Abstract

Educators determine the success of an education because they are as central figure in learning. Educators who have good pedagogical competence will be able to understand what is needed and desired by students in the learning process. Therefore, educators are required to improve the quality and the performance of education. This study aims to determine the effect of pedagogical competence on teacher performance, the effect of work motivation on teacher performance, and the influence of pedagogical competence and work motivation on teaher performance in Muhammadiyah Junior High School 4 Gempol. This type of research is quatitative research methods. In this study the data collection techniques used are, interview techniques and documentation techniques. The results of this study are that if educators have good pedagogical competence and high work motivation, then the performance of educators will be optimized in a comprehensive manner and more quickly achieved in improving the quality of education. And vice versa, if educators do not have poor pedagogical competence and low work motivatoin, the teacher's performance is said to be poor or not qualified.

PENDAHULUAN

Pendidik merupakan komponen paling menentukan dalam sistem pendidikan secara keseluruhan, yang harus mendapatkan perhatian sentral. Sosok yang satu ini menjadi figur idola, panutan, dan tauladan bagi para peserta didiknya. Oleh karena itu, seorang pendidik diharapkan mampu menentukan keberhasilan peserta didik dalam proses belajar mengajar, menguasai bidang ilmu yang diajarkan dengan baik, dan mendalam serta memilik kompetensi pedagogik yang dapat membekalinya menjadi pendidik yang berkualitas. Dalam proses belajar mengajar penggunaan media belajar masi belum maksimal dikarenakan pendidik tidak bisa menggunakan teknologi

Pendidik sangat menentukan keberhasilan suatu pendidikan karena sebagai figur sentral dalam pembelajaran. Meskipun paradigma saat ini peserta didik sebagai sentral, bukan berarti tugas dan peran pendidik berkurang. Pendidik tetap menentukan keberhasilan peserta didik dalam hal proses pembelajaran karena kreativitas seorang pendidik sangat diperlukan untuk mentransfer ilmu pengetahuan dan menggali potensi peserta didik. Pendidik juga dituntut untuk meningkatkan kualitas dan kinerjanya agar dapat memberikan kontribusi pada peningkatan kualitas pendidikan (Salirawati, 2013:3). Dalam penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran pendidik masi banyak yang tidak membuat RPP sehingga saat proses belajar mengajar berlangsung pendidik kurang terarah, sedangkan pendidik harus mampu mendesain interaksi yang harmonis antar komponen sistem pembelajaran sehingga pembelajaran berlangsung dalam suasana fun dan menyenangkan.

Pendidik sebagai pelaksana kurikulum di sekolah berperan untuk membentuk karakter peserta didik sebagai pembelajaran yang baik, memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk beradaptasi dengan segala perubahan yang ada, serta memeiliki sikap kebangasaan yang baik. Maka dari itu, pendidik diharapkan mampu mengorientasikan proses pembelajaran dalam bentuk rencana pembelajaran dengan mempertimbangkan potensi peserta didik, kondisi lingkungan sekolah, kearifan lokal, dan kompetensi masa depan peserta didik. Pendidik yang memiliki kompetensi pedagogik yang baik akan mampu memahami apa yang dibutuhkan dan diinginkan peserta didik dalam proses pembelajaran. Mulai dari materi yang akan disampaikan dan penyampaian materi kepada peserta didiknya. Selain itu, pendidik juga harus memiliki berbagai variasi mengajar dan menghargai masukan dari peserta didiknya. Selain itu, pendidik harus memiliki banyak variasi mengajar dan menghargai masukan dari peserta didiknya (Flutter, 2004:78).

Menurut UU RI No. 14 tahun 2005, kompetensi pedagogik merupakan kemampuan yang berkaitan dengan pemahaman peserta didik dan pengelola pembelajaran yang mendidik dan dialogis. Secara subtansi, kompetensi ini mencakup kemampuan pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasil hasil belajar, serta pengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasi berbagai potensi yang dimilikinya. Berdasarkan definisi tersebut, maka aspek-aspek yang termasuk dalam kompetensi pedagogik, sebagai berikut :

Pendidik berhadapan dengan peserta didik yang memiliki karakter berbeda-beda, maka pendidik harus mengenal karakter dari setiap peserta didika agar pengelolaan kelas menjadi terkendali dan lingkungan belajar yang kondusif dapat tercipta. Selain itu, pengusaan terhadap karakter peserta setiap didik dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pendidik ketika akan menerapkan suatu strategi pembelajaran, yang berhuhungan dengan metode dan media pembelajaran yang akan digunakan.

Banyak teori belajar yang dapat digunakan sebagai dasar dalam melaksanakan pembelajaran di kelas, namun pendidik harus mampu memilih dan mengombinasikan ketika ingin mengacu. Agar tidak kaku ketika pembelajaran maka pendidik harus menyesuaikan serta dimodifikasi sesuai dengan keadaan peserta didik dan kondisi kelas.

Prinsip pembelajaran yang mendidik adalah layaknya orang tua memberi kasih sayang kepada anak-anaknya. Dengan artian, pendidik memberikan semua yang dibutuhkan peserta didik, baik materi pembelajaran, perhatian, keteladanan, karakter, yang terpuji, maupun bimbingan atas kessulitan yang dihadapi peserta didiknya tanpa meminta balasan apa pun.

Pengembangan kurikulum tidak hanya peningkatan segi materi pembelajaran, tetapi aspek pendukung lain juga harus diperhatikan, seperti media pembelajaran, metode yang mutakhir, serta berbagai kecanggihan teknologi yang dapat menunjang kelancaran dan kebrhasilan pembelajaran.

Pendidik mampu memberikan kesempatan pada peserta didik untuk menggunakan logika berpikir dan penalarannya dalam memcahkan masalah yang kompleks. Mendidik peserta didik cerdas intelektualnya serta berkualitas akhlaknya.

Pendidik menfasilitasi pengembangan potensi peserta didik dalam mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki. Setiap peserta didik memiliki potensi yang berbeda-beda dan pendidik wajib untuk menampilkan potensi tersebut.

Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik menjadi sorotan, karena selama ini komunikasi pendidik kepada peserta didiknya masih kurang. Disebabkan oleh kesalahan persepsi bahwa peserta didik membutuhkan pendidik, bukan pendidik membutuhkan peserta didik. Sekolah harus membentuk komunitas belajar yang aman bagi peserta didik untuk dapat berinteraksi dengan pendidik (Sahlberg, 2011:284).

Pikiran yang jernih, mood yang baik, serta kepiawaian merangkai kalimat merupakan modal utama seorang pendidik dapat berbicara lancar dan berhasil di depan peserta didik. Selain itu, juga diperlukan kecerdasan berpikir dan kecekatan menalar agar dapat memberikan argumen-argumen jitu serta menyakinkan peserta didik.

Menurut Onong Uchjana Effendy (2007:53), seni bicara bertujuan utama agar bisa menarik perhatian dan membujuk orang lain. Oleh karena itu, menjadi pendidik yang handal, sukses, dan disukai peserta didik, pendidik harus menguasai cara berkomunikasi yang baik agar peserta didik tertarik dan terbujuk untuk mengikuti pembelajaran.

  1. Menguasai karakter peserta didik.
  2. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik.
  3. Memiliki kemampuan untuk mengembangkan kurikulum.
  4. Menerapkan kegiatan pembelajaran yang mendidik.
  5. Menfasilitasi aktualisasi potensi setiap peserta didik.
  6. Melakukan komunikasi edukatif dengan peserta didik.
  7. Melakukan penilaian dan evaluasi

Penilaian hasil belajar merupakan cara menginterprestasikan skor yang diperoleh dari pengukuran dengan mengubahnya menjadi nilai dengan prosedur tertentu dan menggunakannya untuk mengambil keputusan.

Sebagai tenaga profesional kependidikan pendidik memiliki motivasi kerja yang berbeda antara pendidik satu dengan pendidik lainnya. Hal ini yang mengakibatkan adanya perbedaan kinerja pendidik dalam meningkatkan mutu pendidikan. Motivasi kerja pendidik merupakan faktor penting dalam peningkatan kinerja pendidik karena sebagai pendorong utama setiap pendidik untuk melakukan tugas pofesinya sesuai ketentuan yang berlaku. Secara teoritis ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap kinerja seseorang, diantaranya adalah : latihan dan pengalaman kerja, pendidikan, sikap individu, kondisi fisik tempat kerja, kompetensi, dan motivasi kerja. Berkaitan dengan kinerja pendidik, kompetensi pedagogik dan motivasi kerja memiliki peran yang sangat penting terhadap tinggi rendahnya kinerja pendidik dalam mengajar. Bila motivasi kerja pendidik tinggi maka kinerja mengajar pendidik juga tinggi. Dan sebaliknya, bila motivasi kerja pendidik rendah maka kinerja mengajar pendidik juga rendah, hal ini dapat dilihat dari semangat pendidik memberikan pembelajaran. Motivasi adalah suatu keadaan yang membuat motif bergerak sesuai dengan kebutuhan yang dimiliki oleh masing-masing individu (Marno dan Supriyatno, 2013:22). Hubungan antara motivasi dengan kinerja adalah apabila kinerja atau performance seseorang rendah maka ini dapat dari hasil motivasi yang rendah, atau kemampuan tidak baik. Atau hasil kedua komponen yang rendah (Usman, 2006:233-234). Terdapat berpedaan cara pandang para ahli tentang kinerja akan tetapi pada dasarnya pendapatnya sama. Menurut Haryono, mengatakan bahwa kinerja adalah prestasi kerja, hasil kerja atau unjuk kerja (Raharja, 2004:63). Kinerja pada dasarnya adalah hasil perkalian antara kemampuan dan motivasi (Hoy dan Miskel, 1978:248). Dapat disimpulkan bahwa terdapat kaitan yang erat dan saling mempengaruhi antara motivasi dengan kinerja yang dihasilkan.

Penelitian ini khusus meneliti tentang kompetensi pedagogik pada pendidik SMP Muhammadiyah 4 Gempol. Sebagian besar pendidik SMP Muhammadiyah 4 Gempol berlatar belakang tidak sesuai antara kualifikasi akademik dan SK pembagian tugas pendidik dalam proses belajar mengajar, kurangannya tenaga kependidikan dalam mengelolah sarana prasarana sehingga dibebankan ke pendidik untuk mengelolahnya dan peran kepala sekolah dalam mensupervisi pendidik kurang optimal. Sedangkan solusi yang ditawarkan peneliti mengenai permasalahan diatas, adalah sebagai berikut : sekolah harus mensinkronkan antara kualifikasi akademik pendidik dengan SK pembagian tugas pendidik dalam proses belajar mengajar, sekolah harus menambah jumlah tenaga kependidikan agar tidak dibebankan pada pendidik sehingga pendidik terfokus pada peserta didik dan kegiatan belajar mengajar lebih teroptimalkan dan peran kepala sekolah dalam melakukan supervisi harus ada follow up untuk perbaikan proses pembelajaran kedepannya.

Adapun tujuan penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

  1. Untuk mengetahui pengaruh kompetensi pedagogik terhadap kinerja pendidik di SMP Muhammadiyah 4 Gempol.
  2. Untuk mengetahui pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja pendidik di SMP Muhammadiyah 4 Gempol.
  3. Untuk mengetahui pengaruh kompetensi pedagogik dan motivasi kerja terhadap kinerja pendidik di SMP Muhammadiyah 4 Gempol.

METODE

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat menemukan keterangan mengenai apa yang ingin kita ketahui. Dengan menggunakan metode penelitian survei. Penelitian survei bersifat explanatory, yaitu penelitian yang harus dilakukan penjelasan atas hubungan, pengaruh, atau adanya hubungan kausal dan sebab akibat (Darmawan, 2019:69). Penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu, variabel independen atau bisa disebut variabel bebas dan variabel dependen atau bisa disebut variabel terikat. Yang termasuk variabel independen adalah kompetensi pedagogik dan motivasi kerja, sedangkan variabel dependen adalah kinerja pendidik. Dengan jenis data, data kuantitatif. Data kuantitatif disini berupa rangkuman catatan wawancara dan dokumentasi yang berupa pendapat atau persepsi dari pendidik SMP Muhammadiyah 4 Gempol.

Sumber data dalam penelitian ada dua macam, yaitu data primer dan data sekunder. data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari narasumber atau responden. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari dokumen atau publikasi atau laporan penelitian dari dians atau instansi maupun sumber data lainnya yang menunjang (Darmawan, 2019:13). Sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu, teknik wawancara, teknik dokumentasi, dan teknik observasi. Adapun uraian masing-masing teknik tersebut sebagai berikut :

Teknik wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 1989:148). Dengan wawancara peneliti dapat mengkontruksi pemikiran, persepsi, kepedulian, pengalaman, serta opini mendalam tentang masalah penelitian. Dengan demikian, peneliti agar dapat melakukan reduksi dan analisis berdasarkan data yang didapatkan.

Teknik dokumentasi adalah kumpulan fakta dan data yang tersimpan dalam bentuk teks atau artefak (Musfiqon, 2012:240). Dokumentasi digunakan untuk melengkapi data penelitian sekaligus cross check data wawancara yang sudah dilakukan oleh peneliti. Dalam penelitian ini dokumentasi digunakan untuk menggali data yang difokuskan pada data langkah kongkrit ijasah pendidik dan SK pembagian tugas pendidik dalam proses belajar mengajar di SMP Muhammadiyah 4 Gempol.

Teknik observasi adalah kegiatan pengumpulkan data melalui pengamatan atas gejala, fenomena dan fakta empiris yang terkait dengan masalah peneliti. Kegiatan observasi meliputi, melakukan pencatatan secara sistematika kejadian-kejadian, prilaku, obyek-obyek yang dilihat dan hal-hal lain yang dipergunakan dalam mendukung penelitian yang sedang dilakukan. Pada tahap ini observasi dilakukan secara umum, peneliti mengumpulkan data atau informasi sebanyak mungkin. Tujuan dari pengumpulan data dengan observasi ini biasanya untuk membuat deskripsi atas prilaku atau frekuensi atas suatu kejadian (Yusuf, 2012:158).

Berdasarkan jenis data yang diperoleh pada penelitian ini, maka teknik yang digunakan adalah analisis data statistik. Hipotesis merupakan pertanyaan yang masi harus diuji kebenaranya secara empirik (Iskandar, 2008: 56).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian yang dilakukan oleh Maryam, dengan judul "Pengaruh Kompetensi Pedagogik dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Mengajar pada Dosen Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah (FUAD) di IAIN Bengkulu" dengan hasil penelitiannya adalah kompetensi pedagogik tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja dosen, sementara motivasi kerja berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja dosen (Manhaj, Vol.4 NO.3, September-Desember 2016).

Penelitian yang dilakukan oleh Eka Harjanto, dengan judul "Pengaraguh Motivasi Berprestasi dan Kompetensi Pedagogik terhadap Kinerja Mengajar Guru" dengan hasil penelitiannya adalah variabel motivasi kerja memiliki pengaruh terhadap kinerja mengajar guru. Terdapat hubungan yang signifikan antara variabel kompetengusi pedagogik guru dengan kinerja mengajar guru, motivasi kerja guru dengan kompetensi pedagogik guru secara bersama-sama berkolerasi terhadap kinerja mengajar mengajar guru (Manajemen Pendidikan, Vol. 24, No. 5, Maret 2015).

Penelitian yang dilakukan oleh Siti Bariroh, dengan judul "Pengaruh Kompetensi Pedagogik dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Dosen Akademi Analisis Kesehatan Delima Husada Gresik" dengan hasil penelitiannya adalah kompetensi pedagogik dan motivasi kerja berpengaruh terhadap pembentukan masing-masing variabel. Semakin tinggi kompetensi pedagogik maka kinerja dosen juga akan semakin meninngkat. Semakin tinggi motivasi kerja maka kinerja dosen juga akan semakin meningkat. Tingginya kompetensi pedagogik dan motivasi kerja berdampak nyata terhadap kinerja dosen (Jendela Pendidikan, Jurnal Ilmiah Keguruan dan Ilmu Pendidikan).

Penetilian yang dilakukan oleh Heriswanto salah satu dosen Universitas Lakidende, dengan judul "Pengaruh kompetensi Guru terhadap kinerja guru SMP Negeri 1 Lambuya Kab. Konawe melalui Motivasi Kerja sebagai Variabel Intervening" dengan hasil penelitiannya adalah kompetensi guru yang tinggi dapat memberikan kontribusi signifikan pada peningkatan motivasi kerja gurudan kinerja guru (Heriswanto, Jurnal Aksara Public, Vol. 3 No. 3 edisi Januari 2018). Artinya,

Hasil temuan dari penelitian ini adalah pendidik yang memiliki kompetensi pedagogik yang baik dan motivasi kerja yang tinggi, maka kinerja pendidik akan teroptimalisasikan secara konferhensif dan lebih cepat tercapainya peningkatan kualitas pendidikan. Dan sebaliknya, jika pendidik tidak memiliki kompetensi pedagogik yang tidak baik dan motivasi kerja yang rendah, maka kinerja pendidik dikatakan tidak baik atau tidak berkualitas.

KESIMPULAN

Hasil temuan dari penelitian ini adalah pendidik yang memiliki kompetensi pedagogik yang baik dan motivasi kerja yang tinggi, maka kinerja pendidik akan teroptimalisasikan secara konferhensif dan lebih cepat tercapainya peningkatan kualitas pendidikan. Dan sebaliknya, jika pendidik tidak memiliki kompetensi pedagogik yang tidak baik dan motivasi kerja yang rendah, maka kinerja pendidik dikatakan tidak baik atau tidak berkualitas.

UCAPAN TERIMA KASIH

Dalam penelitian ini penulis mengucapkan beribu-ribu uacapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penyelesaian jurnal ini, diantaranya adalah :

  1. Ibu Dr. Istikomah, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Agama Islam.
  2. Bapak Dr. Budi Haryanto, M.Pd. selaku Kaprodi Magister Manajemen Pendidikan Islam.
  3. Bapak Dr. Nurdiansyah. M.pd. selaku pembimbing artikel dari perumusan judul hingga selesai artikel ini.
  4. Bapak Mukhammad Yusuf, S.H.I. selaku kepala sekolah SMP Muhammadiyah 4 Gempol yang telah mengizinkan peneliti untuk melakukan penelitian di lembaganya.
  5. Bapak/Ibu guru SMP Muhammadiyah 4 Gempol yang sudah bersedia sebagai subyek penelitian dalam penelitian ini.
  6. Seluruh teman-teman seperjuangan S2 MADIN yang telah memberikan support sehingga artikel ini bisa terselesaikan.

References

  1. Marno dan Triyo Supriyatno. Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan Islam. 2013. Bandung : PT Refika Aditama.
  2. Mulayasa, Enco. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. 2013. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
  3. Salirawati, Das. Smart Teaching. 2018. Jakarta : Bumi Aksara.
  4. Darmawan, Deni. Metode Penelitian Kuantitatif. 2019. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. 1989. Bandung : Remadja Karya.
  5. Musfiqon, M. Panduan Lengkap Metodologi Penelitian Pendidikan. 2012. Jakarta : Prestasi Pustaka Publisher.
  6. Usman, M. U. Menjadi Guru Profesional. 2002. Bandung : Remaja Rosda Karya.
  7. Hoy, W. K. Dan Miskel G. C. Eduacational Administration Theory, Research and Practice. Singapore : Mc. Graw Hill.
  8. Santosa, Paulus Insap. Motode Penelitian Kuantitatif. 2018. Yogyakarta : Andi.
  9. Flutter, Julia. 2004.
  10. Sahlberg, Pasi 2011.
  11. Yusuf, Soewadji. Pengantar Metode Penelitian. 2012. Mitra Wacana Media.