha mereka. Penelitian ini menawarkan pendekatan yang berbeda dengan menggali pengalaman praktis dari mahasiswa KKNP UMSIDA dalam mendukung transformasi produk mentah menjadi produk olahan di Desa Ngancar. Melalui penelitian ini, diharapkan mampu mendorong kontribusi dalam kajian akademik, dengan menyoroti pentingnya peran mahasiswa dalam mendorong lahirnya UMKM di tingkat desa, serta memberikan wawasan lebih dalam mengenai implementasi program pemberdayaan yang bersifat langsung dan berbasis partisipatif.
Pentingnya sosialisasi mengenai UMKM di Desa Ngancar sangat mendasar untuk mendorong perubahan pola pikir dan perilaku petani nanas dalam memanfaatkan potensi yang ada. Sosialisasi ini bertujuan untuk mengenalkan konsep UMKM, memberikan pemahaman mengenai cara-cara pengolahan nanas menjadi produk bernilai tambah, serta memberikan keterampilan yang dibutuhkan dalam menjalankan usaha mikro di tingkat desa. Melalui pengenalan dan pelatihan yang diberikan oleh mahasiswa KKNP UMSIDA, diharapkan petani nanas dapat melihat potensi besar di balik produk olahan, yang tidak hanya akan meningkatkan pendapatan mereka tetapi juga memperkuat perekonomian desa. Program ini diharapkan mampu menciptakan peluang baru di sektor kewirausahaan, sekaligus memperluas jangkauan pemasaran produk olahan nanas. Selain itu, program ini bertujuan untuk mengurangi ketergantungan pada bahan mentah serta mendorong keberlanjutan ekonomi bagi masyarakat Desa Ngancar.
II. METODE
Kualitatif dengan pendekatan deskriptif merupakan metode penelitian ini. Penelitian ini dilakukan di Desa Ngancar, Kabupaten Kediri, dengan tujuan untuk memperoleh pemahaman yang mendalam mengenai fenomena yang diteliti. Pendekatan kualitatif dipilih karena mampu menggambarkan realitas sosial secara lebih komprehensif berdasarkan data yang diperoleh dari lapangan. Sumber data penelitian ini adalah sumber primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung melalui wawancara dengan berbagai pihak yang memiliki keterkaitan dengan permasalahan penelitian. Responden yang diwawancarai terdiri dari kepala desa, perangkat desa lainnya, serta beberapa masyarakat di Desa Ngancar yang dianggap memiliki informasi relevan terhadap topik yang dibahas. Wawancara dilakukan secara mendalam dengan panduan pertanyaan terbuka agar informan dapat menyampaikan pandangannya secara lebih luas dan mendetail.
Proses pengelolaan data dilakukan dengan beberapa tahapan. Pertama adalah pengumpulan data, yang mana mengacu pada permasalahan yang telah ditentukan sebelumnya. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara yang berfokus pada pengalaman, pemahaman, serta pandangan informan terhadap isu yang diteliti. Setelah data terkumpul, tahap berikutnya adalah reduksi data, yakni proses seleksi, penyederhanaan, dan pemfokusan data agar hanya informasi yang relevan dan memiliki nilai analisis yang dipertahankan. Reduksi data ini dilakukan secara sistematis guna menghindari informasi yang berlebihan dan tidak berhubungan langsung dengan tujuan penelitian. Proses ini bertujuan untuk mengenali pola atau tema utama yang terungkap dari hasil wawancara.
Setelah reduksi data selesai, tahap selanjutnya adalah penyajian data dalam bentuk narasi yang disusun secara sistematis dan terstruktur. Penyajian data ini bertujuan untuk memudahkan dalam memahami hasil penelitian secara keseluruhan, dengan menyusun informasi berdasarkan kategori tertentu yang ditemukan selama analisis. Data yang telah disajikan kemudian dianalisis secara mendalam untuk mendapatkan kesimpulan yang sesuai dengan temuan di lapangan. Kesimpulan dalam penelitian ini ditarik berdasarkan data yang telah diolah dan disajikan, sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas dan objektif mengenai kondisi yang diteliti di Desa Ngancar. Dengan metode ini, diharapkan penelitian dapat memberikan wawasan yang komprehensif serta menjadi dasar bagi rekomendasi kebijakan atau langkah strategis yang dapat diambil berdasarkan hasil penelitian.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Desa Ngancar memiliki potensi besar dalam pengembangan sektor pertanian, khususnya dalam budidaya nanas, yang menjadi komoditas unggulan desa. Nanas yang dihasilkan di Desa Ngancar dikenal memiliki kualitas yang baik, sehingga memiliki daya tarik bagi pasar lokal maupun luar daerah. Namun, meskipun memiliki potensi yang besar, petani di desa ini sering kali menghadapi masalah dalam pengelolaan usaha dan pemasaran. Sebagian besar petani masih menjual nanas dalam bentuk mentah, yang memiliki nilai jual yang lebih rendah dan sangat tergantung pada harga pasar yang fluktuatif. Untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan nilai ekonomi produk nanas, pengembangan usaha berbasis produk olahan menjadi salah satu solusi yang dapat meningkatkan daya saing dan memberikan manfaat ekonomi yang lebih besar.
Transformasi produk mentah ke produk olahan memiliki peran penting dalam meningkatkan nilai tambah komoditas pertanian, termasuk nanas di Desa Ngancar. Mengolah nanas dapat menambah nilai jual sekaligus memperpanjang umur simpan produk. Meningkatkan keuntungan petani dan membuka peluang perluasan pasar, baik di tingkat lokal maupun nasional, dapat dicapai melalui pengolahan hasil pertanian.[10]. Dengan diversifikasi produk olahan nanas, petani tidak lagi bergantung pada fluktuasi harga pasar produk mentah, sekaligus memperkecil risiko pemborosan hasil panen. Transformasi ini juga mendorong inovasi dalam sektor pertanian, memperkenalkan produk lokal yang lebih bernilai tinggi, dan mendorong kompetivitas produk nanas di pasar yang lebih luas [11]. Oleh karena itu, mengolah nanas menjadi produk olahan bukan hanya akan meningkatkan pendapatan petani, tetapi juga berkontribusi pada penguatan ekonomi desa.
Sosialisasi memiliki peran yang sangat krusial dalam pemberdayaan UMKM, terutama dalam membuka wawasan masyarakat terhadap potensi ekonomi yang ada di sekitar mereka [12]. Dalam konteks Desa Ngancar, sosialisasi yang dilakukan oleh mahasiswa KKNP UMSIDA bertujuan untuk mengedukasi petani nanas mengenai pentingnya mengolah hasil pertanian mereka menjadi produk olahan yang memiliki nilai tambah. Sosialisasi yang dilakukan secara langsung oleh mahasiswa dapat mengubah pola pikir masyarakat untuk lebih berinovasi dan berwirausaha. Melalui kegiatan ini, petani tidak hanya memperoleh pengetahuan mengenai cara-cara pengolahan nanas, tetapi juga memahami peluang pasar yang lebih luas yang dapat diakses dengan produk olahan. Sosialisasi yang berbasis pengalaman praktis ini diharapkan mampu mendorong petani untuk lebih termotivasi dalam mengembangkan usaha mereka, mengurangi ketergantungan pada harga pasar mentah, dan pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan ekonomi mereka.
Pengembangan UMKM di desa sering menghadapi sejumlah tantangan yang cukup signifikan, di antaranya adalah keterbatasan modal usaha, minimnya keterampilan dalam mengelola usaha, serta terbatasnya akses pasar yang dapat diakses oleh pelaku UMKM. Selain itu, kurangnya infrastruktur yang memadai untuk mendukung operasional usaha juga menjadi kendala besar, terutama di daerah pedesaan seperti Desa Ngancar [13]. Sebagian besar petani nanas di desa ini masih bergantung pada cara tradisional dalam mengelola hasil pertanian mereka dan kurang memiliki pemahaman mengenai bagaimana cara mengembangkan usaha mereka menjadi lebih berkelanjutan dan bernilai tambah. Selain itu, tingginya ketergantungan pada harga pasar yang fluktuatif juga menambah kesulitan dalam meningkatkan pendapatan petani [14].
Untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut, diperlukan pendekatan yang menyeluruh dan berbasis edukasi serta pendampingan. Salah satu strategi yang bisa dilakukan adalah melalui program pelatihan dan sosialisasi yang dilakukan oleh mahasiswa KKNP UMSIDA, yang tidak hanya memberikan informasi tentang cara mengolah nanas menjadi produk bernilai tambah, tetapi juga mengajarkan keterampilan dalam pengelolaan usaha. Di samping itu, perlu adanya dukungan kebijakan dari pemerintah daerah untuk menciptakan iklim usaha yang lebih kondusif, seperti penyediaan akses permodalan yang lebih mudah, penyuluhan tentang pengelolaan UMKM, dan peningkatan infrastruktur yang dapat mendukung kelancaran distribusi produk. Dengan strategi yang tepat, diharapkan UMKM berbasis produk olahan nanas di Desa Ngancar dapat berkembang dengan baik, menciptakan peluang usaha baru, serta meningkatkan pendapatan petani dan perekonomian desa secara keseluruhan.
Mahasiswa KKNP UMSIDA mendukung pengembangan UMKM di Desa Ngancar, khususnya dalam hal sosialisasi bagi petani nanas. Sebagai bagian dari tugas kuliah mereka, mahasiswa tidak hanya berperan dalam memberikan pengetahuan tentang pentingnya UMKM, tetapi juga memberikan pelatihan langsung kepada masyarakat desa mengenai cara mengolah hasil pertanian menjadi produk olahan yang bernilai tambah. Dengan pendekatan ini, mahasiswa tidak hanya berbagi pengetahuan secara teoritis, tetapi juga terlibat dalam proses praktis yang membantu masyarakat desa mengatasi tantangan yang mereka hadapi dalam mengelola usaha. Sosialisasi yang dilakukan oleh mahasiswa ini diharapkan dapat membuka wawasan petani nanas tentang berbagai potensi produk olahan yang bisa dihasilkan dan memberikan motivasi untuk mulai berinovasi dalam mengembangkan usaha mereka.
Selain itu, mahasiswa KKNP UMSIDA juga berperan sebagai fasilitator dengan memberikan program pendampingan. Pendampingan tersebut membantu petani untuk tidak hanya memiliki pengetahuan tentang cara mengolah nanas, tetapi juga keterampilan dalam mengelola bisnis, seperti perencanaan usaha, pemasaran, dan manajemen keuangan. Pendekatan ini sangat penting untuk memastikan keberlanjutan dan perkembangan usaha yang mereka jalankan. Dengan adanya pendampingan langsung dari mahasiswa, diharapkan petani di Desa Ngancar tidak hanya mampu meningkatkan pendapatan melalui produk olahan nanas, tetapi juga dapat mengelola UMKM mereka dengan lebih efisien dan berkelanjutan.
Meskipun pengembangan UMKM berbasis produk olahan nanas memiliki potensi besar, beberapa tantangan tetap menjadi hambatan dalam proses transformasi tersebut di Desa Ngancar. Salah satu kendala utama adalah keterbatasan modal untuk memulai usaha pengolahan produk nanas. Petani di desa ini sering kali kesulitan dalam memperoleh dana untuk membeli peralatan pengolahan atau mengembangkan usaha mereka lebih lanjut. Tanpa adanya modal yang cukup, mereka terhambat untuk melakukan diversifikasi produk ke pasar yang lebih luas. Selain itu, keterbatasan pengetahuan dalam mengelola bisnis, mulai dari perencanaan dan strategi usaha, teknik pemasaran yang efektif, hingga pengelolaan keuangan yang baik, menjadi tantangan besar. Kurangnya pemahaman dalam aspek-aspek tersebut dapat menyebabkan kesulitan dalam mengembangkan usaha, menarik pelanggan, serta menjaga stabilitas keuangan, yang pada akhirnya dapat menghambat kesuksesan bisnis yang dijalankan. [15].
Selain masalah modal dan keterbatasan pengetahuan, kurangnya akses pasar yang lebih luas juga menjadi tantangan besar bagi petani nanas di Desa Ngancar. Produk olahan yang mereka hasilkan sering kali hanya terbatas pada pasar lokal dengan harga yang rendah karena kurangnya promosi dan jaringan distribusi yang memadai. Petani juga sering kali bergantung pada pasar tradisional yang lebih terpengaruh oleh fluktuasi harga. Oleh karena itu, untuk mengatasi tantangan ini, diperlukan kolaborasi antara masyarakat desa, pemerintah daerah, dan lembaga pendidikan untuk menciptakan ekosistem usaha yang lebih baik. Pendampingan melalui sosialisasi UMKM dan dukungan infrastruktur yang lebih baik dapat membuka peluang bagi petani untuk meningkatkan kapasitas mereka dalam memasarkan produk olahan nanas, sehingga dapat mengatasi tantangan akses pasar dan mengoptimalkan potensi yang ada.
Selain itu, mahasiswa juga berperan dalam menginspirasi dan memotivasi masyarakat untuk lebih terbuka terhadap ide-ide baru dalam berwirausaha. Mereka berusaha mengubah pola pikir petani yang biasanya hanya bergantung pada penjualan nanas mentah menjadi lebih terbuka terhadap peluang usaha berbasis produk olahan. Program ini diharapkan tidak hanya membekali peserta dengan keterampilan praktis dalam mengolah nanas, tetapi juga meningkatkan pemahaman mereka tentang peluang besar yang dapat dimanfaatkan dari produk lokal. Dengan bantuan mahasiswa, petani diharapkan dapat mengembangkan olahan nanas ke pasar yang lebih luas, membuka peluang usaha baru, serta berkontribusi pada peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat Desa Ngancar.
VII. KESIMPULAN
Pengembangan UMKM yang berfokus pada olahan nanas di Desa Ngancar memiliki peluang besar untuk meningkatkan taraf hidup para petani serta mendorong pertumbuhan ekonomi desa secara menyeluruh. Meskipun tantangan seperti keterbatasan modal dan kurangnya pengetahuan tentang manajemen usaha menjadi hambatan, keberadaan mahasiswa KKNP UMSIDA sebagai fasilitator dan pendamping memberikan solusi yang signifikan. Melalui sosialisasi dan pelatihan yang berbasis pada pengalaman praktis, mahasiswa mampu mengedukasi petani untuk mengolah nanas menjadi produk bernilai tambah, yang pada gilirannya dapat memperluas pasar dan mengurangi ketergantungan pada fluktuasi harga pasar. Keberlanjutan usaha ini sangat bergantung pada dukungan kebijakan dari pemerintah, penyediaan akses permodalan yang lebih mudah, serta penguatan infrastruktur yang mendukung distribusi produk.
Dengan langkah-langkah yang tepat, seperti kolaborasi antara masyarakat desa, pemerintah daerah, dan lembaga pendidikan, serta penguatan kapasitas petani dalam aspek teknis maupun manajerial, diharapkan UMKM berbasis produk olahan nanas di Desa Ngancar dapat berkembang dengan lebih baik. Yang mana dapat berkontribusi dalam membuka peluang usaha baru yang dapat memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi lokal. Oleh karena itu, penting untuk terus mendukung dan memperkuat peran mahasiswa serta pemangku kepentingan lainnya dalam menciptakan ekosistem usaha yang berkelanjutan, sehingga Desa Ngancar dapat menjadi contoh sukses dalam pengembangan UMKM berbasis produk lokal yang berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.
References
- D. Marisa Putri, A. Ridha Udin, and M. Rasyid Ridha, “ANALISIS PERMASALAHAN DAN POTENSI DI DESA KOTABARU SEBERIDA,” LANDMARK : (Jurnal Pengabdian Masyarakat), vol. 2, no. 3, pp. 85–89, Oct. 2024, doi: 10.32520/LANDMARK.V2I3.3984.
- R. R. Rachmawati, E. Gunawan, P. Sosial, E. Dan, and K. Pertanian, “PERANAN PETANI MILENIAL MENDUKUNG EKSPOR HASIL PERTANIAN DI INDONESIA Role of Millennial Farmers in Supporting Indonesia’s Agricultural Product Export,” 2020.
- J. Epriyani et al., “Strategi Pemanfaatan Nanas Lokal Melalui Diversifikasi Sirup dalam Pemberdayaan UMKM di Desa Tanjung Baru,” Abdimas Universal, vol. 7, no. 1, pp. 46–52, Sep. 2025, doi: 10.36277/ABDIMASUNIVERSAL.V7I1.542.
- F. Prima Putra, A. Kusnawan, J. Manajemen Dakwah, F. Dakwah dan Komunikasi, and U. Sunan Gunung Djati, “Strategi Pemasaran Produk UMKM Melalui Sertifikasi Halal MUI,” 2021.
- A. Saefullah, I. As’ad, L. Maulidiana, A. Lidyawati, L. P. Lestari, and N. Nurasiah, “PENGOLAHAN BUAH NANAS UPAYA PEMBERDAYAAN USAHA KPH WARGA TRANS DI DESA SUNGAI BESAR KABUPATEN KETAPANG,” E-Amal: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, vol. 4, no. 2, pp. 241–258, Apr. 2024, doi: 10.47492/EAMAL.V4I2.3202.
- P. Tsabita, F. N. Syabitha, N. Hasanah, P. D. Putra, M. Veronika, and J. Alie, “PELATIHAN DAN SOSIALISASI PENGEMBANGAN INOVASI PRODUK KERIPIK SINGKONG SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN UMKM DI DESA PETANANG KECAMATAN LEMBAK PROVINSI SUMATERA SELATAN,” Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat, vol. 5, no. 4, pp. 7838–7845, Aug. 2024, doi: 10.31004/CDJ.V5I4.32474.
- R. Adnina et al., “Optimalisasi Peran Bumdes dalam Pemberdayaan Ekonomi Berkelanjutan Desa Haruyan Dayak Kecamatan Hantakan Kabupaten Hulu Sungai Tengah,” Hayak Bamara: Jurnal Pengabdian Masyarakat, vol. 2, no. 2, pp. 188–198, Nov. 2024, doi: 10.20527/hb.v2i2.423.
- E. Z. Zed, P. Purnamasari, D. Nugroho, and I. Nawangsih, “Pelatihan Pengembangan Produk Olahan Pangan Lokal Untuk Meningkatkan Daya Saing Di Pasar Kabupaten Bekasi,” SABAJAYA Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, vol. 2, no. 06, pp. 314–322, Nov. 2024, doi: 10.59561/SABAJAYA.V2I06.500.
- C. Yuwono, A. Afada, and S. Tanbihul Ghofilin Banjarnegara, “Pelatihan Berbasis Ekonomi UMKM Kue Lumpur di Dusun Gunung Putih,” Jurnal Pengabdian Masyarakat Al-Ghobi, vol. 2, no. 1, pp. 15–29, Jan. 2025, Accessed: Feb. 14, 2025. [Online]. Available: https://ejurnal.staitangho.ac.id/index.php/jpmag/article/view/46
- Sitti Marlina and A. Fatmayanti, “Sosialisasi Peningkatan Pendapatan Petani Melalui Inovasi Pengolahan Hasil Tani dan Digitalisasi Pemasaran,” Room of Civil Society Development, vol. 3, no. 6, pp. 247–259, Dec. 2024, doi: 10.59110/RCSD.440.
- R. Alexandro, T. Uda, and L. Lastaida Pane, “Analisis Pengembangan Ekonomi Kreatif Kuliner Khas Suku Dayak Kalimantan Tengah,” Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial, vol. 6, no. 1, pp. 11–25, Jun. 2020, doi: 10.23887/JIIS.V6I1.24749.
- P. Fadhillah and A. Yuniarti, “Pemberdayaan UMKM: Melihat Peluang Bisnis UMKM di Era Digital di Desa Ujunge Kecamatan Tanasitolo Kabupaten Wajo,” Jurnal Pengabdian Masyarakat dan Riset Pendidikan, vol. 2, no. 1, pp. 291–298, Sep. 2023, doi: 10.31004/JERKIN.V2I1.176.
- R. A. Faristania, M. Ansori, and C. B. Utami, “Analisis Peran Pegadaian Syariah Dalam Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Jepara,” Jurnal Ekonomi Syariah Pelita Bangsa, vol. 9, no. 02, pp. 255–268, Oct. 2024, doi: 10.37366/JESPB.V9I02.1793.
- P. Nurfathiyah, J. Marsal, and Tugiyo Aminoto, “Pengembangan Media Pemasaran (Website) Produk Pertanian di Desa Tangkit Baru Kecamatan Sungai Gelam Muaro Jambi,” Jurnal Karya Abdi Masyarakat, vol. 2, no. 2, pp. 112–123, Dec. 2018, doi: 10.22437/JKAM.V2I2.6088.
- E. Z. Zed, P. Purnamasari, D. Nugroho, and I. Nawangsih, “Pelatihan Pengembangan Produk Olahan Pangan Lokal Untuk Meningkatkan Daya Saing Di Pasar Kabupaten Bekasi,” SABAJAYA Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, vol. 2, no. 06, pp. 314–322, Nov. 2024, doi: 10.59561/SABAJAYA.V2I06.500.