Abstract

Education as a level of quality of human life both outwardly and mathematically, individually or socially in accordance with the foundation on a well-planned system so that it is followed by the application of an appropriate and correct curriculum. The desired educational goals are in accordance with the development of zaan. Therefore the success or failure of education depends on the curriculum used, although it is not very important on other aspects of education.
The role of curriculum courses in the education system is very important, then educational institutions must be able to implement a curriculum that is able to bring the actual educational conditions in forming intellectually, skillful and morally capable individuals who are able to demonstrate their existence as an educational institution that survives in any zama development that does not must release its original identity as an educational institution that consistently maintains old traditions.

PENDAHULUAN

Pendidikan adalah masalah utama setiap warga yang menginginkan kemajuan bangsa, karena pendidikan bukan sekedar menyebarkan kebudayaan dan mewariskan ilmu dari generasi ke generasi saja, akan tetapi diharapkan mampu mengubah dan mengembangkan pengetahuan. Pendidikan merupakan suatu upaya mewariskan nilai, yang akan menjadi penolong dan penuntun umat manusia yang bisa dilakukan sejak masih dalam kandungan (Mansur, 2007: 1). Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara keluarga, sekolah dan masyarakat. Untuk itu, harus ada sumber dan pedoman yang digunakan dalam proses pendidikan tersebut. Nabi Muhammad SAW telah menerapkan dan mengajarkan kepada para sahabatnya bahwa sumber ajaran Islam adalah Al-Quran dan As-Sunnah. Keduanya menjadi acuan untuk konstruksi kedepan sekaligus menjadi pembeda antara yang haq dan batil.

Pembelajaran yang maksimal akan bermuara pada keberhasilan pencapaian target belajar. Proses pembelajaran akan berjalan maksimal apabila ditunjang oleh motivasi belajar siswa dan kreatifitas pengajar. Pengajar yang memiliki kreatifitas tinggi akan selalau berusaha membuat proses pembelajaran menjadi menarik bagi siswana dengan menggunakan berbagai cara, salah satunya enggunaan media pembelajaran. Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan minat dan keinginan yang baru, motivasi dan rangsangan kegiatan belajar. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pengajaran akan sangat membantu efektifian proses pembalajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu, sehingga yang menjadi target dari pembelajaran dari pembelajaran bisa tercapai secara maksimal.

Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi baan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman untuk mengguakan aktivitas belajar mengajar. Kurikulum dipandang sebagai program pendidikan yang direncanakan dan dilaksanakan dalamm mencapai tujuan pendidikan yang memerlukan sebuah inovasi dan pengemangan. Karenanya kurikulum selalu bersifat dinamis, selalu berubah, menyesuaikan diri dengan kebutuhan mereka yang belajar. Hal ini dikarenakan masyarakat dan siapa saja yang belajar mengalami perubahan juga.

Pesantren merupakan sebuah lembaga pendidikan yang selalu berkembang. Menurut Zamakhsyari Dhofier pesantren merupakan kelangsungan dari proses dan dinamika yang telah ada sebelumnya, dan akan mengalami perubahan. Begitu juga yang akan terjadi pada system pendidikan yang ada dalam pesantren, akan terus berubah dan berkembang sesuai dengan perkembangan zaman.

METODE

Jenis penelitian ini adalah kualitatif yang ertujuan untuk memahami fenomena yang dialami oleh subyek penelitian. Berkenaan dengan perbuatan, pendapat, tindakan, dan motivasi terhadap suatu hal yang berhubungan dengan pembelajaran. Menggunakan metode yang dipelopori oleh Lexy J. Moloeng dengan penelitian yang mendalam. Pendeskrisiannya dengan kata-kata atau bahasa dan pendekatan secara alamiah.

Dalam pengumpulan data penelitian ini menggunakan susunan sebagai berikut:

Merupakan teknik pengumpulan data dengan cara melakukan interaksi komunikasi langsung yang dilakukan peneliti dengan informan atau narasumber. Melalui alur alamiah dengan ketersediaan oleh informan saling percaya. Pembicaraaan mengacu pada tujuan yang ini dicapai oleh peneliti.

Informan yang telah terpilih oleh peneliti adalah yang memiliki kemampuan dibidangnya serta memiliki tanggung jawab pada bidang tersebut. Alasan lainnya disebabkan orang-orang tersebut diyakini memiliki data yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.

Observasi adalah aktifitas pengumpulan data dengan melakukan pengamatan gejala, peristiwa, fenomena serta fakta empiris yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Instrument ini biasanya berbentuk catatan sehingga peneliti harus menyiapkan sebelum penelitian dilaksanakan.

Penulis menggunakan jenis observasi langsung dan terbuka. Maksudnya adalah peneliti hadir secara langsung di tempat yang akan diteliti dan kegiatan tersebut diketahui oleh subyek penelitian. Hal tersebut disebabkan beberapa narasumber sangat senang dengan bantuan solusi dari penelitian untuk mengembangkan dan memajukan pembelajaran di tempat penelitiaan.

Dalam mencari data tambahan atau sekunder pada penelitian. Data ini berisi fakta yang berasal dari pihak sekolah yang akan di teliti.

Data yang dicari oleh penulsi sebagai berikut:

  1. Latar belakang sekolah seperti sejarah sekolah, jumlah guru dan pelajar, profil sekolah mapunu data lain yang diperlukan.
  2. Dokumentasi kegatan beljar-mengajar, kurikulum yang diajarkan, dan metode pembelajaran seperti apa yang digunakan

Menganalisis data berarti peneliti harus melakukan klarifikasi terhadap datasa saat melakukan penelitian. Data harus di atur kedalam suatu pola atau kategori satuan uraian dasar. Selanjutnya, penulis harus menganalisis dengan mengurutkan data, mengelompokkan, mengkategorikan, dan terakhir menyusun satuannya.

Tahapan awal setelah peneliti mendapatkan data adalah melakukan pengumpulan data. Penelitian juga harus menuliskan data yang didapatkan dari lapangan, karena jumlahnya sangat banyak dan bervariasi.

Dilakukan dengan cara meringkas, merangkum, memilih, seleksi, menyederhanakan dan memfokuskan data-data yang didapatkan dari lapangan sesuai dengan apa yang kita butuhkan saja.

  1. Pengumpulan data
  2. Kondensasi atau pengembunan data
  3. Penyajian data

Penyajian data dalam penelitian kualitatif menggunakan teks yang bersifat naratif atau uraian singkat. Selanjutnya disarankan mendisplay data dengan menggunakan grafik, matriks, jaringan kerja dan pet ajika diperlukan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pondok pesantren terdiri dari dua kata, pondok dan pesantren. Kedua kata ini merujuk kepada arti yang sama yaitu lembaga pendidikan Islam tempat belajar santri. Walaupun sering digunakan terpisah, sebetulnya tidak ada perbedaan mendasar antara kedua kata tersebut. Pesantren berasal dari bahasa India “Shastri” yang berarti orang yang mengetahui buku-buku suci agama Hindu atau orang yang ahli dalam kitab-kitab suci. Istilah santri juga sering dikaitkan dengan kata “Sattiri” dalam bahasa Tamil yang artinya oraang yang tinggal dirumah miskin atau bangnan keagaam secara umum.

Sedangkan kata pondok berarti rumah atau tempat tinggal sederhana yang terbuat dari bambu. Selain itu kata pondok juga berasal dari bhasa Arab “Funduq” yang artinya hotel atau asrama. Di beberapa tempat kedua kata tersebut emmang sering digabungkan menjadi pondok pesantren. Namun di daerah Jawa Barat lebih sering digunakan kata pesantren saja, sedangkan di daerah Jawa Timur lebih sering digunakan kata pondok.

Menurut K.H. Imam Zarkasyi, pondok pesantren ialah lembaga pendidikan Islam dengan system asrama atau pondok, dimana kiyai sebagai figure sentralnya, masjid sebagai pusat kegiatan yang menjiwainya, dan pengajarannya sebagai kegiatan utamanya.

Pondok pesantren merupkan lembaga swasta yang tetap survive sampai sekarang, bukan hanya karena pondok pesantren berlandaskan Islam namun juga karena pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan asli Indonesia. Pondok pesantren tradisinonal cenderung statis dan tertutup dari dunia luar, hal ini sengajar dilakukan agar pesantren terbebas dari pengaruh oleh penjajah benar-benar terjadi, yaitu dikotomi pendidikan. Pendidikan umum yang diwakili oleh sekolah-sekolah colonial dan pendidikan agama dengan pesantren sebagai wakilnya.

Seiring berkembangnya zaman, dunia pesantren mulai membuka diri kepada dunia luar, walaupun tidak bisa dikatakan sepenuhnya, karena sebagian besar pesantren tetap mempertahankan ketradisionalnya, terutama pesantren salaf. Salah satu trobosan yang dilakukan pesantren agar tetap langgeng ialah dengan mendirikan madrasah setingkat SLTP dan SLTA (MTS dan MA). Bahkan beberapa diantaranya sampai dinegerikan.

Bagaimanapun keadaan sebuah pesantren (salaf ataupun modern), sebagai sebuah lembaga pendidikan tidak terlepas dari komponen sistematik pendidikan, termasuk didalamnya kurikulum. Oleh karena, itu walaupun pondok pesantren berlandasakan Islam namun tetap mempunyai kurikulum.

Dalam dunia pendidikan kurikulum termask kedalam alat pendidikan, sedangkan alat pendidikan merupakan salah satu komponen dari lima komponen pendidikan. Komponen pendidikan meliputi tujua pendidikan, guru, anak didik, miliu pendidikan dan alat pndidikan. Kelima komponen pendidikan ini merupakan komponen yang lainnya saling terkait satu sama lain, sehingga apabila salah satu komponen berubah maka komponen yang lain pun ikut berubah.

Sebagai contoh, apabila tujuan pendidikan berubah maka komponen lain pun akan berubah. seperti guru atau pengajar, tentu akan disesuaikan dengan tujuan yang akan tercapai, begitu pula dengan anak didik, miliuserta alat pendidikan, dimana keterkaitan antara satu komponen dengan komponen yang lain begitu erat.

Kurikulum merupakan salah satu asas penting dalam pelaksanaan proses belajar mengajar, apabila asas ini baik dan kuat dapat dipastikan proses belajar mengajar pun akan berjalan lancar. Sehingga tujuan pendidikan pun akan tercapai. Begitu pula sebaliknya, apabila kurikulum yang dipakai kurang baik aka dapat dipastikan proses belajar mengajar pun tidak akan berjalan lancer, sehingga tujuan belajar tidak akan tercapai.

Gagasan melatar belakangi pembentukan pondok modern adalah kesadaran bahwa perlu dilakukan modernisasi system dan kelembagaan pendidikan modern Belanda, melainkan dengan modernisasi system dan kelembagaan Islam indigenous yaitu pesantren. Didirikan pada hari Senin, 12 Rabiul Awwal 1345/20 September 1926 oleh tiga bersaudara yang dikenal dengan sebutan “Trimurti”, mereka adalah K.H Ahmad Sahal, K.H. Zainuddin Fannani, dan K.H. Imam Zarkasyi. Pondok modern darusslam Gontor telah memulai proses belajar mengajar sejak tahun 1926.

Berbeda dengan pesantren-pesantren lain yang getol mendirikan madrasah sebagai antisipasi globalisasi, Pondok Moder Darussalam Gontor tidak lantas latah mendirikan madrasah. Justru KMI (Kulliyatul Mualimin Al-Islamiyyah) lah yang dipilih trimurti sebagai jenjang sekaligus peopor pendidikan modern dengan system klasikal. Memang pada waktu itu jelas mengundang kontroversi baik di kalangan pesantren sendiri maupun di tingkat pemerintah. Namun ternyata KMI Gontor tetap eksis dan bahkan mampu bersaing dengan pendidikan setingkatnya.

Sebagai sebuah lembaga pendidikan, Pondok Modern Darussalam Gontor tentu mempunyai kurikulum, namun kurikulum Pondok Modern Darusslam Gontor tidak mengikuti kurikulum pemerintah yang berlaku, bahkan yang lebih mencengankan lagi, sejak berdirinya Pondok Moder Darusslam Gontor tidak pernah mengikuti Ujian Nasional.

Bagi Pondok Modern Darussalam Gontor kurikulum tidak terbatas kegiatan di dalam kelas, namun semua kehidupan santri selama 24 jam itulah kurikulum. Tidak berlebhan apabila Pondok Modern Darusslam Gontor berpendapat seperti itu, karena system asrama di masa santri selalu berada di asrama selama 24 jam hal itu sangat memungkinkan.

Dengan begitu, Pondok Modern Darusslam Gontor secara otomatis telah mengabungkan tris pusat pendidikan, keluarga, masyarakat, dan sekolah. Satu sisi jelas pesantren adalah sekolah yang mengajarkan berbagai ilmu pengetahuan, umum maupun agama. Namun di sisi lain Pondok Modern Darusslam Gontor juga merupakan minitatur masyarakat dan keluarga. Lihatlah betapa kehidupan di pesantren begitu mencerminkan kemajemukan bangsa Indonesia. Dengan fenomena seperti ini sangat memungkinkan bagi Pondok Modern Darussalam Gontor untuk mentransformasikan ilmu, nilai, akhlak dan moral kepada santri secara maksimal. Dapat dibandingkan dengan sekolah lain (SLTP dan SLTA) yang hanya dapat mengawasi siswanya selama disekolah.

Sebagai lembaga pendidikan yang mengutamakan pembentukan mental karakter anak didiknya, Pondok Modern Darussalam Gontor menerapkan system pendidikan yang integrative, komprehensif dan mandiri. Integrative maksudnya adalah keterpaduan antara intra, ekstra maupun ko-kurikuler dalam satu kesatuan. Sehingga mampu secara konsisten memadukan Tri usat pendidikan-pendidikan keluarga, sekolah dan masyarakata dalam satu program. Memadukan antara keunggulan system pendidikan dan Pesantren dan system pengajaran madrasah dalam satu paket. Mengintergrasikan antara iman, ilmu dan mal, juga antara teori dan praktek dalam satu kesatuan.

Karena menerapkan system wajib tinggal di asrama, ketiga analisir pendidikan itu berada dalam satu lingkungan yang sama. Di dalam pesantren ada sekolah sebagai penyelenggaraan pendidikan foral, asrama yang berperan sebagai unsur keluarga tempat berlangsungnya pendidikan nonformal, dan ada masyarakat pesantren yang dapat mewujudkan pendidikan informal. Pendidikan di ketiga pusat ini telah dirancang dengan baik, saling terkait, saling mendukung dan saling melengkapi untuk mencapai tujuan pendidikan yang dikehendaki.

Pada masa itu pesantren ditempatkan di luar garis modernsasi, para santri pesantren oleh masyarakat dianggap pintar soal agama tetapi buta akan pengetahuan umum. Trimurti kemudian menerapkan format baru dan mendirikan Pondok Modern Darussalam Gontor agar bertahan sebagian tradisi pesantren salaf dan mengubah metode pengajaran pesantren yang menggunakan system watonan (massal) dan sorogan (individu) diganti dengan system klasik seperti sekolah umum.

System yang ada di Pondok Modern Darussalam Gontor yakni KMI (Kulliyatul Mua’allimin Al-Islamiyyah, yang juga mengintegrasikan antara ketiga bidang kurikulum, intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler. Sebagaimana integrase ketiiga pusat pendidikan seperti diatas, ketiga bidang kurikulum ini juga menyatu, membentuk satu kesatuan yang padu, saling mendukung dan saling melengkapi untuk mencapai tujuan yang sama.

Dalam system ini, ilmu-ilmu yang diajarkan tidah hanya terbatas pada ilmu agama, tetapi juga mencakup ilmu umum. Kedua bidang ilmu ini diintegrasikan sehingga membentuk bangunan keilmuan yang utuh dan tidak dikotomis. Sebagai konsekuensinya, kedua disiplin ilmu mendapatkan perhatian yang seimbang.

Berkenaan dengan integrase antara iman, ilmu dana mal, maka hal ini menjadi ciri khas pendidikan di lingkungan pesantren. Iman menjadi pondasi dari segala gerak yang kemudian mendorong seseorang untuk menjadikan ilmu sebagai dasar landasan bagi amal dan bahkan juga bagi iman itu sendiri.

Sedangkan komprehensif maksudnya adalah bersifat menyeluruh dan komplit, mengasah semua potensikemanusiaan (intelektualitas, spiritualitas, mentalitas, serta fisik) menuju kesempurnaan. Dalam kurikulum pengajaran, menekankan pada keseimbangan antara ilmu agama dan umum, memcakup semua imu yang bersifat metodologis maupun yang bersikap material, dan tidak mengenal system dikotomi ilmu pengetahuan.

Pendidikan, dalam system ini tidak hanya bertumpu pada ranah kognitif, tetapu juga memberikan perhatian penuh pada ranah afektif dan psikomotorik. Begitu juga komprehensifnya system ini terlihat dari bidang pendidikan yang diselenggarakannya yang mencakup semua dimensi pengembangan pribadi anak didik, yaitu spiritual, moral, inteletual, social dan fisik.

Mandiri maksudnya sebagai lembaga pendidikan Pondok Modern Darussalam Gontor bersifat mandiri, demikian pula dalam organisasi, pendanaan, system, kurikulum, hingga manusa-manusianya semuanya mandiri. Secara kelembagaan system ini mandiri dan tidak berada di bawah atau terikat dengan lembaga apapun baik swasta maupun negeri. Seluruh santri dan guru dilatih untuk mengatur tata kehidupan Pondok secaara menyeluruh tanpa melibatkan orang lain. Hal ini juga menjadi sarana pendidikan yang efektif bagi santri dan guru.

Kemandirian ini juga dalam merekrut, membina, dan mengelola sumber daya manusia, system ini juga tidak terikat dengan apapun di luarnya. Kemandirian itu juga dalam hala pendanaan dalam menunjang berjalannya pendidikan. Dalam system ini, pendanaan digali dari sumber-sumber sendiri atau sumber manapun yang halal dan tidak mengikat.

Sasaran utama dalam pendidikan Pondok Modern Darussalam Gontor adalah keteladanan, pembelajaran, penugasan dengan berbagai macam kegiatan, pembiasaan dan pelatihan, sehingga terciptalah miliu yang kondusif, karena seluruh santri tinggal di dalam asrama dengan disiplin yang tinggi. Setiap kegiatan dikawal dengan rapat, disertai dengan pemahaman terhadap manfaat, sasarann dan latar belakang filosofinya. Dengan demikian seluruh dinamika aktivitas tersebut dapat berjalan dengan baik dan memberikan hasil optimal.

Kurikulum Pondok Modern Darussalam Gontor bersifat aksademik, yang dibagi menjadi beberapa bidang studi. Yakni, pertama, Bahasa Arab yang meliputi Al-Imla, Al-Insya, Tamrin Al-Lughoh, Al-Mutholla’ah, Al-Nahwu, Al-Sharf, Al-Balaghoh, Tarikh Al-Adab, dan Ak-Khatt Al-Arabi, yang mana semuanya itu disampaikan dengan menggunakan Bahasa Arab. Kedua, Diratsah Islamiyah yang meliputi, Al-Quran, At-Tajwid, Al-Tauhid, Al-Tafsir, Al-Hadits, musthalah Al-Hadist, Al-Fiqh, Ushul Al-Fiqh, Al-Faraid, Tarikh Al-Islam. Ketiga Bahasa Inggris yang meliputiReading and Comprehension, Grammer, Composition, nd Dictation. Keempat Ilmu Pasti mencakup Berhitung dan Matematika, kelima Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).

Yang menonjol dari hal kurikulum ini adalah sepperti pemahaman pendiri Pondok Modern Darussalam Gontor (K.H. Imam Zarkasyi) terhadap konsep ilmu. Ia menangkap bahwa Islam tidak memisahkan pengetahuan agam dan pengetahuan umum. Maka dalam menggambarkan porsi materi pelajaran dalam kurikulum pesantren modern yang diterapkan (KMI), ia menyataka 100% agam dan 100% umum. Ini berarti bahwa ilmu pengetahuan umum itu sebenarnya adalah bagian dari ilmu pengetahuan agama, dan sama pentingnya, latar belakang pemikirannya ini berangkat dari kenyataan bahwa sebab terpenting kemunduran umat Islam adalah kurangnya ilmu pengetahuan umum pada diri mereka.

Tidak banyak lembaga pendidika yang menerapkan kurikulum seperti yang disebutkan di atas. Hal tersebut disebabkan oleh maraknya pendidikan yang hanya mengambil setengah kurikulum agama dan setengah kurikulum umum kemudian diterapkan dalam sekolah-sekolah yang pada akhirnya dapat menimbulkan disintegrasi pendidikan.

Adapaun pandangan pendidikan dalam lembaga lain seperti kebanyakan diterapkan pada saat ini adalah:

  1. Madrasah dengan 70% kurikulum pesantren + 30% sekolah umum.
  2. Seklah Islam dengan 30% kurikulum pesantren + 70% kurikulum sekolah umum

Strategi kurikulum dalam system pendidikan pesantren meliputi kajian dalam kaidah-kaidah, langkah-langkah, evaluasi, dan supervise dalam pengajaran. Pertama, metode adalah cara yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan pelajaran seperti, metode ceramah, latihan, tanya jawab, penugasan, dan praktek. Sebagaimana falsafah Pondok Modern Darussalam Gontor: “al-kalimah al-wahidah fi alfi jumlah khoirun min alfi kalimah fi jumlatin wahidah” yang artinya “mengetahui satu kata dan mampu meletakkan dalam seribu kalimat sempurna, lebih baik daripada mengetahui seribu kata, tetapi hanya dapat meletakkannya masing-masing dalam satu kalimat sempurna”. Kedua, kaidah pembelajaran kurikulum yang mana dalam memberi materi harus dimulai dari materi yang mudah dan sederhana. Ketiga, langkah-langkah mengajar yang meliputi langkah-langkah sebelum dan sedang mengajar. Keempat, evaluasi, evaluasi digunakan sebagai sarana perbaikan dan koreksi untuk yang lebih baik.

Istilah pondok disebut juga dengan asrama. Dalam bahasa arab disebut Funduq atau penginapan. Dalam pondok pesantren ada penerapan system full day school yang berarti “segala apa yang dilihat, didengar, dan diperhatikan santri di pondok merupakan aktifitas pendidikan”. Selain itu penerapan jiwa keikhlasan, uswatun hasanah, serta disiplin ilmu menjadi kunci dari semua kegiatan di esantren. Adapun aktifitas-aktifitas dalam pesantren modern dapat dirincikan sebagai berikut:

NO JAM KEGIATAN
1 04.00-05.30 - Bangun Tidur- Shalat Subuh Berjamaah- Membaca Al-QuranPenambahan kosat kata bahasa arab maupun inggris
2 05.30-06..00 - Olahraga- Mandi- kursus-kursus bahasa, kesenian, keterampilan dll
3 06.00-06.45 - Makan Pagi- Persiapan masuk kelas
4 07..00-12.30 - Masuk kelas pagi
5 12.30-14.00 - Keluar kelas- Shalat Dhuhur Berjamaah- Makan siang- Persiapan masuk kelas sore
6 14.00-15.00 - Masuk kelas sore
7 15.00-15.45 - Shalat Ashar berjamaah- Membaca Al-Quran
8 15.45-16-15 - Aktifitas bebas
9 16.45-17.15 - Mandi dan persipan ke masjid untuk jamaah Magrib
10 17.15-18.30 - Shalat Magrib berjamaah- Membaca Al-Quran
11 18.30-19.30 - Makan malam
12 19.30-20.00 - Shalat Isya berjamaah
13 20.00-22.00 - Belajar malam bersama
14 22.00-04.00 - Istirahat dan tidur
Table 1.Aktifitas-aktifitas dalam pesantren modern

Dari table 1 di atas dijelaskan dalam kegiatan belajar mengajar di Pondok Moder Darussalam Gontor, yang mana jadwal masuk kelas dimulai hari Sabtu sampai Kamis, setiap jam pelajaran terhitung selama 45 menit, untuk libur di setiap minggu jatuh pada hari Jumat. Dari semua kegiatan santri yang sudah dipaparkan diatas, para santri dilatih akhlak serta mental dalam satu hari, satu minggu, satu bulan, dan satu tahun.

Dari paparan di atas dapat dianbil kesimpulan bahwasanya terdapat tiga hal yang menjadikan Pondok Modern Darussalam Gontor tetap istiqomah dan konsisten. Aspek pertama, yaitu nilai, system dan materi pendidikan pondok pesantren. Nilai-nilai pondok terletak pada jiwa pondok itu sendiri sehingga dapat mencerminkan hakikat pondok tersebut. Aspek kedua adalah system asrama yang penuh dengan disiplin. System asrama ini mendukung terciptanya keterpaduan tripusat pendidikan: pendidikan sekolah atau formal, pendidikan keluarga atau informal, dan pendidikan masyarakat atau nonformal. Aspek ketiga adalah materi, materi yang ada dalam Pondok Modern Darusalam Gontor adalah mempresentasikan kurikulum yang ada yaitu kurikulum yang merupakan perpaduan antara ilmu agama dan kawniyah. Jadi dalam pesantren telah terjadi intregasi ilmu. Disamping tu adanya hidden curriculum yang diterapkan oleh masing-masing santri juga dapat menunjang mutu pendidikan mereka.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua ustadz-ustadz yang mengabdi dan mengajr di Pondok Modern Darussalam Gontor. Kepada staff KMI (Kulliyatul Muallmin Al-Islamiyyah) yang membantu dalam pemahaman akan system pebelajaran di Pondok Modern Darussalam Gontor. Kepasa staff Pengasuhan Santri yang membantu dalam pemahaman kegiatan santri diluar kelas. Dan beberapa ustadz walikelas yang memberikan beberapa informasi akan peserta didiknya kegiatan kegiatan belajr mengajar .

References

  1. Dhofier Zamakhsyari, Tradisi Pesantren : Studi Tentang Pandangan Hidup Kyai, (Jakarta : LP3ES, 1982)
  2. Tim Penyusun Departemen Agama RI, Sejarah Perkembangan Madrasah, (Jakarta: Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, 1999), Hal. 95
  3. Zarkasyi Imam, Pekan Perkenalan Khutbatul Arys Pondok Modern Darussalam Gontor, (Gontor Darussalam Press, Tanpa Tahun), Hal. 15
  4. Madjid Dr. Nurcholis, Bilik-Bilik Pesantren: Sebuah Potret Perjalanan, (Jakarta: Paramadina, 1997), Hal. 3
  5. Ulum Miftahul, Paradigma Baru Pendidikan Nasional: Dasar Pengembangan Kurikulum SEISKO. Makalah Disampaikan dalam Seminar Tentang KTSP di ISID, Senin, 21 Mei 2017
  6. Abdul Aziz Sholih, At-Tarbiyah Wa Turuqu At-Tadris, (Mesir: Darul Ma’arif, 1971)
  7. Syukri Zarkasyi Abdullah, Gontor dan Pembahasan Pendidikan Pesantren, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2005)
  8. Feisal Jusuff Amir, Reorientasi Pendidikan Islam, (Jakarta: Gema Insani Press, 1995)
  9. Fakultas Tarbiyah, At-Ta’dib, Jurnal Kependidikan Islam, Vol. 3 No. 2, Gontor Sya’ban 1428
  10. Tafsir,Ahmad Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007)